Kopi TIMES

Menggali Nilai Pendidikan dalam Ibadah Haji

Jumat, 14 Juni 2024 - 14:53 | 57.10k
Dede Ahmad Muhtarom, M.Pd., Konsultan Pendidikan dan Mudir Rumah Qur’an Munzalan Bogor.
Dede Ahmad Muhtarom, M.Pd., Konsultan Pendidikan dan Mudir Rumah Qur’an Munzalan Bogor.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BOGOR – Musim haji 2024 sudah tiba. Tentu saja musim ini merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Pada sebagian umat Islam, ibadah haji menjadi salah satu ibadah yang menempati kedudukan istimewa dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya minat masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji di mana jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.

Kuota haji di Indonesia tahun ini mencapai 241.000 jemaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Ini merupakan kuota haji terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia (Kompas, 11/6/2024).

Advertisement

Setiap tahun umat Islam dari seluruh penjuru dunia datang ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukan Islam yang kelima. Orang-orang yang dipanggil ke tanah suci patut bergembira dan bersyukur karena telah diberikan kesempatan menjadi tamu Allah Swt. 

Kewajiban ibadah haji secara langsung diperintah Allah Swt dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 96: Di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.

Ibadah haji merupakan salah satu bentuk ibadah yang cukup penting dalam ajaran Islam. Seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji, secara spiritual telah sempurna keislamannya. Islam memandang secara seimbang antara nilai materi dengan spiritual. Maka seseorang yang telah sempurna amal ibadahnya dengan berhaji akan sempurna pula amal usaha keduniaannya.

Nilai-Nilai Pendidikan

Menurut Jauharul Ma’arif (2016), dengan melaksanakan ibadah haji seseorang dididik oleh Allah Swt dengan berbagai macam pendidikan untuk mencapai kesempurnaan diri sebagai manusia. Setelah melaksanakan ibadah haji, seseorang akan menjadi manusia dengan berbagai kompetensi yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup yang semakin kompleks.

Ibadah haji menjadi pusat komunikasi, pelatihan, pendidikan, dan pembentukan kepribadian umat Islam. Ibadah haji merupakan kesempatan bagi umat untuk membebaskan diri dari egoisme, kelalaian, dan ketergantungan terhadap aspek keduniawian. Musim haji dapat menjadi pelatihan jangka pendek untuk mendidik manusia menjadi pribadi yang lebih baik. 

Ibadah haji mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari:

Pertama, keseimbangan dalam kehidupan. Ibadah haji mengajarkan keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Hal ini dikarenakan dalam ibadah haji melibatkan semua potensi yang ada pada diri manusia, yaitu jasmani, rohani dan harta. 

Kedua, kesetaraan. Prinsip kesetaraan tercermin jelas dalam pelaksanaan ibadah haji di mana umat Islam dari berbagai ras, bahasa, warna kulit dan organisasi berkumpul di satu tempat yang suci. Pakaian mereka sama, mengerjakan pekerjaan yang sama pada waktu dan tempat yang sama pula.

Ketiga, saling mengenal. Ibadah haji merupakan tempat bertemu dan berkumpulnya manusia dari berbagai bangsa dan negara dengan berbagai ragam budaya dan bahasa. Ini merupakan pendidikan berharga untuk saling mengenal satu sama lain. Dari proses saling mengenal inilah akan terjalin persaudaraan (ukhuwah) yang erat antar sesama muslim.

Keempat, persatuan umat. Ketika seseorang melaksanakan ibadah haji akan terjalin persatuan tanpa mengenal asal negara, bangsa, suku, etnis, politik, golongan, organisasi, bahkan madzhab. Di musim ibadah haji inilah seluruh umat Islam bersatu dan bersama-sama menjalankan ibadah dengan satu tujuan, yaitu mengagungkan kebesaran Sang Pencipta. Pesan persatuan ini mesti terus berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam harus hidup dalam keharmonisan dan tidak boleh bercerai-berai karena perbedaan suku, bangsa, politik, dan organisasi. 

Kelima, kedisiplinan. Ibadah haji mengajarkan kita tentang kedisiplinan. Sebab, ibadah haji dilaksanakan dengan aturan-aturan, waktu dan tempat yang telah ditentukan. Jika tidak melaksanakannya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka akan terkena denda bahkan bisa jadi ibadah hajinya tidak sah.

Akhirnya, semoga ibadah haji kali ini benar-benar menjadikan para jamaah sebagai haji mabrur dan mampu mengambil pelajaran berharga dari seluruh rangkaian ibadah haji. Begitu banyak nilai-nilai pendidikan dalam ibadah haji yang dapat kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. 

***

*) Oleh : Dede Ahmad Muhtarom, M.Pd., Konsultan Pendidikan dan Mudir Rumah Qur’an Munzalan Bogor.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES