Kopi TIMES

Membangun SDM melalui Pendidikan

Kamis, 17 Oktober 2024 - 10:09 | 53.21k
Muhamad Ikhwan Abdul Asyir, Manajer Program Al Wasath Institute.
Muhamad Ikhwan Abdul Asyir, Manajer Program Al Wasath Institute.

TIMESINDONESIA, TANGERANG – Dalam rangka menyongsong Negara Maju, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi pilar utamanya. Pembangunan sumber daya manusia, khususnya bagi generasi muda yang hari ini menjadi sebagian besar masyarakat Indonesia adalah kunci pertaruhan bagaimana Indonesia di masa yang akan datang. Apalagi misalnya ketika berbicara menuju Indonesia Emas 2045.

Tak bisa dipungkiri, pendidikan adalah sektor yang menyumbang peranan besar dalam pembangunan sumber daya manusia ini. Selain faktor sosial, ekonomi, politik sampai agama, pendidikan semacam menjadi simpul di antara berbagai faktor ini. Bukan berlebihan jika dikatakan, pembenahan setiap masalah sosial bisa diurai melalui perbaikan pendidikan.

Advertisement

Misalnya mengenai ekonomi. sebagian besar masalah di bidang ini adalah tentang rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat dikarenakan penghasilan yang tak tentu, sulitnya mencari pekerjaan sampai kreatifitas yang minim menjadi isu berkepanjangan. Pendidikan bisa memberikan jalan penyelesaiannya, baik secara langsung maupun tidak. Dari sini, yang bisa dilakukan harusnya adalah perluasan akses pendidikan bagi siapapun masyarakat indonesia. 

Lebih Banyak Menjangkau 

Perluasan akses ini juga berarti pemerataan instansi pendidikan yang tidak boleh terpusat hanya di tempat tertentu saja. Pendidikan perlu menjangkau semakin banyak wilayah dan masyarakat kita. Selain agar banyak mempengaruhi pola pikir dan memperkuat daya saing generasi penerus bangsa. Pendidikan juga menjadi jalan panjang proses perbaikan kualitas hidup masyarakat Indonesia menuju masyarakat global dunia. 

Lewat pendidikan, generasi muda bangsa kita dididik agar menjadi generasi yang berkualitas baik secara moril maupun kompetensinya. Pergaulan yang tercipta karena proses pendidikan juga akan melatih kecakapan sosial peserta didik. Apalagi dengan merdeka belajar yang kini banyak berfokus pada kebebasan siswa dan guru dalam merelevansikan proses pendidikan dengan kehidupan sehari hari.

Di zaman modern seperti sekarang, lekatan teknologi dalam kehidupan adalah hal yang tak bisa dihindari. Dalam Pendidikan pun demikian, pemanfaatan teknologi adalah agenda penting yang boleh terlewat. Teknologi perlu menjadi alat penunjang yang wajib ada dalam mekanisme penyelenggaraan Pendidikan itu sendiri. 

Capaian Bidang Pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus bergerak demi menciptakan perbaikan proses pendidikan di Indonesia. Berbagai terobosan diambil demi menjaga dan menjamin mutu pendidikan terus meningkat. Seperti kita ketahui bersama, akibat pandemi yang beberapa tahun lalu menimpa kita, ketertinggalan pembelajaran dalam pendidikan menjadi tantangan yang harus dijawab secara komprehensif.

Terobosan ini terekam menjadi berbagai capaian kerja pemerintah bidang Pendidikan. Sebagai warga negara yang baik, melihat dan mengapresiasi berbagai capaian ini tentu adalah hal yang bisa kita lakukan. Sambil lalu, memberikan berbagai masukan yang konstruktif atas hal-hal yang belum maskimal juga penting, yang utama adalah agar proses panjang perbaikan ini tidak kemudian mudah berpuas diri yang malah menjadi stagnan. 

Rekaman capaian ini misalnya seperti yang disampaikan oleh mendikbudristek bahwa lewat program Kampus Merdeka Belajar yang menyediakan pengalaman magang bagi mahasiswa, sejak tahun 2019, sudah sekita 1,55 juta mahasiswa telah mengikuti magang dan pembelajaran di luar kelas ini”. Mengenai dampaknya pun signifikan, tercatat bahwa setiap mahasiswa yang terlibat bisa mendapatkan pekerjaan 2,4 bulan lebih cepat dan menerima gaji 1,4 kali lebih tinggi dibanding mereka yang tidak terlibat. 

Hal ini juga semakin diperkuat dengan jalinan kerja sama antara kemendikbudristek dan perusahaan-perusahaan besar dalam melangsungkan programnya. Jalinan kerja sama dengan google, telkom, atau miscrosof memberikan pengalaman yang matang bagi mahasiswa dalam menyiapkan diri sebelum masuk di dunia industri (DUDI) setelah lulus. Ini tentu akan melengkapi pengetahuan tidak hanya secara teori yang dipelajari di dalam kelas, namun juga praktik langsung di lingkungan industri. 

Salah satu strategi penting dalam transformasi pendidikan vokasi adalah penguatan kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Kemitraan ini tidak hanya untuk magang atau praktik kerja, tetapi juga melibatkan industri dalam proses pembelajaran di sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi vokasi. Program seperti Teaching Factory telah diterapkan di banyak SMK dan politeknik untuk menciptakan lingkungan belajar yang dunia kerja nyata (Kompas, 4/10/24).

Selain bagi kampus, kemendikbudristek juga melakukan terbosan kebijakan bagi Pendidikan tingkat dasar sampai menengah. Kebijakan seperti rapor Pendidikan Indonesia, assessment nasional, platfrom merdeka mengajar, kurikulum merdeka dan lainnya memberikan ruang pembelajaran semakin luas bukan hanya bagi siswa juga bagi tenaga pendidik. 

Misalnya seperti yang disampaikan di koran media Indonesia September lalu bahwa Sekolah mendapatkan laporan kinerjanya melalui platform Rapor Pendidikan yang menjadi acuan melakukan refleksi dan merancang program-program untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Dalam Menyusun program, sekolah didorong untuk memprioritaskan rekomendasi perbaikan yang disusun dan dilaporkan melalui platform ARKAS yang mengurangi beban administratif dan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan dana BOSP. (Media Indonesia, 30/09/24).

Dengan berbagai terobosan ini, dampaknya adalah Indonesia mengalami peningkatan peringkat pada Global Innovation Index (GII) oleh World Intellectual Property Organization (WIPO). Indonesia telah menunjukkan lompatan kemajuan yang signifikan melalui kebijakan dan budaya kewirausahaan; pengembangan klaster; dan kolaborasi riset dan inovasi perguruan tinggi dengan industri. 

Pada 2019, Indonesia berada pada peringkat ke-85 dari 132 negara dengan perolehan skor 29,7 poin. Kemudian terus mengalami tren peningkatan peringkat sehingga puncaknya pada 2023, Indonesia berada di peringkat ke-61 dengan skor 31,3 poin. (Media Indonesia, 30/09/24).

Kita tentu berharap, beberapa capaian ini tidak menjadikan para pemangku kebijakan berpuas diri dan terus melakukan terobosan lainnya agar pemajuan Pendidikan terus berjalan secara progres. Semoga setiap ikhtiar yang dilakukan mampu menjadikan Pendidikan kita semakin baik dan menjadikan Indonesia semakin maju. 

***

*) Oleh : Muhamad Ikhwan Abdul Asyir, Manajer Program Al Wasath Institute.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES