Kopi TIMES

Transformasi Digital Layanan Ibadah Haji dan Umrah

Kamis, 26 September 2024 - 16:00 | 32.45k
Mubasyier Fatah, Koordinator Bidang Ekonomi Kreatif, Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Bendahara Umum PP MATAN, dan Pelaku Industri TI
Mubasyier Fatah, Koordinator Bidang Ekonomi Kreatif, Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Bendahara Umum PP MATAN, dan Pelaku Industri TI

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dua dekade terakhir menimbulkan perubahan radikal dalam cara umat manusia memahami dan mempraktikkan agama. 

Istilah ‘digital religion’ (agama digital) tak hanya menggambarkan evolusi praktik keagamaan daring (online), seperti yang terlihat dalam manifestasi terkini dari program siaran perayaan keagamaan luring yang juga ditayangkan secara daring, tetapi juga soal transformasi digital di bidang berbagai praktik layanan agama. 

Advertisement

Tak dapat dipungkiri, kini agama-agama seperti Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Budha dan Kongfusianisme terus meningkatkan pelayanan bagi para pemeluknya dengan memanfaatkan keunggulan TIK, internet dan teknologi digital seperti telepon pintar, tablet, komputer dan televisi.

Namun, tanpa menafikan tren tranformasi digital di lingkungan agama-agama lainnya, dalam artikel ini, penulis secara khusus membahas soal transformasi digital di lingkungan agama Islam, terutama dalam bidang layanan  ibadah haji dan umrah.

Layanan Ibadah Haji dan Umrah

Salah satu sektor transformasi digital yang menonjol dalam Islam, adalah layanan terkait ibadah haji dan umrah. Menurut syariat Islam, ibadah Haji (al-hajj) berarti ‘sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melaksanakan beberapa rangkai ritual ibadah menurut rukun Islam yang kelima  dan pokok ibadah yang keempat setelah disyariatkan ketiga pokok ibadah yang sebelumnya yaitu ibadah salat, ibadah puasa Ramadhan dan ibadah zakat. 

Ibadah haji pertama kali disyariatkan pada tahun keenam Hijrah, sebagaimana difirmankan dalam QS Ali ‘Imran/3:96-97. Seiring dengan bertambahnya populasi umat Islam di dunia, ibadah haji kini menjadi ziarah tahunan paling besar di dunia. 

Setiap tahun sekitar tiga juta umat Islam di seluruh dunia berada di Kota Suci Mekkah untuk melakukan serangkaian kegiatan keagamaan yang dibatasi oleh ruang dan waktu ini, seperti tawaf mengelilingi Ka'bah dan berkemah di Mina, Arafah, dan Muzdalifah. 

Selama musim haji, para jemaah berpartisipasi dalam ritual utama di Rami-al-Jamarat (pelemparan batu ke tiang-tiang) sebagai tanda penolakan atau perlawanan terhadap iblis. Proses persyaratan yang ketat, persiapan dan perjalanan yang panjang serta sifat kerumunan yang beragam dalam hal ras, usia, bahasa, dan budaya menjadikan ibadah haji dan umrah sebuah penyelenggaraan ibadah yang penuh tantangan. 

Tantangan itu terjadi, baik di tempat asal jamaah, maupun di tanah suci yang bertanggung jawab untuk memastikan kelancaran, keamanan dan kenyamanan penyelenggaraan  ibadah.

Transformasi Digital Ibadah Haji dan Murah di Saudi Arabia

Munculnya teknologi TIK, perangkat digital dan internet telah membantu proses persiapan dan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang penuh tantangan itu. Namun, adopsi teknologi canggih untuk memuluskan persiapan dan penyelenggaraan ibadah haji  dan umrah selalu menuntut suatu prosedur yang matang. 

Artinya, semua lembaga yang bekerja di sektor layanan haji dan umrah perlu memperbarui visi dan strateginya supaya dapat menggantikan prosedur tradisional dengan prosedur digital dan otomatis.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi (KSA) melakukan transformasi digital besar-besaran di berbagai bidang dan layanan pemerintahan di sektor haji dan umrah. 

Studi Emad Felemban dkk (2020) mengemukakan, untuk menyediakan layanan yang dibutuhkan para jamaah dan meningkatkan pengelolaan massa selama musim haji, KSA mengadopsi  teknologi digital.

Selama beberapa tahun KSA mengembangkan prosedur pendaftaran, penyediaan transportasi dan akomodasi serta pengelolaan massa berbasis  sistem nirkabel, teknologi komputer, komputasi spasial, analisa big data, aplikasi seluler, simulasi dan pemodelan massa dan rekayasa arus secara digital.

Melalui website Leaders.mena.com (Juni 2024) Aya Sayed mengungkapkan, selama musim haji 2024, Otoritas Umum Transportasi Saudi memperkenalkan sistem pemantauan kendaraan secara otomatis untuk untuk memastikan semua kendaraan seperti bus, taksi, dan truk di Mekkah dan Madinah mematuhi standar tinggi yang ditetapkan Saudi Arabia.

Teknologi baru ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan keselamatan serta menciptakan kenyamanan bagi para jamaah di semua moda transportasi selama musim haji. Selain itu, pemerintah Saudi mengoperasikan ‘taksi terbang’ yang dikendalikan secara otomatis untuk memberikan pengalaman perjalanan yang luar biasa bagi para jamaah haji selama berada di Mekkah dan Madinah, dan tempat-tempat suci lainnya.

Selain itu, Otoritas Umum untuk Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi meluncurkan sistem khusus menggunakan GPS dan peta digital interaktif untuk membantu para jamaah haji berkeliling tempat-tempat suci. 

Layanan ini mengidentifikasi lokasi ritual keagamaan dan landmark utamanya, termasuk area ‘Mattaf’ dan area ‘Sa’ay’ dan menyediakan petunjuk arah ke area-area tersebut.

Selama musim haji 2024, Arab Saudi juga mengoperasikan robot pintar di Masjid Al Haram di Makkah dan Masjid Al Nabawi di Madinah.  

Robot yang menguasai 11 bahasa internasional: Arab, Inggris, Prancis, Rusia, Persia, Turki, Melayu, Urdu, Mandarin, Bengali, dan Hausa itu bertugas membantu para peziarah melakukan ritual dan memberikan fatwa tentang dua masjid suci secara elektronik, sesuai dengan ajaran Syariah Islam.

Pemerintah Saudi Arabia, melalui Kantor Cabang Kementerian Kesehatan di Madinah juga menempatkan robot di halaman Masjid untuk menyebarkan kesadaran, pesan edukasi, dan saran kesehatan menggunakan lebih dari 96 bahasa dunia.  Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Saudi meluncurkan layanan identitas digital bagi individu yang tiba di Kerajaan Saudi Arabia dengan visa haji. 

Layanan digital ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempromosikan transformasi digital dan memanfaatkan teknologi untuk melayani masyarakat dan para peziarah asing, sesuai dengan tujuan Visi 2030.

Melalui platform Absher dan Tawakkalna, para jamaah dapat memverifikasi identitas mereka secara elektronik untuk memastikan perjalanan yang mudah dan efisien, dengan layanan berkualitas tinggi.

Nusuk, adalah wujud lain dari transformasi digital di bidang layanan haji dan umrah yang diterapkan Arab Saudi. Nusuk adalah istilah dalam Al-Qur'an yang merujuk kepada pengorbanan yang harus dilakukan sebagai pengganti jika jamaah haji memotong rambutnya sebelum waktunya. 

Namun, dalam konteks transformasi digital, Nusuk adalah platform resmi untuk mengurus izin umrah, tawaf, dan sholat di Rawdah di dua Masjid Suci. Nusuk merupakan inisiatif dari Kementerian Haji Saudi Arabia yang bekerja sama dengan Otoritas Pariwisata Saudi. 

Melalui platform Nusuk, para calon jemaah dari 126 negara di dunia dapat merencanakan dan memesan umrah, termasuk mengajukan visa elektronik, memesan hotel, dan penerbangan. 

Platform Nusuk juga menawarkan berbagai paket haji yang dilayani oleh penyedia layanan terakreditasi. Selain itu tersedia pula Kartu Nusuk, yaitu kartu untuk mendukung kelancaran ibadah haji. Kartu ini tersedia dalam format digital dan fisik. 

Transformasi Digital Layanan Haji dan Umrah di Indonesia

Tentu saja langkah transformasi digital pemerintah Saudi Arabia tersebut menjadi tantangan baru bagi pemerintah Indonesia atau Kementerian Agama (Kemenag), khususnya Badan Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (BPIH) dan. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). 

Memang, Kemenag sudah meluncurkan sejumlah aplikasi digital, di antaranya aplikasi Haji Pintar 1(015) dan aplikasi Haji Pintar 2 (2016). Lalu, pada Juni 2024 lalu, Kemenag juga meluncurkan aplikasi Kawal Haji.

Aplikasi ini didesain agar setiap jemaah, keluarga, dan juga petugas bisa saling bantu jika ada persoalan yang muncul dalam penyelenggaraan haji, khususnya yang dialami jemaah.

Namun, Kemenag tak boleh berhenti di situ. Kemenag perlu terus memajukan ekosistem haji berbasis digital, mulai dari Tahap Costumer Touch Point; Tahap Pra-regisrtasi (Tabungan Rencana; Full Payment, Pembiayaan); Tahap Registrasi (Porsi Haji (RTJH), Haji Pintar (Kemenag)); Tahap Pasca-registrasi (Cek Nilai Manfaat Haji (NMVA), Cek Antrian, Top up Tabungan Pelunasan Haji dan Cek Saldo Tabungan Pelunasan Haji); Tahap Pelunasan Tabungan Rencana, Keberangkatan dan Penjemputan di Saudi Arabia. 

Sementara itu BPIH, PPIU, biro perjalanan, para calon jemaah haji dan murah harus juga harus terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi terkini sehingga dapat menyediakan layanan haji dan umrah secara digital dengan kualitas yang semakin baik. 

Layanan dan Pemasaran Haji dan Umrah melalui Website

Tak dapat dipungkiri, kemajuan TIK telah membawa perubahan signifikan dalam cara agen perjalanan memasarkan dan menyediakan layanan perjalanan haji dan murah. 

Sebelum teknologi website dan google form menjadi populer seperti sekarang, perusahaan agen perjalanan haji dan umrah menggunakan format Hypertext Markup Language (HTML) yang dilengkapi foto dan video lalu membagikannya kepada para calon jemaah. Dengan begitu calon jemaah mempelajari tata cara ibadah haji dan umrah. (Anasom, 2021). 

Kemudian, selaras dengan kemajuan TIK, Internet dan perangkat digital, dan media sosial, pemasaran dan layanan haji dan umrah dilakukan melalui perangkat teknologi digital dan media sosial. 

Dalam e-Proceeding bertajuk ‘Developing Digital Ecosystem and Digital Marketing on Hajj Web Application Unsing The Extreme Programming Method’ (2020),  A.A Ananto dkk, menyatakan bahwa  mengacu ke  data jumlah calon jemaan haji dan umrah yang terus bertambah besar, Indonesia perlu mengakselerasi pemasaran digital di bidang layanan ibadah haji dan murah. 

Secara umum, pemasaran digital adalah aktivitas pemasaran yang dilakukan di berbagai platform digital, termasuk online dan offline.  Aktivitas pemasaran digital  secara online meliputi:

1. Website: Membangun kehadiran online melalui website perusahaan.

2. Pemasaran Email: Berinteraksi dengan prospek dan pelanggan melalui kampanye email yang ditargetkan.

3. SEO (Search Engine Optimization): Mengoptimalkan konten untuk meningkatkan visibilitas dan peringkat pada halaman hasil mesin pencari.

4. Iklan PPC (Bayar Per Klik): Menempatkan iklan di mesin pencari dan website, membayar hanya saat pengguna mengklik.

5. Pemasaran Media Sosial atau Social Media Marketing (SMM): Memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau dan melibatkan audiens.

6. Pemasaran Seluler: Campuran praktik dan saluran pemasaran yang unik untuk memiliki telepon pintar.

Menurut A.A, Ananto dkk (2020),  pemasaran dan layanan ibadah haji dan umrah yang disediakan melalui website  semestinya menyediakan 8 fitur penting sebagai berikut.

Pertama, fitur Chatbot yang memungkinkan tanya jawab antara chatbot itu sendiri dengan calon jemaah.

Kedua, fitur  Berita & Artikel yang memuat  berita atau artikel terkait haji dan umrah. 
Ketiga, fitur Forum Komentar.  Dalam hal ini pengguna harus login terlebih dahulu. Pilihan untuk login cukup beragam, antara lain login melalui akun Disqus, Facebook, Twitter, dan Google. 

Ketika seorang pengguna telah berhasil login, ia dapat memberikan komentar dan juga dapat mengomentari komentar pengguna lain. Keempat, fitur Regulasi. Fitur ini terbagi menjadi dua yaitu regulasi perundang-undangan dan juga peraturan presiden. Regulasi merupakan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah terkait penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia. 

Kelima, fitur sholat. Fitur ini  menyediakan ilihan sholat yang telah disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi, yang terkait dengan ibadah haji. Pengguna dapat memilih tab sholat pada beranda agar dapat mengakses daftar sholat. 

Keenam, fitur Info Travel Umrah. Fitur ini memuat informasi travel umrah di kota-kota tertentu berdasarkan rekomendasi dari beberapa website. Pada fitur info travel umrah perlu dicantumkan  informasi berupa kisaran harga, alamat travel umrah, dan juga kontak travel umrah. 

Ketujuh, fitur Informasi Pribadi. Pada fitur ini  terdapat 4 informasi yang dapat digunakan calon jamaah yaitu informasi terkait pendaftaran haji, glosarium, perlengkapan diri, dan terakhir estimasi keberangkatan haji. 

Kedelapan, fitur Keberangkatan. Melalui fitur ini pengguna dapat memilih berbagai informasi termasuk harga setiap keberangkatan, kuota, dan zonasi. 

Meskipun demikian, untuk jadwal keberangkatan ke tanah suci, para calon jemaah haji dan umrah tetap harus menunggu keputusan dari pemerintah. Sebab,   setiap wilayah memiliki jumlah kuota haji, harga tiket dan biaya akomodasi, dan jadwal keberangkatannya masing-masing.

Selain membangun website, sudah banyak perusahaan agen perjalanan haji dan murah di Indonesia yang berupaya mengoptimalkan websitenya lewat strategi SEO (Search Engine Optimization), menggunakan kata-kata kunci seperti ‘agen perjalanan’ agen travel’, ibadah haji’ ‘ibadah murah’ dan lain-lain. SEO akan membantu websitenya muncul di urutan teratas hasil pencarian Google. 

Selain SEO,  sudah banyak pula perusahaan agen periklanan haji dan umrah yang  memanfaatkan iklan berbayar seperti Google Ads atau Facebook Ads untuk meningkatkan visibilitas bisnisnya.  Caranya adalah dengan memasang  iklan yang menarik mengenai paket perjalanan haji dan murah.

Tidak jarang pula, mereka mengumpulkan  dan menampilkan testimoni dari pelanggan yang puas website-nya. Testimoni ini dapat menjadi alat pemasaran yang sangat efektif, karena calon jamaah cenderung lebih percaya pada rekomendasi dari orang lain yang sudah pernah menggunakan layanan dan mengalami kepuasan dengan layanan tersebut.

Memanfaatkan Media sosial

Platform media sosial -Facebook, Twitter (sekarang, X), Linkedln, Instagram, Youtube, WhatsApp, TikTok dan lain-lain-juga menjadi instrumen penting dalam tren  digitalisasi pemasaran, tak terkecuali pemasaran haji dan umrah dewasa ini. 

Digitalisasi penjualan melalui media sosial, selain mempermudah promosi juga memiliki peluang yang sangat signifikan dalam memperluas pangsa pasar (Supardi, 2022). Bahkan, Google WebIndex (2023) menyebutkan  pemasaran digital melalui media sosial tiktok dapat meningkatkan kecenderungan dalam pembelian sebesar 61 persen. 

Sementara itu Blog Hootsuite (2024)) mengatakan pemasaran melalui media sosial  dapat dilakukan melalui beberapa cara, melalui kolaborasi perusahaan atau akun resmi miliki tiktok dalam pemasangan iklan, melakukan kolaborasi dengan influencer, dan melakukan pemasaran melalui akun sendiri (self-publishing). 

Tang dalam Massie (2020) menyatakan, kehadiran penyelenggara ibadah haji dan murah dalam media sosial, seperti Twitter (X), Instagram, TikTok dan WhatsApp, amat bermanfaat karena memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap pertanyaan dan keluhan jamaah. 

Interaksi melalui media sosial tidak hanya meningkatkan kepuasan jamaah karena mereka merasa didengar, tetapi juga memberikan solusi cepat terhadap masalah yang mereka hadapi. 

Berkat platform ini, jamaah dapat dengan mudah mengajukan pertanyaan secara langsung, dan penyelenggara dapat merespons dengan informasi yang akurat dan relevan dalam waktu singkat. 

Selain itu, penyelenggara dapat menggunakan umpan balik dari jamaah untuk melakukan perbaikan layanan sekaligus meningkatkan kualitas layanan secara keseluruhan.

Penerapan Teknologi AI 

Transformasi digital di bidang layanan haji dan umrah juga dapat dikembangkan melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk beberapa hal sebagai berikut.

Pertama, Pemesanan Cerdas dan Rekomendasi. AI dapat digunakan untuk mempersonalisasi paket perjalanan, akomodasi, dan rekomendasi aktivitas bagi jamaah haji.

Kedua, Dompet Digital dan Solusi Pembayaran. Pengembangan solusi dompet digital bertenaga AI bagi jamaah haji dapat memperlancar proses pembayaran, menjadikan transaksi lebih mudah dan aman.

Ketiga, Pemeliharaan Prediktif untuk Transportasi. Melalui teknologi AI  jemaah haji dan umrah dapat mengetahui prediksi layanan transportasi seperti bus, kereta api, dan maskapai penerbangan untuk memastikan keandalan dan meminimalkan waktu henti.

Keempat, Layanan Penerjemahan Bahasa dan Komunikasi. Layanan penerjemahan bahasa berbasis AI dapat meningkatkan pengalaman jamaah haji dan umrah ketika berkomunikasi dengan pihak yang berbeda bahasa.

Kelima, Peramalan Keuangan dan Analisis Investasi. AI dapat  membantu Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk menyediakan peramalan keuangan dan analisis investasi tingkat lanjut.

Bahkan, dengan mengadopsi AI dalam pengelolaan dana dan pasar BPKH meraih efisiensi operasional, mendiversifikasi portofolio, meminimalkan risiko rugi, pengambilan keputusan investasi secara real-time dan akurat, serta dapat mengembangkan strategi berinvestasi berbasis data. 

Menerapkan Strategi Marketing 5.0

Selain melalui website, media sosial, dan penerapan teknologi AI di beberapa kegiatan, tren transformasi digital dalam layanan ibadah haji dan umrah juga ditandai dengan penerapan strategi pemasaran canggih yang disebut Marketing 5.0.

Secara konseptual, Marketing 5.0 adalah strategi pemasaran yang pada awalnya mengandalkan kecerdasan buatan (AI) terutama aplikasi machine learning (ML), natural language processing (NPL). 

Sebagai catatan, secara garis besar AI pada pengaplikasiannya terbagi tujuh cabang, yaitu machine learning (ML), natural language processing (NLP), expert system, vision, speech, planning dan robotics. Percabangan dari kecerdasan buatan tersebut dimaksudkan untuk mempersempit ruang lingkup saat pengembangan atau belajar AI, karena pada dasarnya AI memiliki ruang lingkup yang sangat luas. 

Aplikasi ML misalnya memberi komputer kemampuan untuk melakukan  pemrosesan bahasa alami yaitu menginterpretasikan, memanipulasi, dan memahami bahasa manusia. 

Banyak organisasi dewasa ini memiliki begitu banyak data suara dan teks dari berbagai saluran komunikasi seperti email, pesan teks, umpan berita media sosial, video, audio, dan banyak lagi. 

Mereka menggunakan perangkat lunak NLP untuk memproses data ini secara otomatis, menganalisis maksud atau sentimen dalam pesan, dan merespons komunikasi manusia dalam waktu nyata. 

NLP sangat bermanfaat untuk menganalisis data teks dan ucapan secara penuh dan efisien. Teknologi ini dapat menjelajahi berbagai perbedaan dalam dialek, bahasa gaul, dan penyimpangan tata bahasa yang khas dalam percakapan sehari-hari.

Dalam perkembangannya, Strategi Marketing 5.0 mengkombinasikan beberapa teknologi seperti teknologi kecerdasan buatan (AI), teknologi robotika, teknologi realitas virtual atau virtual reality (VR), teknologi realitas tertambah atau augmented reality (AR), blockchain, dan Internet of Ihings (IoT), dan ketrampilan lunak (soft skills), terutama kreativitas manusia.

Strategi ini mengandalkan data dan informasi tentang siklus hidup konsumen, sekaligus mengutamakan dan melayani kebutuhan konsumen secara real time.

Dewasa ini, banyak organisasi bisnis, termasuk agen perjalanan haji dan umrah menggunakan Strategi Marketing 5.0 dengan memanfaatkan AI untuk berbagai tugas otomatis.

Mereka melakukan hal itu untuk beberapa tujuan seperti: (1) Memproses, menganalisis, dan mengarsipkan dokumen besar; (2) Menganalisis umpan balik pelanggan atau rekaman pusat panggilan; (3) Menjalankan chatbot untuk layanan pelanggan otomatis; (4) Menjawab pertanyaan seputar siapa-apa-kapan-di mana; dan (5) Mengklasifikasikan dan mengekstraksi teks.

Dewasa ini sudah banyak agen perjalanan haji dan umrah di Indonesia yang menggunakan Strategi Marketing 5.0 sambil  mengintegrasikan NLP dalam aplikasinya supaya  berhubungan langsung dan berinteraksi secara intens dengan para calon jemaah.

Melalui fitur Chatbot misalnya,  perusahaan akan menganalisis dan menyortir pertanyaan para calon jemaah lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan umum secara otomatis, dan mengarahkan pertanyaan yang kompleks ke layanan secara langsung. 

Selanjutnya, melalui aplikasi ML, sensor robotik dan IoT, perusahaan  perjalanan haji dan umrah dapat memberikan pengalaman digital yang bersifat personal. 

Makanya, tidak mengherankan, apabila dalam strategi Marketing 5.0, perusahaan perjalanan haji dan umrah dapat memberikan  penawaran dan  promosi  kepada calon jemaah secara personalisasi, sesuai dengan kondisi demografis masing-masing. Bahkan, mereka dapat mendeteksi gambaran wajah, kondisi psikologis dan keinginan ataupun harapan calon jemaah.

Kemampuan manusia tetap yang utama. Namun, terlepas dari kehebatan teknologi AI, perusahaan perjalanan haji dan umrah hendaknya tetap menempatkan ‘manusia’  di pusat transformasi digital dan Strategi Marketing 5.0 yang dikembangkannya. 

Peneliti Amerika Serikat, Ricardo Baeza dan Yates dan Pablo Villoslada (2022) mengatakan, untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan  terbaik, perusahaan  pemasar perlu menerapkan strategi hibrida, memanfaatkan simbiosis yang seimbang antara kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan (AI). 

Menurut mereka, pendekatan hibrida dalam Strategi Marketing 5.0 juga perlu untuk mengatasi isu kreativitas dan masalah hak cipta yang ditimbulkan oleh kehadiran AI. Tentu saja, pandangan tersebut berlaku juga untuk konteks transformasi digital (penerapan Marketing 5.0) layanan haji dan umrah di Indonesia. 

Sebab, pada hakikatnya kecerdasan manusia memungkinkan komunikasi (pemasaran dan layanan) yang sadar konteks, mengendalikan lingkungan, memahami situasi sosial, dan merasakan  ekspresi jiwa calon jemaah. 

Dengan kata lain, kecerdasan manusia  melibatkan social skills yaitu kemampuan untuk memahami konsep abstrak orang lain (jamaah); mengutamakan kesadaran diri dan kepercayaan/iman jemaah;  dan menghargai perasaan dan situasi sosial jemaah. 

Sebaliknya, AI hanya dapat membaca dan mengenali sinyal interpersonal  yang relevan terkait dengan data tentang jamaah haji dan umrah. (*) 

***

*) Oleh : Mubasyier Fatah, Koordinator Bidang Ekonomi Kreatif, Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Bendahara Umum PP MATAN, dan Pelaku Industri TI.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES