Kopi TIMES

Menjadi Santri Selamanya

Senin, 21 Oktober 2024 - 17:23 | 18.47k
Mirza Azkia Muhammad Adiba, S.Sos., M.Sos, Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIMAS Wonogiri
Mirza Azkia Muhammad Adiba, S.Sos., M.Sos, Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIMAS Wonogiri

TIMESINDONESIA, WONOGIRI – Setiap tanggal 22 Oktober sejak penetapannya pada 15 Oktober 2015 oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, selalu diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Secara garis besar, sudah tidak perlu diragukan sumbangsih santri terhadap Republik ini. Sejak pra kemerdekaan hingga saat ini. 

Pada era modern saat ini, jumlah santri sangat banyak dan tersebar di seluruh penjuru di Indonesia. Mulai dari pesantren kecil yang berada di pelosok suatu kabupaten terpencil hingga pesantren modern yang berada di kota-kota besar dengan fasilitas yang tak kalah dengan sekolah Internasional. Meski begitu, santri bukan hanya orang yang pernah menempuh pendidikan di pesantren saja, tapi orang yang mendalami agama Islam dan orang yang bersungguh-sungguh dalam ibadah juga dapat dikatakan santri.

Advertisement

Status santri akan melekat pada mereka yang pernah belajar dalam sebuah lembaga pendidikan pesantren, dan akan selalu melekat hingga sampai kapanpun meski sudah tidak tidak lagi nyantri. Tidak kalah penting, nilai-nilai santri harus diamalkan secara terus menerus dengan segala profesinya. Santri juga selalu melekatkan hatinya dengan nilai-nilai pesantren, yang ini menjadi modal penting untuk menjadi santri selamanya.

Saat ini banyak sekali santri-santri yang duduk di bagian eksekutif, legislatif atau tenaga profesional lainnya. Sebagai orang yang mempunyai label santri, dan banyak orang yang mengenal orang sebagai yang paham ajaran dan amalan Islam secara baik dan benar. Karena itu, santri seharusnya menjadi teladan atau paling tidak memberikan contoh bagi orang disekitarnya untuk tidak melakukan apapun yang bisa merugikan diri sendiri, orang lain, ataupun kelompok masyarakat hingga negara.

Sangat disayangkan jika ada santri yang tidak meneruskan nilai-nilai positif santri. Misalkan, Religius, artinya paham, taat, dan melakukan ajaran Islam. Sikap rendah hati, patuh terhadap hukum agama dan negara serta taat pada pancasila dan UUD 1945. Semua itu harus bisa diamalkan bagi santri dengan apapun status profesinya saat ini. Jangan sampai santri mencatatkan lembaran negatif pada bangsa ini dan menodai status santrinya dan terlebih agama Islam.

Pada tahun 2024 ini, melalui Kementerian Agama Republik Indonesia, mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan,” dengan harapan seluruh santri ikut membersamai kemajuan Indonesia yang lebih baik. Jika dulu santri melalui resolusi jihad melawan penjajah, kini santri harus berpartisipasi untuk memajukan bangsa ini.

Santri lewat karakter yang sudah terbentuk merupakan faktor penting kemajuan bangsa ini dalam menghadapi berbagai permasalahan, tantangan global dan pesatnya Teknologi Informasi. Santri sudah bukan lagi dipandang sebagai kampungan, norak, gagap teknologi dan pandangan negatif lainnya.

Santri sudah membuktikan dan akan terus membuktikan bahwa perannya bagi Indonesia tidaklah kecil. Sejarah sudah mencatat dan akan terus mencatat  prestasi santri saat ini dan yang akan datang. Tentunya itu semua dilakukan dengan tetap mengamalkan nilai-nilai santri. Karena status santri itu selamanya.

***

*) Oleh : Mirza Azkia Muhammad Adiba, S.Sos., M.Sos, Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIMAS Wonogiri.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES