Kopi TIMES

Memahami Haji di Masyarakat

Selasa, 18 Juni 2024 - 18:18 | 20.88k
HM Basori M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy
HM Basori M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tidak semua orang bisa memahami atas apa yang ditakdirkan Allah pada seseorang, namun hampir semua orang dengan mudah memberikan komentar atas apa yang terjadi pada seseorang. Maka Islam melarang untuk ghibah dan berburuk sangka, semata mata agar tidak memiliki penyakit hati (Iri dengki jahil dll).

Sebagai makhluk memang kita ini ibarat wayang, bagaimana dalam memainkan peran dan lakon wayang. Demikian juga peristiwa dan perilaku yang kita lakukan tidak lepas dari Qodlo dan Qodar Allah, walaupun manusia diberi kewenangan untuk Ikhtiar dalam rangka berusaha, mungkin takdir Allah akan lain ketika kita berusaha untuk menjadi lebih baik. 

Advertisement

Dari gambaran di atas kita memahami secara umum perjalanan hidup manusia atau apa yang terjadi pada diri kita. Maka kalau ada pertanyaan kenapa orang sudah haji atau sudah ke Makkah Madinah kok tetap melakukan dosa dan maksiat?

Ibadah haji itu melakukan ibadah, sama seperti ketika kita melakukan ibadah solat (maksudnya melakukan perintah Allah) namun dalam ibadah haji seseorang benar-benar berjuang memenuhi rukun dan wajib haji yang penuh perjuangan. Sehingga, merasakan dan memahami hakikat hidup. Karena proses dan perjuangannya hingga selesai membutuhkan fisik yang kuat dan sehat.

Dari proses yang berat tersebut, maka melahirkan kesadaran Ilahiyah bahwa hidup itu perjuangan dan untuk mendapatkan kemuliaan perlu perjuangan. Setelah kembali di tanah air, melakukan aktifitas seperi biasa dengan berbagai pernik dan dinamika hati yang bermacam macam. 

Sementara iman manusia kadang berkurang dan kadang bertambah. Maka ketika seseorang melakukan salah dan dosa walau selesai ibadah haji atau sebutan haji atau hajah, itu berarti iman seseorang dalam cobaan. Disisi lain kontrak setan dengan Allah untuk menggoda anak adam sampai hari kiamat. 

Jika manusia imannya pas tipis pasti setan bisa masuk, namun jika Allah memberikan  iman yang tebal dan keyakinan iman yang kuat, maka orang tersebut akan selalu dalam kebaikan dan lolos dari godaan setan. 

Ibadah haji memang benar benar mereformasi keimanan seseorang, memahami hakikat hidup, belajar digiring di Padang mahsyar, memahami hidup tanpa kemewahan, hidup dalam keterbatasan dan potret manusia ketika hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Jika mereka menjalani dengan kesadaran dan sepenuh hati, maka jiwa islami seseorang akan kokoh yang kuat. 

Maka setelah wukuf hingga selesai tahalul dan mendapat sebutan haji, orang dinyatakan bersih dari dosa (suci seperti bayi baru lahir). Untuk menjaga kesucian para jamaah haji, setelah di rumah untuk menjaganya dengan senang berjamaah, senang ngaji Al Quran, berbuat baik dengan orang lain, senang ber Shodaqoh, senang berjuang untuk menegakkan agama Allah dan kebaikan lainnya. 

Logikanya jika semua kebaikan di atas dilakukan, iman seseorang stabil, hidup jauh dari maksiat dan selalu dalam kebahagiaan. Itulah idealnya sikap dan perilaku seseorang yang telah menunaikan rukun Islam kelima.

Panggilan Haji adalah penghargaan seseorang yang berhasil melalui berbagai ujian dalam perjalanan haji, berhasil kembali dalam kondisi selamat ke Tanah Air, kemudian dianggap berhasil mendapat anugerah dan kehormatan. Terlebih, Ka'bah dan Mekkah merupakan kiblat suci umat Islam sedunia.

Maka Islam menggambarkan pentingnya haji Mabrur adalah sebagai tanda bahwa orang tersebut mampu menjaga kesucian, menjaga kebaikan, suka bersedekah, suka berjuang menegakkan agama Allah dan suka membaca Al Quran, menunjukkan bahwa Keislamannya sempurna. 

Maka untuk melihat seseorang mendapatkan predikat haji mabrur apa tidak, lihat saja bagaimana dia menjaga kesucian dirinya untuk menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan memiliki semangat untuk selalu berbuat baik dimanapun dia berada. 

***

*) Oleh : HM Basori M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES