Menyeimbangkan Kebebasan dan Disiplin dalam Pendidikan Modern

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sistem pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan, termasuk dalam hal pengenalan lingkungan sekolah yang saat ini kenal MPLS dan yang dulu dikenal sebagai ospek atau MOS (Masa Orientasi Siswa). Dulu, kegiatan ini sering dianggap menakutkan dan tidak menyenangkan. Namun, saat ini telah terjadi pergeseran paradigma yang memunculkan pro dan kontra di kalangan pendidik dan masyarakat.
Sebagai pengamat pendidikan, saya melihat ada plus dan minusnya dalam perubahan ini. Di satu sisi, pengurangan tekanan dan intimidasi dalam proses pengenalan lingkungan sekolah tentu positif. Namun, di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa tanpa adanya "pressure" atau tekanan kecil, kesiapan mental dan kedisiplinan siswa mungkin tidak sekuat generasi sebelumnya.
Advertisement
Konsep "merdeka belajar" dan pembelajaran yang berpusat pada siswa memang memberikan kebebasan lebih besar kepada peserta didik. Namun, kita perlu berhati-hati agar tidak salah mengartikan kebebasan ini. Terkadang, suara tegas atau teguran keras dari pendidik bisa disalahartikan sebagai perundungan, padahal hal tersebut mungkin diperlukan untuk membentuk karakter dan mental yang kuat.
Pendidikan yang efektif membutuhkan keseimbangan antara kebebasan dan disiplin. Memberikan kebebasan total tanpa batasan justru bisa kontraproduktif. Dalam proses pendidikan, tetap diperlukan aturan dan arahan yang jelas. Kata "jangan" dalam konteks yang tepat masih relevan untuk membentuk karakter dan etika siswa.
Tantangan kita saat ini adalah bagaimana mengimplementasikan konsep "merdeka belajar" dengan tepat. Apakah ini berarti kebebasan dengan standar rendah, atau kebebasan untuk mencapai standar yang lebih tinggi? Kita perlu memahami bahwa tujuan utama dari perubahan ini adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing di kancah global.
Sebagai bangsa, kita tidak boleh terjebak dalam pemahaman sempit tentang kebebasan dalam pendidikan. Kita harus tetap fokus pada upaya menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan kompetitif. Ini berarti mempersiapkan generasi muda kita tidak hanya dengan pengetahuan, tetapi juga dengan karakter, kedisiplinan, dan ketangguhan mental.
Solusi yang dapat ditawarkan adalah pendekatan yang lebih seimbang. Kita bisa menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, namun tetap memberikan struktur dan panduan yang jelas. Tekanan kecil dalam bentuk tantangan akademis dan pembentukan karakter masih diperlukan, namun harus dilakukan dengan cara yang konstruktif dan menghormati martabat siswa.
Pendidikan orang tua juga menjadi kunci. Mereka perlu memahami bahwa mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan dunia nyata terkadang membutuhkan "ketidaknyamanan" dalam proses belajar. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua dalam membangun pemahaman ini sangat penting.
Akhirnya, kita perlu terus mengevaluasi dan menyesuaikan pendekatan pendidikan kita. Tujuannya bukan hanya untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, tetapi juga untuk mempersiapkan generasi yang tangguh, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan global.
Dengan pendekatan yang seimbang dan bijaksana, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya memberi kebebasan, tetapi juga membentuk karakter dan kompetensi yang diperlukan untuk masa depan bangsa.
***
*) Oleh : Beni Nur Cahyadi, S.Pd.I., M.Pd., M.H., Dosen STAIMAS Wonogiri.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id.
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected].
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |