Dualisme Kadin: Bukti Iklim Bisnis Indonesia tidak Sehat
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Indonesia mendapatkan tantangan baik dari segi internal maupun eksternal. Dari segi eksternal, ekonomi Indonesia sangat bergantung pada stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia.
Di tengah perang antara Rusia dan Ukraina, bahan baku industri berupa gandum dan tepung terigu melonjak naik sehingga menjadikan biaya produksi meningkat. Belum lagi volatilitas harga minyak dunia yang sangat tidak bisa diprediksi seringkali membuat Indonesia harus menguras tabungan devisa bahkan hingga berhutang untuk dapat menjalankan roda ekonomi secara optimal.
Advertisement
Rawannya kondisi ekonomi dan bisnis Indonesia tergambar dengan semakin melemahnya kondisi ekonomi masyarakat Indonesia khususnya kelas menengah dan menengah ke bawah. Tercatat hingga pertengahan Agustus 2024 sebanyak 44.195 pekerja terkena imbas PHK. Kelas menengah Indonesia turun dari angka 57,33 juta jiwa pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta jiwa. Hampir 10 juta jiwa turun kelas dari kelas menengah ke kelas hampir miskin.
Pemerintah berkilah bahwa kondisi tersebut wajar karena di seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Pemerintah berkilah iklim ekonomi bisnis global lah yang menyebabkan kondisi di Indonesia seperti ini.
Namun pemerintah seolah abai faktor internal juga memainkan peran penting dalam menciptakan kondisi ekonomi nasional. Salah satu contoh bahwa iklim bisnis Indonesia yang tidak sehat adalah dualisme kepemimpinan dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Kadin dalam hal ini sebagai organisasi wadah dunia usaha di Indonesia memiliki peran penting untuk dapat menjadi penghubung antara pemerintah dan kalangan pengusaha. Kadin bertugas untuk memberikan masukan penting kepada pemerintah agar pemerintah mampu mengeluarkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Terlepas dari berbagai polemik yang melatarbelakangi dualisme tersebut, konflik ini harusnya disadari tidak hanya mempengaruhi stabilitas organisasi internal Kadin tetapi juga menciptakan efek domino bagi perekonomian di Indonesia. Kalangan investor terutama internasional tentunya akan merasa tidak aman jika berinvestasi di Indonesia karena bagi investor, kepastian dan keamanan adalah poin utama. Tanpa dua hal tersebut, sangat sulit dan bisa dibilang mustahil mereka bersedia berinvestasi di Indonesia.
Jika ditilik lebih lanjut, dualisme kepemimpinan ini sarat akan muatan politik dan kekuasaan. Banyak contoh dimana pengurus Kadin juga ikut aktif dalam berpolitik. Walaupun tidak ada aturan yang melarang, namun ketika kepentingan politik masuk ke dalam ruang bisnis, conflict of interest sulit untuk dihindarkan. Konflik semacam hal ini sering kali terjadi sehingga dapat membuyarkan fokus organisasi untuk mengembangkan ekonomi nasional.
Pihak pemerintah pun akan terjebak dalam ketidakpastian mengenai pihak mana yang diajak untuk berbicara. Dualisme akan saling mengklaim dirinya yang sah berakibat terhambatnya komunikasi yang efektif. Padahal pemerintah juga perlu insight dari dunia usaha dalam pembuatan kebijakan yang pro pertumbuhan usaha. Akhirnya kebijakan yang dikeluarkan jadi tidak optimal atau bahkan kontra produktif dengan kondisi bisnis saat ini.
Pemerintah dalam hal ini sebagai regulator tentu harus tegas akan kejadian ini. pemerintah tidak boleh berpangku tangan mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan. Pemerintah harus mendorong Kadin untuk mengelola organisasi internal secara profesional. Dengan tata kelola yang baik, potensi konflik kepemimpinan seperti ini seharusnya dapat diminimalkan.
Pemerintah juga perlu memastikan adanya regulasi yang lebih jelas tentang pengelolaan organisasi Kadin terutama tentang aturan pemilihan pengurus dan juga penyelesaian konflik internal. Tujuannya adalah agar dapat dipastikan organisasi yang memiliki pengaruh luas terhadap dunia usaha ini dapat menjalankan fungsinya secara optimal.
***
*) Oleh : Fitria Nurma Sari, Dosen Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |