Kopi TIMES

Arabika atau Robusta, Manakah yang Terbaik?

Senin, 22 Juli 2024 - 11:46 | 25.25k
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PADANG – Kopi merupakan salah satu minuman yang paling popular di dunia karena setiap orang menikmati efek stimulasi dan aromatiknya setiap hari. Dengan popularitas tersebut, kopi yang berasal dari biji ceri merah famili Rubiaceae menjadi paling penting dari segi ekonomi baik di Indonesia maupun Dunia. 

Kopi ditanam di wilayah tropis dan subtropis seperti Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika. Buah kopi dapat dipanen berulang kali setiap tahun ketika warnanya sudah menjadi merah cerah, mengkilat, dan keras. 

Advertisement

Biji kopi yang umum dan paling banyak digunakan untuk di sangrai adalah robusta dan arabica. Kedua jenis kopi tersebut memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing sehingga banyak konsumen yang bertanya-tanya, manakah yang lebih baik?

Pertanyaan itu datang terutama pada penikmat kopi pemula. Bagi penikmat kopi pemula atau yang sensitif memiliki kesamaan dengan orang yang sama sekali tidak menyukai kopi. Hal ini karena mereka tidak tahan dengan pahitnya kopi. Namun bagi para peminum kopi, mereka paham bahwa rasa pahit kopi tidak selalu buruk. 

Perbedaan rasa ini lah yang membuat fakta bahwa rasa minuman memberikan perbedaan karakteristik dan berhubungan dengan tingkat kesukaan. Bagaimana dengan produksi dan harga jual? Apakah berhubungan dengan tingkat rasa konsumen atau tingkat sensitivitas pada saat tanam? Arabika atau Robusta, manakah yang terbaik?

Karakteristik Penanaman

Dalam hal produksi biji kopi Arabika, perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa pohon kopi Arabika yang sensitif tumbuh cukup tinggi, memiliki lingkungan dengan suhu konstan yang terpelihara dengan baik dalam kisaran 15 hingga 24° C dan memiliki persediaan naungan dan kelembapan yang cukup. Itulah alasan mengapa kopi Arabika diproduksi di dataran tinggi, terkadang di lereng gunung, dan seringkali dikelilingi pepohonan untuk melindunginya. 

Selain itu, karena kerapuhannya, tanaman kopi arabika rentan terserang hama, suhu dingin, atau penanganan yang buruk
Robusta yang berasal dari kata robust, sesuai dengan namanya, adalah kopi yang kuat. 

Kopi robusta menyumbang hampir 30% dari kopi yang diproduksi di seluruh dunia. Kopi Robusta ditanam di ketinggian yang lebih rendah dibandingkan arabika, yaitu sekitar 300 dan 800 meter di atas permukaan laut. Ia juga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap hama dan penyakit sehingga memiliki hasil yang lebih tinggi.

Rasa, Kandungan Kafein, dan Harga

Kopi Arabika memiliki rasa yang lebih beragam, rasa yang lembut dan manis dan sebagian besar memiliki aroma yang berkembang dan sisa rasa seperti buah. Ia juga memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi, yang membuat arabika terasa renyah dan seperti anggur. 

Arabika memiliki konsentrasi kafein per biji yang rendah yaitu 1,2 hingga 1,5%. Untuk harga, arabika memiliki harga yang lebih mahal karena membutuhkan sumber daya dan energi untuk membudidayakan tanaman kopi arabika.

Kopi robusta memiliki bentuk yang lebih penuh dan profil rasa yang kuat, memiliki aroma yang kurang berkembang dan menyenangkan. Keasamannya lebih rendah dibandingkan arabika, yang berarti rasanya lebih keras, sehingga kurang diminati.

Robusta memiliki konsentrasi kafein yang lebih tinggi yaitu 2,2 - 2,7% per biji. Tetapi, robusta memiliki harga yang lebih murah karena mudah di budidayakan. Oleh karena itu, biasanya robusta digunakan sebagai komponen tambahan atau campuran dalam pembuatan kopi bubuk ataupun instant.

Manakah yang Terbaik?

Pemilihan kopi yang terbaik tergantung pada preferensi pribadi penikmat kopi. Jika penikmat kopi lebih menyukai kopi yang lembut dan manis, maka Arabika adalah pilihan yang lebih baik. Jika Kita mencari kopi yang kental dan pekat, maka Robusta adalah pilihan yang lebih baik. 

Selain itu, pemilihan biji kopi arabika atau robusta juga bisa berdasarkan cara menyeduh dan harga. Dari segi cara menyeduh, biji arabika paling cocok untuk kopi tetes, kopi tuang, dan kopi seduh dingin. Biji Robusta lebih cocok untuk minuman espresso. 

Segi biaya, biji arabika lebih mahal dibandingkan biji Robusta. Biji Arabika lebih sulit ditanam dibandingkan biji Robusta, sehingga seringkali harganya lebih mahal di belahan dunia manapun.

***

*) Oleh : Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES