
TIMESINDONESIA, BLORA – Kontestasi Pilkada di Blora, dikhawatirkan muncul hanya satu pasangan calon. Panggung politik dikuasi oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjadi pemilik kursi terbanyak pada Pemilu 14 Februari 2024 kemarin.
Berbekal 11 Kursi, PKB menjadi satu-satunya yang bisa mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati sendiri. Apalagi PKB kembali mengusung Arief Rohman yang juga Bupati Blora saat ini. Sebagai Bupati, jelas seluruh akses kekuasaan telah dalam genggaman, tidak terkecuali birokrasi.
Advertisement
Modal selama memimpin Blora sejak Februari 2021, menjadi amunisi yang kuat. Belum lagi masifnya aktivitas Bupati yang menampilkan segala kegiatan, mulai dari kegiatan kedinasan ataupun kegiatan non dinas. Seperti mendatangi mantenan, sedekah bumi, termasuk tagline diplomasi kuliner yang menjadi salah satu andalan agar bisa berkontribusi “membangun” Blora.
Tinggal klik, langsung mudah ditemukan hampir di setiap platform media sosial, selain akun pribadinya. Akun-akun medsos lainnya banyak yang merepost setiap unggahan yang ada.
Dalam Bahasa komunikasi hal itu menimbulkan dampak yang cukup positif dikalangan masyarakat, terkhusus generasi muda.
Setelah Pileg, Bupati juga makin rajin menjalin silaturahmi dan komunikasi dengan pimpinan parpol yang ada. Dalam catatan saya hanya tinggal Pimpinan Partai PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra dan Demokrat.
Apa Kekuatan Arief Rohman yang akan menjadi calon petahana:
Pertama, Politik, kemenangan PKB dengan perolehan 11 kursi seakan menjadi jaminan. Hal ini bisa memberikan rasa nyaman dan percaya diri. Sehingga bebas dalam menentukan siapa yang akan menjadi wakilnya.
Bahkan NasDem, PKS bisa dipastikan mengusung Arief Rohman sebagai Calon Bupati Blora. Untuk partai lainnya PPP, PAN dan Perindo hanya menunggu waktu saja.
Perindo dan PAN pasti akan mengusung, lantara Ketua kedua parpol tersebut menjadi Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) yang dibentuk Bupati Blora pasca Pilkada 2020.
Road show dan diplomasi politik tersebut, tentunya bisa dibaca sebagai Langkah agar tidak ada calon lainnya yang akan berkontestasi Pilkada Blora. Sehingga semakin memudahkan dan melenggang mulus menjadi Bupati Blora untuk periode kedua.
Pilkada 2024 memang menjadi kekuatan signifikan bagi petahana. Diperkuat dengan pasangannya saat ini yang belum nampak untuk maju sebagai calon Bupati.
Kedua, Sosiologis, selama menjadi Bupati, nuansa kemasyarakatan yang gayeng menjadi perbincangan publik. Kerap hadir dan menyapa masyarakat dalam setiap kegiatan.
Mulai dari hajatan warga, sedekah bumi, sampai pada menikmati kuliner yang ada di pelosok-pelosok.
Kegiatan kemasyarakatan itu bahkan dapat dilihat langsung selama 24 jam, melalui media sosialnya yang dikelola secara baik. Mulai kegiatannya dari bangun tidur sampai akan tidur lagi secara gamblang muncul di ruang maya.
Kuliner inilah yang kemudian muncul istilah diplomasi kuliner yang kini menjadi buku. Nampaknya memang tepat dan memberikan hasil.
Saya jadi ingat cerita dari orang lingkaran dekat Bupati yang kerap mengikuti perjalanan diplomasi Arief Rohman. Setiap melakukan perjalanan ke Jakarta atau lainnya. Pasti selalu membawa kuliner khas blora.
Aneka macam kuliner itu dibawa dengan mobil tersendiri, meski Bupati naik pesawat. Ada rombongan yang memang khusus naik mobil dengan membawa kuliner tadi.
Setelah sampai di tujuan baru, kuliner itu nantinya diberikan kepada pejabat yang ada di Jakarta.
Pendekatan sosiologis ini tergolong langka dan unik. Dampaknya memang bisa memberikan kesan dan citra yang baik dikalangan masyarakat.
Ketiga, Ideologis, berlatar belakang Nahdliyin dan pesantren maka secara ideologis merepresentasikan santri yang menjadi mayoritas masyarakat di kota Blora.
Banyaknya kegiatan keagamaan melalui istighosah dan bersholawat telah memberikan pesan bahwa ideologis santri melekat pada Arief Rohman.
Bahkan bersholawat ini menjadi menu wajib dalam kegiatan yang ada di setiap desa, instansi, hingga dusun pun mengadakan bersholawat.
Kalau dihitung bisa-bisa 295 Desa/kelurahan sudah pernah melakukan kegiatan bersholawat. Yang tiap kegiatan hampir dipastikan selalu dipadati ribuan warga yang hadir. Dukungan NU dan pesantren ini menjadi kekuatan tersendiri.
Menanti Keberanian Gerindra, Golkar dan PDI Perjuangan Siapa lawan Arief Rohman nantinya, itulah pertanyaan yang saat ini terus mengemuka.
Jika Arief nantinya diusung oleh PKB, NasDem, PKS, Perindo, PPP. Jika digabung memiliki 23 kursi. Apakah parpol lainnya yang memiliki kursi di DPRD Blora akan takut mengusung calon sendiri..? pertanyaan yang sulit dijawab memang.
Tapi semuanya itu berharap pada keberanian Partai Gerindra dan Partai Golkar. Jika koalisi mengusung sendiri sudah memenuhi karena memiliki 10 kursi.
Kedua parpol inilah yang berpotensi menggagalkan adanya calon Tunggal. Asalnya ada keberanian untuk mengusung calon sendiri. Yang mencuat ada Aan Rochayanto sebagai bacabup dan Prayoga Nugroho,Siswanto, atau kandidat lain (Bacawabup).
Memilih mengusung calon sendiri idealnya memang harus dilakukan oleh Gerindra dan Golkar. Meski tentu saja Arief Rohman akan melakukan diplomasi agar tidak ada calon lain selain dirinya.
Jika dilihat memunculkan Aan Rochayanto yang merupakan tokoh muda dan pebisnis tentu bisa menjadi pilihan. Begitu juga dengan kandidat lainnya. Seperti Abu Nafi yang juga politikus PPP.
Jika Abu Nafi berpasangan dengan Aan Rochayanto tentu akan sengit kontestasi Pilkada di Blora.
Bagaimana dengan PDI Perjuangan yang memiliki 8 kursi, kali ini PDI Perjuangan nampaknya belum ada geliat memunculkan. Apakah Tri Yuli S yang saat ini menjadi Wabup akan diajukan atau tidak, masih sebatas obrolan di ruang publik.
Teka-teki apakah calon Tunggal tentu baru bisa dijawab setelah pendaftaran Pasangan Calon resmi dibuka pada 27 – 29 Agustus 2024 (PKPU Nomor 2 tahun 2024).
Jika Calon Bupati dan Wakil bupati lebih dari satu tentu akan membuat Pilkada Blora lebih ramai dan menarik. Daripada hanya calon Tunggal dan melawan kotak kosong. Anda boleh beda!
***
*) Oleh : Sugie Rusyono, S.I.P., Koordinator Daerah Blora Akademi Pemilu dan Demokrasi, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Muhammadiyah Blora.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sholihin Nur |