Kopi TIMES

Siapa yang Layak Memimpin Jombang?

Selasa, 17 September 2024 - 12:41 | 55.09k
Bambang Cahyono, S.Pd., M.H., Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Manduro 2, Ketua GP Ansor Kecamatan Kabuh.
Bambang Cahyono, S.Pd., M.H., Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Manduro 2, Ketua GP Ansor Kecamatan Kabuh.

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah serentak segera dimulai, hal tersebut ditandai dengan dimulainya pendaftaran calon kepala daerah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pendaftaran sendiri akan berlangsung mulai 27-29 Agustus 2024. Pada pemilu serentak 2024 ini total daerah yang akan melaksanakan kepala daerah sebanyak 545 daerah meliputi 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota, termasuk Kota Santri, Kabupaten Jombang tercinta.

Beberapa waktu yang lalu dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jombang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) Kabupaten Jombang. Adanya dua pasangan yang mendaftar tersebut setidaknya telah memberikan ruang kepada masyarakat Kabupaten Jombang untuk memilih bagaimana karakteristik pemimpin yang layak dan sesuai harapannya. Tentu ini proses demokrasi yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa daerah lain yang harus dihadapkan pada pilihan kotak kosong.

Advertisement

Adanya dua pasangan calon ini tentu semakin menarik untuk diperhatikan. Terutama tentang karakteristik pemimpin harapan masyarakat Kabupaten Jombang selama lima tahun mendatang. Lantas, bagaimana sebenarnya pemimpin yang diharapkan masyarakat Kabupaten Jombang?

Parade pendaftaran calon Bupati Jombang sudah selesai, memunculkan dua pasang kandidat. Masing masing duet pasangan ada yang petahana dan juga pendatang baru dalam kancah politik Jombang.

Hj. Mundjidah Wahab dan Sumrambah (MURAH) adalah paslon pertama yang mendaftar di KPU Kabupaten Jombang pada Selasa 27 Agustus 2024. Keduanya tiba di kantor KPU tepat pukul 11.00 WIB dengan menggunakan mobil yang dihias, keduanya diiringi massa yang antusias mengantarkan ke kantor KPU, dan Pasangan H. Warsubi dan KH. Salamuddin (WARSA) adalah calon berikutnya yang menjadi penantangnya pada hari Rabu tanggal 28 Agustus 2024, Keduanya tiba di kantor KPU tepat pukul 09.00 WIB dengan diantar ratusan massa.

MURAH pasangan yang diusung PDIP, Demokrat dan PPP. Sedangkan WARSA pasangan yang diusung partai Gerindra, PKB, PKS, Partai Golkar, Partai NasDem, dan tiga partai non parlemen yaitu Partai Gelora, PAN dan PSI. Koalisi gemuk ini memiliki 30 atau 60% dari total 50 kursi di DPRD Jombang. Menariknya, Politik di Jombang adalah koalisi kearifan lokal. Kekuatan basis kultur masih menjadi primadona di daerah ini.

Untuk urusan analisa politik, siapa menang dan siapa yang kalah itu urusan para pengamat politik saja. Saya hanya bagian yang akan menonton dan bisa menjadi pendukung ibarat supporter sepakbola.
Tentu sebagai supporter atau pendukung akan memilih tim mana yang akan didukungnya. Pertama yang dilihat adalah prestasinya, kedua siapa pemain idolanya dan ketiga, siapa manajernya atau pelatihnya.

Yang diharapkan masyarakat Jombang dalam perhelatan pemilihan pemimpin semacam pilkada ini adalah ia yang mampu membawa perubahan signifikan kepada daerah yang akan dipimpinnya.

Pasangan MURAH merupakan pasangan yang paling dijagokan untuk memimpin kembali JOMBANG ke depan. Mengapa? Pertama, dukungan dari berbagai pesantren di Jombang menjadi modal politik yang cukup kuat.

Alumnus pesantren-pesantren mulai merapatkan barisan untuk memenangkan pasangan MURAH, kekuatan ini sangat besar dan sangat banyak. Kedua, ketokohan Hj. Mundjidah Wahab tak bisa dibilang politisi abal-abal, Mundjidah Wahab yang menjadi petahana kini maju lagi sebagai bakal calon Bupati Jombang di Pilkada 2024. 

Ia dibesarkan di lingkungan pesantren. lahir di Desa Tambakberas, Kabupaten Jombang, 22 Mei 1948. Ia juga dibesarkan di lingkungan keluarga pesantren Bahrul Ulum Tambakberas dan ayahnya merupakan pahlawan nasional sekaligus pendiri dan penggerak organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).

Tahun 1971 Mundjidah Wahab menjadi anggota DPRD Jombang. Periode berikutnya 1997 hingga 2012, ia menjadi anggota DPRD Jawa Timur. Selain itu juga Wakil Bupati mendampingi Bupati Nyono Suharli Wihandoko untuk periode 2013-2018. Kemudian, pada Pilkada 2018 Mundjidah dan Sumrambah sukses memimpin kota santri Jombang periode 2018-2023.

Beralih ke pasangan WARSA, sebagai pendatang baru dalam belantika politik. Tentu bagi saya dengan pengetahuan terbatas. Pasangan ini masih sulit untuk dilacak prestasi dan pengaruhnya.

Warsubi adalah pria kelahiran Jombang 19 Juli 1968. ia berangkat ke dunia politik melalui pengalaman mulai duduk menjadi kepala desa selama 3 periode di Desa Mojokrapak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Jombang. ia lalui semuanya bahkan ia mengajukan pengunduran diri sebagai Kepala Desa untuk mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah tahun ini.

Selain itu, Warsubi memulai pengalaman pertamanya dalam dunia wirausaha, dimana ia merintis dari usaha kecil-kecilan. Seiring perkembangan usahanya yang mulai naik, Warsubi mendirikan UD Phalosari, yang bergerak pada bidang pemasaran kemitraan ayam dan pemotongan ayam. Kini, ia sudah menjabat sebagai komisaris di berbagai perusahaan di antaranya, PT Phalosari Unggul Jaya, PT Wako Callenge, Samsubi Anugerah Jaya Transportasi, PT Multi Farm Indo Jaya, dan PT Paku Permata Land.

Terkenal sebagai sosok inspiratif atas dedikasinya dalam memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jombang, Warsubi meraih penghargaan PWI Jombang Award 2023 dalam kategori Tokoh Inspiratif UMKM.

Modal awal dalam dunia politik adalah memiliki basis masa yang cukup untuk naik ke level paling top di sebuah daerah. Nah, sedangkan Warsubi tak memilikinya, kecuali partai pendukung dan wakilnya yakni KH Salmanudin Yazid (Gus Salman). Sedangkan Gus Salman kiprahnya sebagai Ketua PCNU Jombang 2017-2022 pada tahun lalu, Sosok Gus Salman merupakan pribadi yang amat sangat Bersahaja, sederhana dan familier. Tidak pernah menampak sosok Kiainya atau ke-Gusannya.

KH Salmanudin Yazid adalah Pengasuh Ponpes Babussalam Kalibening, Mojoagung, Jombang. Ia santri dari KH Adlan Aly dan KH Yusuf Mashar yang secara keilmuan sambung kepada Hadrotus Syeikh KH. Hasyim Asyari. Sehingga secara nasab keilmuan dan keluarga sudah sangat NU.

Lantas bagaimana kita memilihnya, siapa yang layak memimpin Jombang ini?

Masyarakat Jombang kini menginginkan pemimpin yang peduli, memahami kebutuhan masyarakat, serta mampu membuat kebijakan yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan. Selain itu, rakyat juga berharap Pilkada berlangsung tanpa kecurangan, politik uang, atau penyalahgunaan wewenang, sehingga hasilnya benar-benar mencerminkan pilihan mayoritas.

Pada akhirnya, Pilkada Serentak adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memberikan kesempatan bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang diinginkan, namun di sisi lain, ia juga rentan disalahgunakan oleh elit politik.

Keberhasilannya sangat bergantung pada integritas penyelenggara, penegakan hukum, dan partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi proses pemilu. Jika semua elemen ini berjalan dengan baik, Pilkada Serentak bisa menjadi sarana nyata bagi rakyat untuk menciptakan perubahan dan perbaikan yang diharapkan.

Dalam menyikapi calon dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Jombang pada Pilkada 2024 ini, kita harus selektif memilih calon pemimpin. Kualitas pemimpin tidak mesti diukur dari kualitas partainya. Tidak sedikit kader partai yang lebih baik dari partainya. Begitu juga tidak sedikit kader partai yang mengkhianati partainya.

Untuk itu, kita harus memastikan calon pemimpin yang kita pilih memiliki integritas yang tinggi, keilmuan yang mumpuni, akhlak yang santun, dan yang tak kalah penting adalah membela dan berpihak pada rakyat. Dengan begitu, marwah demokrasi kembali kita harapkan keberadaannya.

Kondisi saat ini, memaksa kita harus tetap siaga mengawal demokrasi. Saling menyadarkan antara satu dengan lainnya bahwa kondisi demokrasi negeri ini sedang sekarat dan bahu membahu untuk menegakkannya kembali. Sebab, masih banyak masyarakat yang belum sadar karena terlanjur dibuat nyaman oleh bantuan pemerintah yang bersifat konsumtif dan pembodohan itu.

Tapi dalam dunia politik apapun bisa terjadi. Jadi pilihannya adalah anda penonton dan pendukung yang mana?

***

*) Oleh : Bambang Cahyono, S.Pd., M.H., Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Manduro 2, Ketua GP Ansor Kecamatan Kabuh.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES