Kopi TIMES

Seberapa Penting Manusia Memiliki Cita-Cita?

Minggu, 28 Juli 2024 - 14:48 | 51.20k
Zanuar Mubin, Dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan.
Zanuar Mubin, Dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Manusia adalah makhluk yang diberkahi dengan akal dan kemampuan untuk bermimpi serta merencanakan masa depan. Memiliki cita-cita yang tinggi adalah salah satu ciri utama yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. 

Cita-cita memberikan arah dan tujuan dalam hidup, menjadikan setiap langkah yang diambil bermakna dan penuh semangat. Tanpa cita-cita, seseorang mungkin akan merasa hidupnya hampa dan tidak memiliki motivasi untuk berkembang dan mencapai hal-hal yang lebih besar.

Advertisement

Sheikh Ahmad bin Ibrahim al-Dar'i (w. 1052 H) menekankan pentingnya memiliki cita-cita yang tinggi. Beliau berkata:

"كن رجلا رجله في الثرى وهمه في الثريا، وما افترقت الناس إلا في الهمم، مَن عَلَتْ همته عَلَتْ رتبته، ولا يكون أحد إلا فيما رضيت له همته."

Artinya: "Jadilah orang yang kakinya berpijak di tanah namun cita-citanya berada di antara bintang-bintang. Tidaklah manusia berbeda kecuali dalam cita-cita; siapa yang tinggi cita-citanya, tinggi pula kedudukannya. Tidak ada seorang pun melainkan dalam apa yang ia rela untuk cita-citanya." (Nashr al-Mathani, 22/2).

Cita-cita juga memberikan energi positif yang mendorong seseorang untuk terus berusaha dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi rintangan. Tanpa cita-cita, manusia cenderung menjadi pasif dan tidak memiliki motivasi untuk mencapai hal-hal besar dalam hidupnya.

Bagaimana Islam Memandang Cita-Cita?

Cita-cita dan tujuan hidup adalah sesuatu yang sama. Seseorang yang memiliki tujuan hidup yang jelas, baik dan mulia akan mengantarkannya kepada kemuliaan hidup baik di dunia maupun di akhirat, dan begitu sebaliknya. Dalam artikel ini akan dijelaskan beberapa langkah yang dapat diambil oleh seorang muslim untuk meraih cita-cita mulia tersebut:

1. Mujahadah (Berjuang Melawan Diri Sendiri)

Untuk mencapai cita-cita, seorang muslim harus berjuang melawan hawa nafsu dan godaan yang dapat menghalangi jalannya. Allah SWT berfirman, (QS. Al-Ankabut: 69):

  وَالَّذِينَ جَهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

Jihad di jalan Allah dimulai dengan meninggalkan yang haram, kemudian meninggalkan yang syubhat, lalu meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, dan memutuskan hubungan dengan hal-hal yang mengganggu fokus. Seperti yang dijelaskan dalam Tafsir al-Qusyairi (Tafsir al-Qusyairi, 3/106) :

"والجهاد في الله أولا بترك المحرمات، ثم بترك الشبهات، ثم بترك الفضلات، ثم بقطع العلاقات والتنقى من الشواغل في جميع الأوقات."

Penjelasan di atas memberikan pandangan bagi kita untuk bersungguh-sungguh dalam mengelola diri agar tidak terjatuh pada hal-hal yang tidak berguna yang pada akhirnya menghalangi kita untuk meraih cita-cita yang kita harapkan.

2. Menuntut Ilmu dengan Sungguh

Ilmu adalah kunci untuk mencapai cita-cita yang tinggi. Dalam hal ini Rasulullah ﷺ telah bersabda:

"إنما العلم بالتعلم، وإنما الحلم بالتحلم، ومن يتحر الخير يُغطه، ومن يتوق الشرَّ يُوقَه."

Artinya: "Sesungguhnya ilmu itu didapat dengan belajar, dan kesabaran itu didapat dengan bersabar. Barangsiapa yang mencari kebaikan, akan diberikannya, dan barangsiapa yang menghindari keburukan, akan dijauhkannya dari keburukan." (HR. Ibn Hibban dalam Raudhatul Uqala, hal. 210; al-Thabrani dalam al-Awsath, 2663; Abu Nu’aim dalam al-Hilyah, 5/174; al-Baihaqi dalam al-Madkhal, 1496).

Abdullah bin Mas'ud juga berkata:

"عَلَيْكُمْ بِالْعِلْمِ قَبْلَ أَنْ يُرْفَعَ وَرَفْعُهُ مَوْتُ رُوَاتِهِ فوالذي نفسي بيده ليودن رجال قتلوا في سبيل الله شهداء أن يبعثهم الله علماء لما يرون من كرامتهم فإن أَحَدًا لَمْ يُولَدْ عَالِمًا وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ."

Artinya: "Pelajarilah ilmu sebelum ia diangkat, dan pengangkatannya adalah wafatnya para perawinya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya akan ada orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, yang berharap Allah membangkitkan mereka sebagai ulama karena mereka melihat kemuliaan mereka. Tidak ada seorang pun yang dilahirkan berilmu, melainkan ilmu itu didapat dengan belajar." (Ihya' Ulum al-Din, 1/8).

Abdullah bin Yahya bin Abi Katsir juga berkata:

"لا يستطاع العلم براحة الجسم."

Artinya: "Ilmu tidak dapat diperoleh dengan kenyamanan tubuh." (Fath al-Mun'im Syarh Shahih Muslim, 3/307).

Penjelasan di atas menegaskan bahwa ilmu memiliki peran yang sangat penting dalam upaya kita meraih cita-cita. Dan menjadi keharusan bagi kita untuk terus mencari ilmu, diibaratkan suatu kendaraan maka ilmu itu adalah kendaraan untuk membantu kita meraih cita-cita.

3. Berdo'a dengan Tulus

Do'a adalah senjata yang paling kuat bagi seorang muslim dalam meraih cita-cita. Rasulullah ﷺ bersabda:

"الدعاء ينفع مما نزل، ومما لم ينزل فعليكم عباد الله بالدعاء."

Artinya: "Do'a bermanfaat untuk apa yang telah terjadi dan apa yang belum terjadi, maka wahai hamba Allah, perbanyaklah berdo'a." (HR. Hakim dalam al-Mustadrak, 1815).

Beliau juga bersabda:

"ليس شيءٌ أَكْرَمَ على الله تعالى من الدعاء."

Artinya: "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah daripada do'a." (HR. Ahmad, 8748; Tirmidzi, 3370). 

Rasulullah ﷺ juga mengingatkan:

"من لم يسأل الله يَغْضَبْ عليه."

Artinya: "Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan marah kepadanya." (HR. Tirmidzi, 3373).

Dari hadits-hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa do'a memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim dalam mengiringi cita-cita yang tengah diperjuangkannya. Do'a tidak hanya bermanfaat untuk kejadian yang telah dan akan terjadi, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang paling mulia di sisi Allah SWT. 

Memanjatkan do'a menunjukkan ketergantungan dan kerendahan hati seorang hamba kepada Tuhannya, dan sebaliknya, tidak berdoa dapat menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Melalui doa, seorang muslim menegaskan hubungan dan totalitas ketergantungannya hanya kepada Allah, serta memohon bimbingan dan perlindungan dari-Nya.

4. Mengakui Keterbatasan Diri

Penting bagi seorang muslim untuk mengakui keterbatasan cita-citanya dan berusaha untuk meningkatkannya. Rasulullah ﷺ bersabda:

"ما تواضع أحد لله إلا رفعه الله."

Artinya: "Barangsiapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan meninggikannya." (HR. Muslim, 2588).

Kerendahan hati membantu seseorang untuk tetap berada di jalur yang benar, tanpa terjebak dalam kesombongan. Kesombongan adalah penghalang besar dalam meraih kesuksesan sejati karena dapat membuat seseorang merasa cukup dan berhenti berusaha.

Kerendahan hati menunjukkan ketergantungan dan ketundukan penuh kepada Allah. Hal ini akan membuat seorang muslim lebih mudah mendapatkan pertolongan dan bimbingan dari Allah dalam setiap langkah yang diambil untuk meraih cita-cita.

Kesuksesan sejati dalam Islam tidak hanya diukur dari pencapaian duniawi, tetapi juga dari kedekatan dengan Allah dan ridha-Nya. Dengan bersikap rendah hati, seorang muslim berusaha untuk selalu berada dalam ridha Allah, yang pada akhirnya akan membawa keberkahan dan kesuksesan sejati.

Memiliki cita-cita tinggi adalah sesuatu yang baik dan dianjurkan. Namun, penting untuk selalu diingat bahwa kerendahan hati adalah kunci utama dalam meraih cita-cita tersebut. Dengan bersikap rendah hati, seorang muslim akan tetap berada di jalur yang benar, terhindar dari kesombongan, dan lebih dekat dengan Allah. Sikap rendah hati juga akan membuka pintu bagi pertolongan dan bimbingan Allah, sehingga cita-cita yang tinggi dapat dicapai dengan lebih mudah dan penuh berkah.

***

*) Oleh : Zanuar Mubin, Dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES