Kopi TIMES

Tantangan Keamanan Pusat Data Nasional

Selasa, 02 Juli 2024 - 13:00 | 47.52k
Sugiyarto, S.E., M.M, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
Sugiyarto, S.E., M.M, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TANGERANG – Tidak lama setelah pemerintah mengumumkan untuk memerangi judi online, beberapa hari kemudian ada berita bahwa Pusat Data Nasional (PDN) diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab (hacker). Hal ini diketahui setelah ramai terjadi antrian panjang di bandara Internasional Soekarno Hatta, khususnya pada jalur pemeriksaan imigrasi pada jalur perjalanan internasional. Usut punya usut, ternyata pemeriksaan dokumen paspor dilakukan secara manual, dan berhembus kabar ini efek dari pusat data yang tidak bisa akses.

Apakah ini ulah dari para bandar judi online yang merasa bisnis mereka terganggu? Sebaiknya kita serahkan kepada Mabes Polri untuk melakukan investigasi terhadap permasalahan ini. Sebagai warga negara, tentu kecewa dengan adanya peretasan data yang seharusnya memiliki tingkat pengamanan tinggi. 

Advertisement

Sangat disayangkan bila sumber data nasional yang seharusnya bisa dilindungi secara maksimum oleh lembaga yang berwenang, bisa diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan beredar kabar bahwa peretas meminta tembusan yang nilainya mencapai milyaran rupiah.

Sehingga muncul pertanyaan dari masyarakat terkait dengan kompetensi orang-orang yang bekerja pada kementerian dan lembaga yang memiliki tugas menjaga data nasional tersebut. Kita menyadari bahwa pada era modern di mana semua kegiatan bisa dilakukan secara digital, selain lebih praktis dan lebih mudah dalam beraktifitas, sesungguhnya transaksi digital juga rawan diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Bagi pengguna e-banking, harus selalu waspada dengan tidak menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal atau jangan membuka pesan WhatsApp dalam bentuk aplikasi tertentu dari nomor yang tidak Anda kenal.

Kita harus melindungi data diri kita dari kemungkinan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk ketika kita menerima email dari sumber yang tidak dikenal. Sebaiknya tidak perlu dijawab atau langsung dihapus, serta lakukan restart smartphone Anda seminggu sekali.

Pusat data nasional yang berisi data masyarakat secara hukum merupakan data yang wajib dilindungi secara maksimal. Kebocoran sebenarnya tidak perlu terjadi jika pemerintah, khususnya kementerian dan lembaga terkait, maksimal dalam menjalankan tugasnya. Kita yakin bahwa Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang mumpuni dalam bidang informasi teknologi yang memiliki kemampuan untuk melindungi data nasional. 

Anak-anak hebat ini perlu dibuatkan wadah dan bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk melindungi pusat data nasional. Jangan sampai potensi kemampuan yang mereka miliki digunakan untuk kegiatan negatif. Kita bisa mencontoh Google dalam menjaga keamanan aplikasi mereka melalui sayembara (kompetisi) untuk masyarakat yang bisa menemukan celah (kelemahan) sistem mereka, diberikan hadiah menarik.

Metode Google ini perlu diambil, tiru, dan modifikasi (ATM) sebagai cara untuk mengetahui kelemahan sistem pusat data nasional yang dikelola kementerian dan lembaga terkait. Kita senang ketika pimpinan Imigrasi Indonesia menyampaikan bahwa data mereka aman karena secara berkala dilakukan backup secara konsisten, sehingga ketika terjadi permasalahan, mereka bisa menggunakan cadangan data tersebut. Bagaimana dengan instansi lain yang tidak melakukan backup data? Tentu akan lebih lama cenderung tidak bisa dilakukan recovery.

Sudah saatnya pemerintah dalam menempatkan pejabat untuk memimpin sebuah kementerian atau lembaga lebih mengedepankan kompetensi calon yang memiliki latar belakang dengan pengalaman yang baik pada bidang yang akan dipimpin. Walaupun yang dibutuhkan bagi seorang pemimpin adalah kemampuan leadershipnya, namun akan menjadi nilai tambah bila seorang pemimpin memiliki kemampuan teknis yang akan membuat kinerja organisasi menjadi lebih produktif.

Yang tidak kalah penting adalah bagaimana memberdayakan anak-anak bangsa yang memiliki potensi dan kemampuan di bidang pemrograman (coding) dilibatkan serta diberikan peran dalam menjaga pusat data nasional untuk melawan para peretas. Mekanismenya bisa diatur sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan. 

Kami yakin banyak anak Indonesia yang memiliki kemampuan yang sama dengan para peretas data. Agar bakat anak bangsa ini bisa tersalurkan dengan baik dan lebih bermanfaat, maka harus diberikan tempat untuk berbagi ilmu dan pengalaman mereka dalam menghadapi peretas data.

***

*) Oleh : Sugiyarto, S.E., M.M, Dosen Fakultas  Ekonomi  dan Bisnis Universitas Pamulang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES