
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kebaya adalah busana tradisional Indonesia yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda dan terus berkembang hingga saat ini. Secara umum, kebaya terdiri dari atasan berupa blus panjang dengan lengan pendek atau panjang, yang terbuat dari kain tipis dan halus seperti brokat, satin, atau sutra. Bagian depan kebaya sering kali dihiasi dengan sulaman atau bordir yang rumit dan indah.
Kebaya dipadukan dengan kain sarung atau batik untuk bagian bawahnya, tergantung pada tradisi dan kebiasaan setiap daerah di Indonesia. Penggunaan kebaya biasanya disesuaikan dengan acara dan kegiatan tertentu, seperti upacara adat, pernikahan, atau acara resmi lainnya.
Advertisement
Kebaya juga sering dianggap sebagai simbol keanggunan dan keelokan, serta memperlihatkan keindahan kerajinan tangan dan seni rupa tradisional Indonesia.
Desain kebaya sangat beragam, tergantung pada asal usul geografis dan budaya masyarakat di Indonesia. Sebagai contoh, kebaya Bali memiliki ciri khas dengan hiasan bordiran yang kaya warna dan motif yang menggambarkan alam dan mitologi lokal, sedangkan kebaya Jawa cenderung memiliki pola dan warna yang lebih sederhana namun tetap elegan.
Kebaya tidak hanya digunakan di Indonesia, tetapi juga semakin dikenal dan diapresiasi secara internasional sebagai salah satu busana tradisional yang paling indah dan berharga dari Asia Tenggara.
kebaya mencerminkan keterampilan dan keahlian berornamen pembuatnya, serta menunjukkan perpaduan budaya. Misalnya, motif pada kebaya mungkin menampilkan motif tradisional Jawa dan pola batik seperti buah lontar, atau motif dari budaya Melayu, Cina, India, dan Eropa, seperti bunga, binatang, atau makhluk mitos. Kerajinan dan praktik terkait kebaya ditambahkan ke inventaris warisan budaya tak benda bergabung dengan elemen lain.
Pada tahun 2024 tepatnya 24 Juli, hari kebaya nasional digelar di Sorasenayan, hal ini merupakan bentuk apresiasi dan Langkah memberdayakan kebudayaan yang ada di Indonesia. Pelaksanaan tersebut merupakan hasil Keputusan presiden Pada Tanggal, 4 Agustus 2023 melalui Keputusan Presiden No. 19, bahwa setiap tanggal 24 Juli Peringatan Hari Kebaya Nasional.
Kongres Wanita Indonesia Republih Indonesia (KOWANI RI), tegas dalam mengambil Keputusan untuk melaksanakan peringatan hari kebaya nasional. Kongres Wanita Indonesia Republik Indonesia (KOWANI RI) merupakan organisasi yang memiliki peran penting dalam advokasi dan pengembangan peran serta perempuan di Indonesia.
Sebagai wadah perempuan Indonesia yang terorganisir secara nasional, KOWANI RI memiliki komitmen dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia, termasuk melalui penghargaan terhadap busana tradisional seperti kebaya. Dalam konteks peringatan Hari Kebaya Nasional, KOWANI RI dapat memainkan peran yang signifikan dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan peringatan tersebut.
Arti dari kebaya merupakan Kesetaraan, pada Sejarah presiden pertama Soekarno mengatakan, kebaya bukan hanya untuk mempercantik diri, melainkan kebaya menggambarkan bahwa Perempuan dan laki-laki setara. Maka Soekarno mengartikan sebagai bentuk dukungan terhadap peran perempuan dan hak Perempuan Indonesia.
KOWANI RI telah melakukan sosialisasi di berbagai universitas, Terkhususnya daerah jabodetabek tentang pelaksanaan perayaan hari kebaya Nasional. Sosialisasi yang di lakukan di universitas ini merupakan Langkah untuk mencari karakter budaya melalui Pendidikan sehingga melali sosialisasi ini mahasiswa dapat mencintai produk Indonesia.
Ketua Umum KOWANI RI, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. dalam Sosialisasinya menyampaikan bahwa ini adalah Langkah untuk melestarikan tradisi secara turun temurun, serta kebaya merupakan wadah kreativitas tanpa menghilangkan nilai kebudayaan di kebaya tersebut.
“Sosisalisasi ini merupakan edukasi kepada Masyarakat luas tentang makna kebaya, serta Langkah persiapan hari kebaya di 24 Juli Mendatang. Dalam perayaan hari kebaya nsional tersebut, KOWANI menghadirkan 7000 Jiwa Perempuan Indonesia Menggunakan Kebaya”, Ucap Giwo Rubianto.
Sosialisasi ini juga merupakan Langkah melakukan filterisasi terhadap kebaya asing yang ada di Masyarakat, sehingga budaya lokal dapat di kembangkan sehingga dapat di lihat oleh dunia. Langkah ini merupakan komitmen KOWANI dan Komunitas Kebaya Indonedia untuk memberikan edukasi lebih pada Masyarakat luas, dan memberdayakan pakaian tradisional Indonesia.
Giwo Rubianto juga menegaskan bahwa, sebagai warga negara Indonesia, harus tegus pada kebudayaan lokal. Dengan maraknya budaya asing masuk di Indonesia membuat tradisi baru di Masyarakat bahkan generasi muda.
“Harapan dari Ibu Bangsa untuk generasi penerus, untuk mencintai produk bangsanya sendiri. Kita lahir di Indonesia tentu harus mencintai warisan budaya Indonesia melalui kebaya”. Harapan giwo rubianto.
KOWANI RI meminta presiden RI, Jokowi Dodo untuk hadi dalam mencanangkan hari kebaya nasional yang pertama di 24 Juli. Bersama ibu berkebaya, kegiatan tersebut tidak hanya pencanangan akan tetapi penggelaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengenai Kebaya. Dapat diketahui bahwa pelaku UMKM merupakan sebagai Perempuan Indonesia.
Perayaan Hari Kebaya Nasional, Akan dirayakan oleh seluruh Indonesia, bahwa di peringatan yang pertama KOWANI Beserta Organisasi Perempuan di Indonesia melakukan perayaan Hari Kebaya secara Megah.
***
*) Oleh : Indra Yunan, Pegiat Kebudayaan.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |