Kopi TIMES

Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Maju dan Berbudaya

Kamis, 19 September 2024 - 17:17 | 19.87k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan Islam yang ada selama ini lebih tampak sebagai sebuah praktek pendidikan dan bukan sebagai ilmu dalam arti ilmu yang memiliki struktur bahasan dan metodologi penelitian sendiri. Lambannya pertumbuhan dan perkembangan Ilmu Pendidikan Islam itu bukan hanya terjadi pada saat ini tapi juga di masa lalu. Sejak masa klasik hingga saat ini belum banyak pakar atau ulama yang meneliti masalah Pendidikan Islam. Kondisi ilmu Pendidikan Islam yang demikian ini perlu segera diatasi dengan cara menumbuhkembangkan Ilmu Pendidikan Islam melalui serangkaian kajian dan penelitian yang melibatkan pemikiran dari tokoh intelektual muslim dari zaman klasik, pertengahan sampai zaman modern ini.

Salah satu tokoh pemikir Islam yang tidak sedikit hasil karya dan buah pikirannya serta eksistensinya dalam dunia keilmuan, khususnya Sejarah dan Filsafat, tentu ada keterkaitan dengan pemikirannya tentang Pendidikan Islam, meskipun dalam porsi yang tidak besar. Bahwa corak dan pemikiran Ilmu Pengetahuan pada masa klasik, masa pertengahan, sampai masa modern selalu dipengaruhi oleh pembawanya.

Advertisement

Dari sini muncul pemikiran yang sangat variatif, seiring dengan pemikiran yang tidak sama dengan pendahulunya. Ibnu Khaldun adalah salah seorang tokoh pendidikan Islam. Pandangan Ibnu Khaldun tentang pendidikan, berbeda dengan pendapat Al-Ghazali khususnya mengenai tujuan pendidikan. Menurut Al-Ghazali tujuan Pendidikan Islam hanyalah untuk mendekatkan diri pada Allah, sedangkan Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tujuan Pendidikan Islam sudah dikembangkan dengan memperoleh rizki.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pendidikan dalam konsep Islam sebenarnya telah menetapkan dasar dan bertujuan untuk membangun manusia sebagi insan kamil, yaitu manusia yang paripurna, integral, totalitas dalam membangun hidup dan kehidupannya. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki potensi (fitrah) bawaan ini bersifat integral-holistik dan tidak hanya berorientasi kepada permasalahan ukhrowi saja tetapi harus terintegrasi dengan persoalan-persoalan dunia, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, sosial kemasyarakatan, dan sebagainya.

Pandangan ini didasarkan pada konsep ajaran Islam tidak menghendaki pada penghayatan agama yang mengarah kepada pelarian diri dari kehidupan duniawi, tetapi bahkan sebaliknya, Islam mengajarkan asketisme duniawi, yaitu memakmurkan dan memajukan kehidupan dunia, tanpa tenggelam dalam kenikmatan semu.

Menurut Ibnu Khaldun dalam konsep pendidikannya, bahwa pendidikan islam membentuk suatu masyarakat yang siap menghadapi perubahan sosial yang terjadi, sebab Ibnu Khaldun tidak mementingkan pengajaran teoritis saja melainkan benar-benar melakukan pembentukan kecakapan riil kepada masyarakat agar hidup lebih baik. Ibnu Khaldun ingin menjadikan manusia hamba Allah yang berakhlak baik sebagai khalifah di maka bumi. Ibnu Khaldun bermaksud menjadikan pengabdi Allah menjadi paling bertakwa itu bukanlah orang yang ahli dalam keagamaan saja, melainkan orang yang tahu dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran Allah dalam Alqur’an serta cakap melaksanakannya ke dalam praktek kehidupan sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku warga serta mayarakat dan bangsa.

Masyarakat madani merupakan masyarakat yang sadar akan hak-hak warga masyarakat dan melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara, masyarakat yang terbuka, toleran, menghargai hak asasi manusia dan yang paling menonjol dalam ciri masyarakat madani adalah baldatun toyyibatun warobbun gofur.

Tuntutan perubahan menuju masyarakat madani di Indonesia memerlukan berbagai perubahan pada semua aspek kehidupan masyarakat, serta sangat membutuhkan individu dan masyarakat dengan kemampuan yang tinggi. Pendidikan sebagai sarana terbaik untuk membentuk suatu generasi, dituntut untuk peran sertanya dalam membangun masyarakat.

Oleh karena itu, konsep-konsep pendidikan Islam memiliki peran yang strategis dan fungsional dalam upaya membangun masyarakat madani di Indonesia. Dalam tulisan ini, penulis akan memaparkan konsep pendidikan seperti apakah yang ditawarkan oleh Islam dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia.

Konsep-konsep pendidikan Islam sebenarnya sudah menciptakan kemajuan peradaban Islam. Karena peradaban Islam dibangun oleh pendidikan Islam. Jadi membangun masyarakat yang madani harus dimulai dengan membangun pemikiran umat Islam yang diselenggarakan melalui pendidikan yang berbasis pada konsep-konsep pendidkan Islam.

Konsep pendidikan Islam senantiasa terus berkembang dan menghendaki pembaharuan yang disesuaikan dengan irama perkembangan dan kemajuan peradaban serta persoalan yang dihadapi manusia. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian terhadap persoalan filosofis, visi misi, tujuan, kurikulum, serta metodologi dan operasional pada lembaga pendidikan dalam membangun masyarakat madani.

Masyarakat Madinah adalah potret kehidupan masyarakat modern yang diidealkan oleh banyak orang. Bahkan gambaran tentang masyarakat Madinah seakan menjadi gambaran masyarakat modern yang sudah mapan dan permanen, sehingga tidak sedikit komunitas masyrakat yang menginginkan mengulang kembali sejarah Madinah dalam konteks kehidupan sekarang ini. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES