
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kader pergerakan adalah manusia hebat yang memiliki kecerdasan dan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya, jika sekarang masih belum mendapatkan pekerjaan yang mapan karena mungkin anda belum berbuat dan melakukan sesuatu dengan semangat dan serius.
Kader pergerakan harus berfikir rasional dengan dirinya sendiri. Artinya kemampuan apa yang dimiliki lakukan, jika ada kendala bertanyalah. Suatu saat orang tidak bisa membedah problematika pribadi karena ada rasa egois dalam hatinya.
Advertisement
Kader Pergerakan harus bekerja, bekerja adalah sebuah kenyataan hidup untuk mendapatkan uang untuk kepentingan pribadi. Membiasakan bekerja membuat orang dinamis dalam berfikir dan bersikap. Karena orang yang memiliki penghasilan akan lebih tenang dalam hidup.
Kader pergerakan selalu berusaha hidup mapan walau tidak harus kaya. Kemapanan adalah simbol bahwa kita sampai pada kewajaran sebagai orang hidup. Cukup sandang pangan papan merupakan tujuan awal seseorang untuk menuju kemuliaan akhirat.
Kader pergerakan selalu mengingat bagaimana berjuang bersama saat proses pengkaderan dengan memaknai sebungkus nasi di makan bersama. Makmur bersama dan sukses bersama merupakan cita cita mulia yang harus dilakukan agar masa depan anak anak kita terjamin. Kalau bukan teman sendiri siapa lagi yang membantu kita sukses.
Kader pergerakan yang sudah mapan selalu berusaha memperjuangkan kesejahteraan sahabatnya yang belum mapan. Karena hanya uluran tangan sahabat yang akan menarik kita dari lubang kesedihan.
Kader pergerakan harus selalu ingat bagaimana memperjuangkan ideologi, nilai dasar pergerakan dan berjuang tegaknya Islam Aswaja. Maka setiap kader harus menjadi cahaya yang bisa menyinari kegelapan di sekelilingnya.
Kader Pergerakan tidak berfikir kesuksesan dirinya sendiri, namun akan selalu berfikir kemajuan bersama dan sukses bersama untuk memperjuangkan agama Allah.
Kader pergerakan berjalan menuju kehidupan yang bahagia dunia akhirat, maka kebaikan hati, persahabatan dan saling membantu merupakan kepribadian guna membawa kemaslahatan dunia akhirat.
Sekedar renungan tidak perlu ditanggapi macam macam apalagi sangat serius, bagi yang sudah merasa tua dia akan memahami makna hidup yang telah dijalani, dan merasakan dalam hati “Ternyata Hidup Begitu Singkat”.
Salam Tangan Terkepal dan Maju Ke Muka!
***
*) Oleh : HM BASORI M.Si., Alumni PMII Cabang Kediri 92 Direktur Sekolah Perubahan.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |