Kopi TIMES

Dinamika Ormawa: Ancaman Politik Dinasti di Kalangan Mahasiswa

Sabtu, 21 September 2024 - 11:00 | 38.35k
Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Faculty of Teacher Training and Education, English Education Department Unisma
Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Faculty of Teacher Training and Education, English Education Department Unisma
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Organisasi mahasiswa, atau biasa disebut Ormawa adalah wadah di mana mahasiswa bisa mengasah kemampuan kepemimpinan, berorganisasi, dan belajar mengelola berbagai kegiatan. Ormawa memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi muda yang mandiri, kritis, dan peka terhadap masalah di sekitar mereka.

Sayangnya, tidak semua Ormawa berjalan dengan ideal. Salah satu isu yang sering muncul di dunia Ormawa adalah praktik politik dinasti. Di mana kekuasaan atau posisi penting diwariskan kepada orang-orang dalam kelompok yang sama, baik itu keluarga, teman dekat, atau kelompok tertentu yang terus menerus menduduki jabatan penting.

Advertisement

Di dalam Ormawa, politik dinasti bisa muncul ketika jabatan ketua atau posisi strategis lainnya selalu dikuasai oleh kelompok tertentu. Misalnya, ada satu kelompok senior yang selalu memastikan junior dari lingkaran mereka yang naik menjadi ketua Ormawa selanjutnya.

Dalam proses pemilihan kepengurusan atau Ketua Ormawa, seharusnya setiap mahasiswa memiliki hak yang sama untuk mencalonkan diri dan dipilih. Pemilihan ini biasanya melibatkan kampanye, debat, dan pemungutan suara dari seluruh mahasiswa. Namun, dalam praktiknya, sering terjadi ketidaktransparanan atau adanya pengaruh kuat dari pihak-pihak tertentu.

Salah satu tantangan terbesar dalam internal Ormawa adalah adanya pengaruh besar dari senior. Senior yang sudah lama aktif dalam organisasi sering kali punya pengaruh yang kuat dalam menentukan siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan.

Mereka bisa saja mendorong junior dari kelompok mereka untuk maju, dan memastikan pemilihan berjalan sesuai dengan kepentingan mereka. Hal ini bisa menimbulkan dominasi kelompok tertentu, sehingga Ormawa kehilangan keberagamannya.

Motivasi di balik politik dinasti ini bervariasi. Sebagian mungkin ingin menjaga "warisan" kepemimpinan mereka atau merasa bahwa hanya kelompok mereka yang mampu menjalankan organisasi dengan baik. 

Namun, di sisi lain, politik dinasti juga bisa muncul karena rasa takut kehilangan pengaruh. Ketika satu kelompok terlalu lama berkuasa, mereka cenderung ingin mempertahankan posisi tersebut agar visi, cara kerja, atau agenda mereka tetap berjalan.

Dalam jangka panjang, politik dinasti ini bisa menyebabkan penurunan kualitas Ormawa. Mahasiswa jadi enggan berpartisipasi, dan Ormawa kehilangan kreativitas serta inovasi karena selalu dipimpin oleh orang-orang yang sama atau dari kelompok yang sama. 

Akibatnya, Ormawa yang seharusnya jadi tempat pembelajaran demokrasi dan kepemimpinan malah menjadi tempat praktik politik kekuasaan yang tidak sehat.

***

*) Oleh : Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Faculty of Teacher Training and Education, English Education Department Unisma.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES