
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pada pemerintahan Prabowo Subianto, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dipecah menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, terakhir dibentuk Kementerian Kebudayaan.
Lahirnya Kementerian Kebudayaan bagi sebagian besar pelaku budaya boleh jadi menjadi harapan baru bagi para pelaku kebudayaan. Lahirnya Kementerian Kebudayaan yang dipimpin oleh Bapak Menteri Fadli Zon dan Wakil Menteri Giring Ganesha akan menjadi pintu muka dari resistensi sejarah bangsa dan negara Indonesia dalam membangun peradaban Indonesia.
Advertisement
Namun, tantangan besar hari ini terhadap dunia kebudayaan Indonesia tidak lagi semata- mata merasionalkan dalam pemikiran resistensi, konvensional dan pelestarian semata. Fakta terkini, budaya harus menjadi mesin episentrum utama dalam pengembangan keberlanjutan ekonomi kreatif secara global.
Dalam perkembangan terbaru Asian Development Bank (ADB) telah mengeluarkan laporan terbaru menyatakan pentingnya transformasi strategi nasional yang koheren dalam mengembangkan industri kreatif digital demi membantu negara-negara berkembang memasuki ekonomi kreatif global.
Secara taktis, maksud dan tujuan disini menciptakan tersedianya lapangan kerja berkualitas tinggi yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara besar. Penalaran seperti ini dirasakan rasional karena tantangan terbesar disini adalah soal disrupsi digital yang menghadirkan perubahan ekonomi yang sangat cepat di Asia dan Pasifik (ADB, 2024).
Dalam diskursus sederhana, ekonomi kreatif merupakan upaya memanfaatkan segala macam sumber daya yang tak membatasi ide, gagasan, dan juga wahana kreativitas. Harus diakui, tuntutan besar dari kebutuhan industri global saat ini tak hanya melihat pada aspek kepentingan bisnis semata tapi juga pada ide atau gagasan dalam merawat eksistensi orisinalitas pemikiran yang berkelanjutan.
Berdasarkan laporan perkembangan industri kreatif terbaru, elemen budaya menjadi poin utama dalam mendorong majunya proses pertumbuhan ekonomi nasional seperti halnya industri film, permainan, dan musik digital. Berpijak laporan ini menyoroti peluang bagi seluruh negara-negara berkembang untuk meningkatkan industri kreatif digital.
Dalam proporsi ini kesungguhan serius dalam pengembangan bakat dalam negeri, dan mendorong kebijakan yang menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi.
Penalaran Transformasi
Suatu transformasi ide atau gagasan kreativitas dengan memanfaatkan penemuan yang sudah ada untuk menghasilkan suatu produk ataupun proses yang lebih baik, bernilai tambah, dan bermanfaat. Jika produk yang sudah ada, kemudian diinovasikan dan menghasilkan sesuatu yang bernilai jual lebih tinggi dan lebih bermanfaat maka ini akan memberi dasar nilai yang lebih.
Fakta hari ini menuntut mencuatnya tren pembuatan aplikasi-aplikasi berbasis android menjadi satu contoh penemuan yang berbasis teknologi dan informasi yang membantu publik secara umum.
Dalam kematangan penalaran, tak dapat dipungkiri jika ekonomi kreatif menjadi salah satu konsep untuk pengembangan perekonomian di Indonesia. Yang mana, Indonesia bisa mengembangkan ide dan bakat dari rakyat untuk menginovasi dan menciptakan suatu hal.
Dalam dasar pemikiran ini, ruang kreatif jelas harus dapat tumbuh secara organik yang diharapkan dapat bertahan dan berkelanjutan di masa yang akan datang. Dapat dipahami untuk menjadi pekerja kreatif harus punya kesadaran tinggi dapat tumbuh berkembang untuk mengakselerasi menghadapi segala dinamika perubahan dan tantangan zaman.
Kemampuan taktis dalam meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dan bahan baku untuk pengembangan ekonomi kreatif. Sasarannya adalah meningkatnya kuantitas dan kualitas manusia dan tenaga kerja kreatif. Dari posisi ini, penggunaan, pengelolaan, dan perlindungan sumber daya budaya yang berkelanjutan.
Ada tantangan untuk terus meningkatkan pertumbuhan dan daya saing industri kreatif. Sasarannya adalah kelompok wirausaha kreatif berdaya saing secara nasional dan internasional Terciptanya produk dan jasa kreatif Indonesia yang menjadi ikon nasional dan internasional dan memberi serapan penerimaan negara.
Dalam orientasi penuh, penting kiranya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan ekonomi kreatif yang berdaya saing global. Salah satu optimalisasinya adalah dengan meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang mendorong kelancaran produksi, distribusi dan promosi produk kreatif. Kondisional ini jelas harus didukung dengan persiapan ketersediaan teknologi tepat guna dan mudah diakses oleh publik secara luas.
