Kopi TIMES

Mengintegrasikan Pendidikan Lingkungan dalam Kebijakan Nasional: Mendidik Generasi Hijau

Selasa, 09 Juli 2024 - 19:33 | 289.54k
Dr. Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), Penggiat Literasi dan Riset Manuskrip Nusantara.
Dr. Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), Penggiat Literasi dan Riset Manuskrip Nusantara.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah krisis lingkungan global yang semakin mendesak, integrasi pendidikan lingkungan dalam kebijakan nasional menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Awal tahun pelajaran 2024/2025 adalah momen yang tepat bagi Indonesia untuk memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan dengan menanamkan nilai-nilai ekologis pada generasi muda.

Pendidikan lingkungan yang terintegrasi dalam kurikulum nasional tidak hanya akan membekali siswa dengan pengetahuan tentang isu-isu lingkungan tetapi juga akan membentuk sikap dan perilaku yang mendukung pelestarian alam. Langkah ini penting untuk menciptakan generasi hijau yang sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Advertisement

Pendidikan lingkungan memainkan peran penting dalam menciptakan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Dalam konteks Indonesia, yang kaya akan keanekaragaman hayati namun juga rentan terhadap berbagai bencana alam, pendidikan lingkungan menjadi semakin krusial.

Siswa perlu dibekali dengan pengetahuan tentang cara melindungi lingkungan, mengurangi dampak negatif aktivitas manusia, dan mengembangkan solusi inovatif untuk masalah lingkungan. Pendidikan ini tidak hanya relevan bagi mata pelajaran tertentu tetapi harus diintegrasikan ke seluruh spektrum kurikulum untuk membangun pemahaman holistik tentang keberlanjutan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Tahun pelajaran 2024/2025 kebijakan pendidikan nasional seharusnya lebih mencakup strategi komprehensif untuk mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam semua tingkat pendidikan. Ini dimulai dengan revisi kurikulum yang menggabungkan topik-topik lingkungan ke dalam mata pelajaran sains, geografi, dan studi sosial, serta mengaitkan konsep keberlanjutan dengan matematika, bahasa, dan seni.

Selain itu, pendidikan lingkungan harus mencakup pendekatan interdisipliner yang mendorong siswa untuk melihat keterkaitan antara manusia dan lingkungan. Pendekatan ini akan membantu siswa memahami dampak tindakan mereka terhadap alam dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan yang lebih ramah lingkungan.

Salah satu cara efektif untuk mengajarkan pendidikan lingkungan adalah melalui pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman lapangan. Kebijakan pendidikan nasional harus mendorong sekolah-sekolah untuk melibatkan siswa dalam proyek-proyek lingkungan lokal, seperti penghijauan, pengelolaan sampah, dan konservasi air. Melalui kegiatan ini, siswa dapat melihat langsung dampak positif dari tindakan mereka dan mengembangkan keterampilan praktis yang berguna. Selain itu, kunjungan lapangan ke taman nasional, hutan, dan ekosistem lain dapat memberikan pengalaman nyata yang menginspirasi siswa untuk peduli terhadap lingkungan.

Keberhasilan integrasi pendidikan lingkungan juga bergantung pada kemampuan guru untuk mengajarkannya secara efektif. Oleh karena itu, kebijakan nasional harus mencakup program pelatihan dan pengembangan profesional yang khusus dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam pendidikan lingkungan.

Guru perlu dibekali dengan pengetahuan terbaru tentang isu-isu lingkungan dan metode pengajaran yang inovatif. Pelatihan ini juga harus mencakup cara-cara untuk mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada dan mendorong kolaborasi antara guru dari berbagai disiplin ilmu.

Mengintegrasikan pendidikan lingkungan tidak bisa hanya dilakukan oleh sekolah dan pemerintah saja. Diperlukan kolaborasi dengan komunitas lokal, LSM, dan sektor swasta untuk menciptakan program pendidikan yang lebih kaya dan bermakna. Perusahaan bisa mendukung dengan menyediakan sumber daya, teknologi, dan peluang magang bagi siswa untuk belajar tentang praktik bisnis yang berkelanjutan.

LSM dapat membantu dengan memberikan materi pendidikan, pelatihan, dan kesempatan untuk terlibat dalam proyek lingkungan. Komunitas lokal dapat berperan dalam memberikan konteks nyata dan relevan bagi siswa, serta membantu dalam pelaksanaan proyek lingkungan di tingkat lokal.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Untuk memastikan bahwa integrasi pendidikan lingkungan dalam kebijakan nasional efektif, diperlukan mekanisme evaluasi dan pengukuran dampak yang komprehensif. Pemerintah harus menetapkan indikator kinerja utama (IKU) yang mencakup peningkatan pengetahuan dan kesadaran lingkungan di kalangan siswa, perubahan perilaku ramah lingkungan, dan kontribusi nyata terhadap proyek-proyek lingkungan.

Evaluasi berkala harus dilakukan untuk menilai kemajuan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Hasil evaluasi ini harus digunakan untuk menyempurnakan kebijakan dan program, serta untuk memastikan bahwa tujuan jangka panjang tercapai.

Dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan dalam kebijakan nasional 2024, Indonesia dapat membangun fondasi yang kuat untuk menciptakan generasi hijau yang sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Generasi ini akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi tantangan lingkungan di masa depan dan untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Melalui komitmen bersama dari pemerintah, sekolah, guru, komunitas, dan sektor swasta, pendidikan lingkungan dapat menjadi kekuatan pendorong untuk perubahan positif yang akan melindungi dan melestarikan alam Indonesia untuk generasi yang akan datang.

Integrasi pendidikan lingkungan dalam kebijakan nasional tahun 2024 adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga lingkungan, Indonesia dapat memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan lingkungan global dan berkontribusi pada persemakmuran bangsa. Pendidikan lingkungan yang terintegrasi, interdisipliner, dan berbasis proyek akan membentuk generasi hijau yang siap untuk mengambil tanggung jawab dalam pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), Penggiat Literasi dan Riset Manuskrip Nusantara.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES