Kopi TIMES

Dampak Hiburan Kampanye Pilkada 2024

Minggu, 29 September 2024 - 10:24 | 42.94k
Adi Junadi, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Majalengka
Adi Junadi, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Majalengka
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Dalam politik modern Indonesia, kampanye Pilkada 2024 telah bertransformasi jauh dari metode konvensional seperti orasi di panggung atau diskusi formal. Salah satu fenomena menarik adalah munculnya kegiatan berbasis hiburan, seperti senam massal dan joged bersama, yang kini menjadi bagian penting dari strategi kampanye. 

Pendekatan ini tidak hanya berhasil menarik perhatian, tetapi juga memicu perdebatan tentang efektivitasnya. Apakah hiburan dalam kampanye ini benar-benar bisa mengubah dukungan politik, ataukah hanya sekadar tontonan tanpa dampak jangka panjang?

Advertisement

Senam massal dan joged bersama, yang biasanya diiringi lagu-lagu viral atau lagu kampanye, berhasil menarik banyak orang. Acara seperti ini memberikan kesempatan untuk bersosialisasi, bersenang-senang, dan merasakan kedekatan dengan calon kepala daerah. 

Seringkali, para calon juga ikut berpartisipasi, berbaur dengan masyarakat dan menunjukkan sisi yang lebih "membumi" serta ramah. Dalam konteks ini, senam massal dan joged bersama bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan cara untuk membangun hubungan emosional antara calon kepala daerah dan pemilih.

Namun, di balik keseruan acara ini, muncul pertanyaan penting: seberapa efektif sebenarnya kegiatan berbasis hiburan dalam memengaruhi pilihan politik? Apakah masyarakat yang ikut senam massal akan lebih cenderung memilih calon kepala daerah yang mengadakan acara tersebut, atau apakah ini hanya kesan sesaat yang cepat terlupakan? 

Meskipun keterlibatan langsung dalam kegiatan seperti ini bisa meningkatkan popularitas calon, dampaknya terhadap keputusan pemilih mungkin jauh lebih kompleks dan tidak selalu berbanding lurus.

Beberapa pakar komunikasi politik berpendapat bahwa acara seperti senam massal dan joged bersama lebih berfungsi untuk membangun citra positif daripada memengaruhi pilihan politik yang substansial. Dalam konteks ini, kampanye berbasis hiburan bisa dianggap sebagai strategi branding politik, di mana calon kepala daerah berupaya menciptakan citra yang menyenangkan, akrab, dan energik. 

Namun, hanya mengandalkan branding tidak cukup untuk memenangkan hati pemilih yang kritis. Pemilih dengan kesadaran politik tinggi biasanya tidak mudah terpengaruh oleh penampilan atau hiburan semata. Mereka akan lebih mempertimbangkan visi, misi, dan rekam jejak calon kepala daerah.

Namun, ada risiko bahwa pendekatan berbasis hiburan bisa mengalihkan perhatian dari isu-isu penting yang seharusnya jadi fokus dalam kampanye. Ketika waktu yang seharusnya dipakai untuk mengedukasi pemilih tentang program politik justru dihabiskan untuk acara hiburan, esensi kampanye bisa jadi terabaikan. 

Calon kepala daerah yang lebih mengandalkan hiburan daripada substansi berisiko kehilangan kepercayaan dari pemilih yang menginginkan pemimpin dengan visi jelas dan solusi konkret.

Tidak bisa dipungkiri, dalam dunia politik yang semakin kompetitif, senam massal dan joged bersama punya daya tarik tersendiri. Acara-acara ini bisa jadi cara efektif untuk menarik perhatian pemilih yang sebelumnya kurang peduli dengan politik. 

Namun, sebaiknya kegiatan ini diimbangi dengan komunikasi yang jelas mengenai isu-isu penting dan solusi yang ditawarkan oleh calon kepala daerah. Dengan cara ini, hiburan dalam kampanye bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga bisa jadi alat untuk mengedukasi dan membangun dukungan yang lebih luas.

Kesimpulannya, senam massal dan joged bersama dapat menjadi bagian dari strategi kampanye politik yang efektif jika digunakan secara tepat. Hiburan dalam kampanye dapat meningkatkan keterlibatan pemilih dan menciptakan kedekatan emosional dengan kandidat, tetapi harus diimbangi dengan penekanan pada isu-isu substansial. 

Calon kepala daerah yang mampu menggabungkan pendekatan hiburan dengan komunikasi politik yang bermakna akan memiliki peluang lebih besar untuk menarik dukungan yang solid dan berkelanjutan, bukan sekadar mendapatkan euforia sementara. (*)

***

*) Oleh : Adi Junadi, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Majalengka.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES