Kopi TIMES

Islam Historis dan Kultural

Selasa, 30 Juli 2024 - 11:28 | 21.64k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Secara harfiah, kata historis berasal dari bahasa Inggris, history, yang artinya sejarah atau peristiwa yang terjadi di masa lalu." Adapun kata kultural juga dari bahasa Inggris, cultural, yang artinya kebudayaan Islam historis dan kultural antara lain diperkenalkan oleh M. Amin Abdullah dalam bukunya Studi Agama Normativitas atau Historisitas. Islam historis dan kultural adalah Islam yang ditelaah lewat berbagai sudut pendekatan keilmuan sosial keagamaan yang bersifat multi- dan inter-disipliner, baik lewat pendekatan historis, filosofis, psikologis, sosiologis, kultural, maupun antropologis.

Histori atau sejarah merupakan disiplin keilmuan yang kaitannya dengan kejadian yang telah terjadi dan mengandung kepastian atau kebenaran. Oleh karena itu, sejarah bisa didefinisikan dengan kajian tentang masa lampau dan seseorang bisa mengetahui masa sekarang sehingga seseorang tersebut dapat memahami sedikit tidak tentang masa depan. Dalam studi sejarah Islam, segala peristiwa yang kaitannya tentang agama islam dikaji dan dianalisa menggunakan metode kesejarahan.

Advertisement

Ajaran islam tidak hanya bersifat horizontal melainkan juga bersifat vertikal. Dimana Islam telah mengatur segala hal yang dilakukan oleh manusia. Didalam agama Islam, banyak memberikan petunjuk-petunjuk terkait cara manusia untuk menciptakan kehidupan yang bahagia dan sejahtera.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Islam  historis memunculkan berbagai kedisiplinan studi empiris : antropologi agama, sosiologi agama, psikologi agama dan sebagainya.

a.      Antropologi Agama

Antropologi agama merupakan kajian tentang perilaku manusia dalam meyakini suatu ajaran agama dan keterkaitannya dengan kebudayaan.

Diantara ide penting dalam antropologi modern ialah yaitu pemahaman terhadap tradisi-tradisi masyarakat yang kaitannya dengan perilaku masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam membangun sebuah pemahaman tentang suatu Masyarakat tidak dapat dinilai lebih baik ketika seseorang mempersepsikan bahwa suatu masyarakat lebih teratur dibandingkan dengan tradisi masyarakat yang lain secara umum. Para ahli antropologi sekarang ini menganggap bahwah  olism memperkuat kekuatannya dalam sebuah anggapan metodologis, artinya perilaku masyarakat tidak dikonstruksi menjadi sebuah kesatuan yang saling terkait merupakan suatu praktik antropologis yang seharusnya ditentukan interkoneksinya

b.      Sosiologi Agama

Sosiologi agama merupakan sebuah disiplin keilmuan yang mengkaji tentang sistem dari hubungan sosial masyarakat yang kaitannya dengan agama.

c.       PsikologiAgama

Psikologi agama merupakan disiplin keilmuan yang mengkaji tentang unsur-unsur kejiwaan manusia yang kaitannya dengan agama. Ilmu jiwa atau psikologi ialah studi yang mengkaji keadaan jiwa seseorang berdasarkan tingkah laku seseorang. Zakiyah Darajat mengatakan bahwa perilaku seseorang terhadap agama yang dianutnya merupakan representasi dari keyakinannya terhadap agama. Perilaku semacam hormat terhadap orangtua, sembahyang, memberi salam dan lainnya termasuk fenomena agama yang bisa diterangkan menggunakan analisis ilmu kejiwaan secara agama.

Kultural menunjukkan suatu pengertian yang kompleks dan luas. Di dalamnya tercakup baik segala sesuatu yang terjadi dalam dan dialami oleh manusia secara personal dan kolektif, maupun bentuk-bentuk yang dimanifestasikan sebagai ungkapan pribadi seperti yang dapat kita saksikan dalam sejarah kehidupannya, baik hasil-hasil pencapaian yang pernah ditemukan oleh umat manusia dan diwariskan secara turun temurun, maupun proses perubahan serta perkembangan yang sedang dilalui dari masa ke masa

Islam historis dan kultural berpegang teguh kepada al-Qaur'an dan Al-Sunah serta berbagai sumber ajaran Islam lainnya. Namun dalam waktu yang bersamaan ia juga menghargai warisan sejarah dan budaya Islam di masa lalu untuk selanjutnya digunakan guna memahami ajaran agama. Dengan Islam historis dan kultural ini, maka Islam tidak hanya di yakini sebagai sebuah ajaran atau norma yang unggul dan pasti benar saja, melainkan juga diupayakan agar keunggulan dan kebenaran tersebut menjadi sesuatu yang dapat berperan dalam sejarah dan kebudayaan.

Dengan kata lain, Islam historis dan kultural adalah Islam yang membumi atau Islam yang dipahami, dihayati dan diamalkan oleh masyarakat, yang di dalamnya sudah masuk berbagai unsur atau pengaruh yang bukan berasal dari Islam. Dengan demikian, dalam praktiknya Islam historis dan kultural ini bisa berbeda dengan Islam normatif sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur'an dan Al-Sunah. Dalam Islam historis dan kultural tersebut, adanya perbedaan dalam penghayatan dan pengamalan ajaran Islam harus dihargai sebagai hasil kreativitas dan inovasi manusia dalam rangka memahami pesan ajaran Islam. Namun demikian, perbedaan yang dapat ditoleransi tersebut sebatas perbedaan yang bukan wilayah yang prinsip seperti akidah, ibadah, dan akhlak. Perbedaan tersebut hanya pada wilayah teknis dan ijtihadiah. Misalnya, ajaran Islam tentang wajib menutup aurat yang dapat diterjemahkan dalam sejarah dan budaya dalam ben tuk keanekaragaman busana muslim yang menutup aurat.

Kehadiran Islam historis dan kultural ini diperlukan untuk menyadarkan umat Islam tentang perlunya menghargai warisan sejarah dan budaya masa lalu dan menggunakannya sebagai bahan inspirasi untuk membangun sejarah dan budaya masa depan yang lebih gemilang. Melalui Islam historis dan kultural ini. memungkinkan Islam dapat beradaptasi, berkolaborasi dan diterima oleh keragaman sejarah dan budaya masyarakat. Dengan demikian Islam akan terasa lebih dekat, fleksibel, akomodatif, dan ramah dengan lingkungan sosial budaya. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES