TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Bondowoso salah satu kota yang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah. Tensi politik pun sudah mulai menghangat, walau hangatnya tak sehangat teh Pak Edi di alun-alun sana.
Yang masih jelas akan maju dalam Pilkada Bondowoso itu masih satu nama yang mendapatkan rekomendasi yakni Ra Hamid. Ada juga salah satu bakal calon yang masih misteri maju atau tidaknya dia, Bambang Soekwanto. Tapi keseriusannya untuk maju sepertinya mulai tampak ke permukaan.
Advertisement
Tapi, tunggu dulu. Bondowoso itu kota unik yang menyimpan sejuta potensi yang masih belum tergali secara maksimal. Bila maksimal memanfaatkan potensi kota berjuluk; kota tape dan republik kopi ini bukan khayalan jika Bondowoso menjadi salah satu kota primadona di tapal kuda bersamaan dengan Banyuwangi dan Jember.
Misal kita tarik pada permasalahan peningkatan ekonomi, masyarakat mana yang tidak akan merasakannya? Potensi tiap daerah/desa di Kabupaten Bondowoso memiliki produknya tersendiri.
Jika bicara soal kopi maka daerah dataran tinggi ijen yang menjadi primadonanya. Begitupun dengan dataran tinggi pegunungan argopuro.
Apalagi tembakau, wilayah Maesan menjadi pesohornya dengan kualitas jempolan kelas wahid. Begitupun daerah Wringin yang tak kalah ciamiknya dengan kualitas super tembakau Maesan.
Lalu hasil pertanian, jika anda keliling daerah Bondowoso, pertanyaannya daerah mana yang tak menghasilkan padi? Saya rasa hampir di seluruh wilayah Bondowoso adalah penghasil padi. Pendulam beras terbesar mungkin se tapal kuda. Karena masyarakat Bondowoso kebanyakan yang memiliki sawah adalah penghasil padi.
Lantas, apa yang kurang dari Bondowoso?
Sumber daya manusia. Sepertinya tidak kekurangan sebagai kelas pekerja namun kekurangan sebagai kelas performa kesejahteraan pekerja.
Kenapa? Karena masih banyak para pekerja di Bondowoso yang menggunakan cara kerja lama. Artinya, ilmu dan tekhnologi yang baru masih minim sekali sentuhannya kepada para pekerja lama ini. Sehingga pekerja menggunakan cara lamanya untuk bekerja.
Meminjam kata teman diskusi saya, ketuk tular masyarakat yang punya ilmu di bidang pertanian misalnya itu masih tak berjalan dengan baik. Kadang yang sudah berkemampuan mengembangkan ilmunya tapi tak bisa menyuplai pengetahuannya kepada orang lain, itu karena tak adanya sistem yang menunjang. Jika sistem penunjang itu mulai tersusun rapi, bukan tak mungkin petani kita menjadi petani yang menaikkan level penghasilannya.
Bagaimana pilihan bupati nanti?
Bagi saya, pemimpinnya harus mampu mengkonversi semua potensi dan sumber daya manusia untuk saling menyuplai kemajuan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebab sistem itu harus dibangun, bukan hanya diberikan bantuan-bantuan saja.
Kalau keinginan kita bersama, ya Bondowoso agar lebih baik dan lebih maju. Cuma pembangunan sistem SDM dan potensi daerah harus tersinkronisasi terlebih dahulu.
Bantuan sah-sah saja sebagai bahan dalam percaturan politik untuk memperoleh perhatian rakyat. Tapi penting juga masyarakatnya diberikan pemahaman dan kesadaran untuk saling berkolaborasi.
Lalu siapa yang harus dipilih?
Kadang pertanyaan dan argumentasi dari masyarakat Bondowoso selalu terjebak pada putra daerah atau bukan putra daerah. Jika tak mendukung putra daerah dicap tak peduli pada produk lokal. Inikan lucu sekali. Anggapan itu sah-sah saja. Tapi yang perlu dilihat dalam setiap periodik pemilihan pemimpin adalah soal track recordnya.
Rekam jejak itu kata guru saya, satu-satunya nilai yang tak akan berbohong. Jika anda ingin melihat kualitas seseorang, lihatlah rekam jejaknya. Bagaimana dia dalam berbuat untuk kebermanfaatan dan kemajuan.
Jadi siapa yang akan kita pilih?
Dia yang memiliki rekam jejak bagus, terpercaya dan punya kapabilitas dalam memimpin Bondowoso.
***
*) Oleh : M. Firman Zah, Aktivis PMII.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rizal Dani |