Membangun penciptaan regulasi yang mendukung langkah penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan ekonomi kreatif Iklim kondusif yang memberi peran strategis dalam membangun kerja partisipasi aktif pemangku kepentingan pengembangan ekonomi kreatif untuk dapat memberi kontribusi kemandirian dalam berwirausaha.
Ekosistem Kondusif
Tak dapat menutup mata jika semakin canggih teknologi komunikasi memberi peran penting membangun pergeseran orientasi gelombang ekonomi dalam sejarah manusia. Dimulai dari perubahan era pertanian ke era industrialisasi, setelah itu terbentuk era informasi yang diikuti dengan penemuan-penemuan bidang teknologi informasi.
Pergeseran gelombang ini membawa peradaban baru dan semakin berkembang bagi manusia. Industrialisasi disini menciptakan suatu pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang murah dan lebih efisien.
Munculnya daya saing atau kompetisi pasar yang semakin besar akan kompleksitas dunia industri telah membuat banyak perusahaan secara luas untuk berupaya sebisa mungkin menekan biaya produksi semurah mungkin dan seefisien mungkin demi mempertahankan eksistensinya. Dalam pokok rasional ini, sesungguhnya hampir semua negara maju tengah berupaya memajukan sektor bidang industri sebagai sumber ekonomi negaranya.
Dari sini penting untuk dipahami jika masyarakat ekonomi global tak hanya bertumpu pada kemampuan pengembangan industri secara konvensional dalam hal mampu mengolah dan menghasilkan produksi barang dan jasa secara berkelanjutan tapi proses itu juga harus didukung oleh olahan sumber daya manusia (SDM) kreatif untuk memaksimalkan kemampuan daya pikirnya secara berkesinambungan.
Manusia kreatif harus terampil dalam membangun inovasi guna menghadapi daya saing atau kompetisi pasar yang semakin besar. Ini selaras dengan rasionalitas untuk menempatkan sistem ekonomi berkelanjutan sebagai penopang struktur fundamental dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Ada dukungan rasional untuk selalu berupaya menghasilkan keberlanjutan pertumbuhan (sustainable growth).
Penalaran ruang pertumbuhan ini tercermin dari kemampuan individu untuk memiliki modal kreativitas (creative capital) yang mumpuni dalam menciptakan inovasi dan kemajuan dunia industri secara makro. Dari sini tantangan modernitas zaman faktanya menemukan titik keselarasan dengan adaptasi kebutuhan manusia.
Pembuatan aplikasi-aplikasi berbasis android dan iOS menjadi salah satu contoh penemuan yang berbasis teknologi dan informasi yang memudahkan manusia melakukan kegiatan sehari-hari dan menariknya pengembangan industri kreatif seakan sudah harus sejalan dengan budaya modernitas berbasis aplikasi. Meski terlihat cukup responsible terhadap perubahan dan perkembangan zaman yang semakin canggih.
Tapi yang perlu digarisbawahi sekarang ini apakah keberadaan alat atau media berbasis teknologi ini juga perlu didukung dengan keselarasan sumber daya daya budaya masyarakatnya. Apakah masyarakat yang kental dengan nilai-nilai adat dan budaya lokal mampu seirama untuk tertarik dalam pengembangan industri kreatif semodern ini.
Penduduk Indonesia yang besar dalam kemandiriannya harus selalu sejalan dengan wujud keanekaragaman budaya dan kultur dari masyarakat Indonesia. Promosi-promosi industri kreatif di Indonesia faktanya harus selalu mensinkronisasikan dengan watak dan karakter kebudayaan lokal yang berlaku disana.
Bagi penalaran pelaku industri kreatif, keragaman sosial dan budaya dapat menjadi sumber kreasi dan inovasi karena memberikan gagasan dan hasil tontonan yang penuh dengan nilai edukasi.
Totalitas implementasi industri kreatif dalam pagelaran budaya untuk membangun bersama nyatanya memberi konsekuensi logis atas usaha rasional meregenerasi warisan budaya kepada generasi muda agar tetap hidup dan berkembang. Artinya pembangunan industri kreatif sekalipun kondisi sekarang ini sangat dimudahkan dengan kemajuan teknologi yang serba digital.
Pada aspek inilah kita tetap harus memperhitungkan aspek budaya sebagai rasionalitas mendasar yang tumbuh dan hidup dalam entitas masyarakat. Poin inilah yang menjadi nilai dasar fundamental untuk langkah pembangunan industri kreatif Indonesia dapat maju dan berkembang.
***
*) Oleh : Haris Zaky Mubarak, MA., Mahasiswa S3 Universitas Indonesia Skema Pelaku Budaya Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sholihin Nur |