Peringkat 80 dari 143 Negara Sedunia, Indonesia Masih Krisis Kebahagiaan?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan tingkat kebahagiaan warganya. Berdasarkan World Happiness Report hingga pertengahan tahun 2024, Indonesia dengan skor 5,57 menempati peringkat ke-80 dari 143 negara yang terlibat dalam survei indeks kebahagiaan dunia.
Peringkat ini menunjukkan bahwa negara kita masih berada di posisi yang kurang memuaskan dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia.
Advertisement
Peringkat ke-80, jika dilihat secara angka, mungkin terlihat cukup tinggi, namun ini berarti Indonesia belum mencapai setengah dari total negara yang disurvei. Goodstat mencatat, di tingkat Asia Tenggara, tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia berada di peringkat keenam dari sembilan negara yang di survei. Singapura menjadi negara paling bahagia di Asia Tenggara dengan skor 6,52 dan menempati peringkat ke-30 di level dunia.
Meskipun demikian, posisi Indonesia di peringkat ke-80 tidak berarti bahwa negara kita kurang bahagia. Ada beberapa aspek yang menjadi tolak ukur dalam survei World Happiness Report untuk mendapatkan skor kebahagiaan ini. Enam kategori yang digunakan meliputi pendapatan per kapita, dukungan sosial, angka harapan hidup sehat, kebebasan untuk membuat pilihan hidup sendiri, kebaikan penduduk, dan pandangan masyarakat terhadap tingkat korupsi.
Mengalami Tren Positif, Indonesia Semakin Bahagia
Dalam tiga tahun terakhir, skor kebahagiaan Indonesia menunjukkan tren positif. Pada tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-87 dengan skor 5,24. Kemudian, pada tahun 2023, peringkatnya naik ke posisi ke-84 dengan skor 5,28. Hingga pertengahan tahun 2024, skor kebahagiaan Indonesia meningkat lagi menjadi 5,57, menempatkan negara ini di peringkat ke-80.
Tren peningkatan ini merupakan kabar baik bagi Indonesia, menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan masyarakat semakin meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan skor kebahagiaan ini mencerminkan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Dari peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan hingga dukungan sosial yang lebih baik, banyak faktor yang berkontribusi pada kenaikan peringkat kebahagiaan ini. Dengan terus menjaga momentum positif ini, Indonesia dapat berharap untuk mencapai tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi di masa depan.
Usia Mempengaruhi Skor Kebahagiaan di Indonesia
Uniknya, di Indonesia, remaja di bawah usia 30 tahun ternyata lebih bahagia dibandingkan dengan lansia di atas 60 tahun. Berdasarkan sumber yang sama, peringkat kebahagiaan Indonesia untuk remaja di bawah 30 tahun berada di posisi ke-75, sementara untuk lansia berada di urutan ke-79. Hasil peringkat ini menunjukkan bahwa setiap generasi di Indonesia memiliki tingkat kebahagiaan yang berbeda.
Fakta ini menyoroti pentingnya memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh berbagai kelompok usia dalam masyarakat. Remaja mungkin merasa lebih optimis dan memiliki harapan yang lebih besar untuk masa depan, sedangkan lansia mungkin menghadapi tantangan kesehatan dan keterbatasan sosial yang mempengaruhi kebahagiaan mereka.
Seberapa Penting Skor Kebahagiaan bagi Indonesia?
Skor kebahagiaan bukan hanya angka di atas kertas, melainkan cerminan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Meskipun angka ini bukan angka yang bisa dikatakan “valid” jika dilihat dari hanya beberapa aspek yang diteliti, skor ini bisa dijadikan salah satu landasan penting dalam menilai kebahagiaan suatu negara.
Skor kebahagiaan ini bukanlah nilai yang ‘saklek’ untuk memaknai kebahagiaan, khususnya di Indonesia. Meskipun memberikan gambaran umum, skor ini tidak sepenuhnya mencerminkan perbedaan antara kebahagiaan emosional individu dan kebahagiaan sosial-ekonomi secara keseluruhan.
Budaya dan perspektif unik Indonesia dalam memaknai kebahagiaan juga mempengaruhi cara kita menilai dan merasakannya dibandingkan dengan negara lain. Oleh karena itu, sementara skor kebahagiaan memberikan wawasan berharga, penting untuk mengingat bahwa pengalaman kebahagiaan dapat bervariasi secara signifikan berdasarkan konteks budaya dan individual. (*)
*) Penulis adalah M. Rifqy Rezfany, mahasiswa Statistika ITS Surabaya, peneliti bigdata dan data science pada Akademi AI Indonesia (AAI)
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |