Kopi TIMES

Perubahan Iklim Global dan Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Pangan

Kamis, 12 September 2024 - 08:00 | 47.06k
Rahmi Awallina, S.TP., MP., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas,
Rahmi Awallina, S.TP., MP., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas,
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PADANG – Perubahan iklim global telah membawa dampak signifikan terhadap sektor pertanian, yang merupakan fondasi dari ketahanan pangan dunia. Ketidakpastian cuaca, perubahan pola hujan, meningkatnya suhu, serta frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan, mempengaruhi produktivitas lahan dan hasil panen di berbagai belahan dunia. 

Di tengah situasi ini, para petani dihadapkan pada tantangan besar untuk tetap menjaga produktivitas pertanian mereka. Salah satu solusi yang kian mendapatkan perhatian adalah penerapan teknologi pertanian canggih, yang dirancang untuk membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim secara efektif dan efisien.

Advertisement

Teknologi pertanian canggih, seperti sistem irigasi cerdas, pengeditan gen tanaman, dan alat prediksi cuaca berbasis data, telah muncul sebagai alat yang sangat bermanfaat dalam mengatasi ketidakpastian dan tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Teknologi ini tidak hanya memberikan solusi praktis untuk meningkatkan hasil panen, tetapi juga menawarkan cara-cara baru untuk mengelola sumber daya alam yang semakin terbatas.

Sistem Irigasi Cerdas: Mengoptimalkan Penggunaan Air di Tengah Ketidakpastian Iklim

Salah satu dampak langsung dari perubahan iklim adalah pola distribusi air yang tidak menentu. Di banyak wilayah, musim hujan yang tak terduga dan kekeringan yang berkepanjangan telah merusak ekosistem pertanian. Dalam konteks ini, sistem irigasi cerdas menjadi salah satu solusi teknologi yang sangat menjanjikan. Sistem ini memungkinkan petani untuk menggunakan air secara lebih efisien dengan memanfaatkan sensor tanah yang dapat mengukur kadar kelembaban tanah dan kebutuhan air tanaman secara real-time.

Dengan data yang akurat, sistem irigasi cerdas dapat secara otomatis mengatur aliran air, hanya memberikan pasokan yang diperlukan oleh tanaman, sehingga mengurangi pemborosan air. Dalam kondisi perubahan iklim, di mana pasokan air sering kali tidak menentu, teknologi ini membantu petani tetap produktif meskipun sumber daya air terbatas. 

Misalnya, pada wilayah yang rentan terhadap kekeringan, penggunaan sistem irigasi cerdas dapat memperpanjang masa tanam tanaman dengan menggunakan air yang sangat minimal. Ini memberikan jaminan bagi petani untuk tetap panen meskipun curah hujan jauh dari normal.

Pengeditan Gen Tanaman: Mengembangkan Varietas Tahan Iklim

Perubahan iklim tidak hanya memengaruhi ketersediaan air, tetapi juga suhu, kelembapan, dan intensitas sinar matahari yang semuanya berdampak pada pertumbuhan tanaman. Beberapa tanaman tradisional mungkin tidak lagi mampu beradaptasi dengan kondisi cuaca yang semakin ekstrem. Di sinilah peran pengeditan gen tanaman atau bioteknologi sangat penting.

Pengeditan gen, melalui teknologi seperti CRISPR-Cas9, memungkinkan ilmuwan untuk memodifikasi gen tanaman agar menjadi lebih tahan terhadap kondisi iklim yang ekstrim. Misalnya, varietas padi, jagung, atau gandum dapat dikembangkan untuk lebih tahan terhadap kekeringan, suhu tinggi, atau salinitas tanah yang meningkat. Selain itu, tanaman yang lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit juga bisa dihasilkan, karena perubahan iklim sering kali menyebabkan peningkatan populasi hama yang merusak tanaman.

Varietas tanaman hasil pengeditan gen ini dapat memberikan solusi jangka panjang bagi petani dalam menghadapi ketidakpastian iklim. Mereka tidak perlu khawatir tentang penurunan hasil panen akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung, karena tanaman mereka telah dimodifikasi untuk tetap tumbuh optimal dalam kondisi sulit. Selain itu, penggunaan tanaman hasil pengeditan gen juga mengurangi ketergantungan pada pestisida dan pupuk kimia, yang sering kali justru memperburuk dampak lingkungan.

Alat Prediksi Cuaca Berbasis Data: Mengantisipasi Perubahan Musim dan Bencana Alam

Salah satu kendala terbesar yang dihadapi petani dalam menghadapi perubahan iklim adalah ketidakpastian cuaca. Teknologi tradisional seperti ramalan cuaca sering kali tidak cukup akurat untuk membantu petani memprediksi waktu yang tepat untuk menanam, memanen, atau mengatur irigasi. Di sinilah alat prediksi cuaca berbasis data memainkan peran penting. 

Dengan kemajuan big data dan machine learning, kini tersedia platform yang dapat mengumpulkan data cuaca dari berbagai sumber, seperti satelit, sensor tanah, dan stasiun cuaca lokal, untuk memberikan prediksi cuaca yang lebih akurat dan terperinci. Sistem ini tidak hanya memberikan informasi cuaca jangka pendek, tetapi juga tren iklim jangka panjang yang dapat membantu petani merencanakan siklus tanam mereka dengan lebih baik.

Selain itu, alat prediksi cuaca berbasis data juga dapat membantu dalam mendeteksi potensi bencana alam seperti badai, banjir, atau gelombang panas jauh sebelum bencana tersebut terjadi. Dengan peringatan dini, petani dapat mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi tanaman mereka, seperti menunda masa tanam, menggunakan sistem perlindungan tanaman, atau mengatur irigasi agar tidak terdampak banjir.

Integrasi Teknologi: Masa Depan Pertanian di Tengah Perubahan Iklim

Keunggulan dari teknologi-teknologi canggih ini tidak hanya terletak pada kemampuannya untuk mengatasi masalah spesifik seperti air atau suhu, tetapi juga pada kemampuannya untuk saling terintegrasi dalam sebuah sistem yang holistik. Misalnya, sistem irigasi cerdas dapat dihubungkan dengan data cuaca untuk mengatur jadwal irigasi yang optimal berdasarkan prediksi hujan. 

Sementara itu, varietas tanaman tahan iklim dapat dikembangkan secara bersamaan dengan teknologi pengolahan lahan yang ramah lingkungan, sehingga menghasilkan ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan.

Namun, adopsi teknologi pertanian canggih ini juga menghadapi tantangan. Biaya awal yang tinggi, kurangnya keterampilan teknis di kalangan petani, serta kesenjangan akses teknologi antara petani besar dan kecil adalah beberapa kendala yang harus diatasi. Untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat digunakan secara luas, diperlukan dukungan dari pemerintah, lembaga riset, serta kemitraan dengan sektor swasta untuk menyediakan akses yang lebih terjangkau dan pelatihan bagi petani.

Teknologi pertanian canggih seperti sistem irigasi cerdas, pengeditan gen tanaman, dan alat prediksi cuaca berbasis data adalah kunci dalam membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim global yang semakin tidak menentu. Dengan adopsi teknologi ini, pertanian dapat menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi tantangan iklim. Meskipun tantangan adopsi tetap ada, manfaat jangka panjang dari teknologi ini menjanjikan masa depan yang lebih aman bagi sektor pertanian dan ketahanan pangan global.

***

*) Oleh : Rahmi Awallina, S.TP., MP., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES