TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perkembangan politik di tanah air memang sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Dinamika perubahan akan terus berkembang sesuai dengan kepentingan dan peluang untuk memenangkan kontestasi pilkada serentak 2024.
Sebagai salah satu bagian dari masyarakat penulis hanya bisa menjadi pengamat bagaimana perkembangan dinamika politik nasional. Terlebih sebagai seorang guru pendidikan pancasila dimana materi yang diajarkan sesuai kondisi yang sedang berlangsung.
Advertisement
Sebagai seorang guru pendidikan pancasila diharuskan melek dengan perkembangan dan dinamika politik yang ada. Pendidikan Pancasila, yang sering kali dianggap sebagai mata pelajaran tambahan, ternyata memiliki dampak yang lebih besar dari yang kita kira.
Dalam suasana politik nasional yang semakin dinamis, peran guru Pendidikan Pancasila tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka adalah garda terdepan dalam menyebarluaskan nilai-nilai kebangsaan dan membantu generasi muda memahami serta menghadapi kompleksitas politik yang berkembang di Indonesia.
Mari kita mulai dengan melihat bagaimana Pendidikan Pancasila berfungsi dalam konteks politik nasional. Pancasila, sebagai dasar negara, mencerminkan nilai-nilai luhur yang harus diinternalisasi oleh setiap warga negara. Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan keadilan sosial adalah pondasi yang mendasari kebijakan dan praktik politik di negara kita.
Dengan demikian, guru Pendidikan Pancasila memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa generasi muda tidak hanya mengetahui teori Pancasila tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Di tengah turbulensi politik nasional, seperti pemilihan umum yang penuh dinamika atau pergeseran kebijakan yang kontroversial, guru Pendidikan Pancasila berperan sebagai penyeimbang. Mereka harus mampu mengajarkan siswa untuk tidak hanya mengikuti perkembangan politik.
Memahami bagaimana sikap dan tindakan mereka dapat mempengaruhi stabilitas sosial dan politik negara juga sangat penting. Ini adalah tugas yang menantang, terutama saat berhadapan dengan informasi yang sering kali bias atau provokatif.
Menghadapi perubahan politik yang cepat, guru Pendidikan Pancasila perlu membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis. Pendidikan Pancasila tidak sekadar soal hafalan nilai-nilai, tetapi juga tentang membangun kesadaran kritis terhadap berbagai isu politik.
Misalnya, ketika ada polemik atau persaingan politik yang sengit, guru harus mampu menjelaskan bagaimana isu tersebut berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila dan dampaknya terhadap masyarakat.
Selain itu, dinamika politik seringkali membawa dampak langsung terhadap sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya, perubahan kebijakan pendidikan yang tiba-tiba atau pengaruh politik dalam penentuan kurikulum dapat mempengaruhi cara guru Pendidikan Pancasila mengajar.
Dalam situasi seperti ini, fleksibilitas dan adaptasi menjadi kunci. Guru harus bisa mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam konteks yang relevan dengan situasi politik saat ini tanpa kehilangan esensi dari ajaran tersebut.
Guru Pendidikan Pancasila juga perlu berperan sebagai mediator dan fasilitator diskusi. Dengan berbagai perspektif politik yang ada, penting bagi siswa untuk belajar berdialog secara konstruktif. Diskusi yang sehat tentang politik dan Pancasila dapat membantu siswa memahami berbagai sudut pandang dan belajar bagaimana menjalin komunikasi yang efektif meski memiliki pandangan yang berbeda.
Hal Ini bukan hanya tentang membangun pemahaman politik, tetapi lebih daripada itu upaya melatih keterampilan sosial yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi para guru. Mereka sering kali beroperasi di bawah tekanan politik atau menghadapi keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa guru Pendidikan Pancasila dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka.
Di era informasi yang serba cepat ini, guru Pendidikan Pancasila juga harus terus mengupdate pengetahuan mereka. Mereka harus mampu menyaring informasi yang benar dan relevan untuk disampaikan kepada siswa, sambil tetap menjaga nilai-nilai Pancasila. Ini memerlukan komitmen yang tinggi dan keterampilan tambahan untuk menghadapi tantangan zaman.
Secara keseluruhan, guru Pendidikan Pancasila memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk cara pandang politik generasi muda. Mereka bukan hanya pendidik, tetapi juga penjaga nilai-nilai Pancasila di tengah perubahan politik yang terus-menerus.
Melalui pendidikan yang baik, mereka membantu menciptakan generasi yang tidak hanya paham tentang nilai-nilai kebangsaan, tetapi juga siap untuk terlibat secara positif dalam dinamika politik nasional.
Jadi, mari kita beri apresiasi lebih pada guru Pendidikan Pancasila kita. Mereka bukan hanya mengajarkan nilai-nilai, tetapi juga membantu membentuk masa depan bangsa di tengah arus politik yang terus berkembang.
Kita semua punya tanggungjawab untuk mendukung mereka dalam menjalankan tugas penting ini, agar Indonesia tetap teguh pada jati dirinya sebagai negara yang berdasar pada Pancasila.
***
*) Oleh : Hery Setyawan, M.Pd., Guru di SMPN 42 Jakarta dan Guru Penggerak Angkatan 8 Jakarta Utara.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |