Kopi TIMES

Solusi Cerdas Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 17:04 | 45.42k
Roza Yunita, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Roza Yunita, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PADANG – Bioteknologi pertanian kini menjadi salah satu topik terhangat di dunia pertanian modern, menawarkan solusi untuk masalah pangan global melalui pendekatan sains yang inovatif. Dengan teknologi ini, para ilmuwan dapat mengembangkan tanaman yang lebih tahan terhadap penyakit, lebih produktif, dan memiliki nilai gizi yang lebih baik. 

Pendekatan ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan dunia yang semakin meningkat seiring pertumbuhan populasi. Namun, apa sebenarnya bioteknologi pertanian, dan bagaimana ia bisa membentuk masa depan pertanian yang berkelanjutan?

Advertisement

Mengapa Bioteknologi Pertanian menjadi Penting?

Pertumbuhan populasi dunia yang pesat menimbulkan tantangan besar bagi sektor pertanian, terutama di tengah perubahan iklim yang drastis dan terbatasnya lahan subur. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memprediksi bahwa pada tahun 2050, dunia harus memproduksi 70% lebih banyak makanan untuk memberi makan sekitar 10 miliar orang. 

Di sinilah bioteknologi pertanian memainkan peran penting dengan menciptakan solusi yang efisien untuk meningkatkan produktivitas tanpa menambah tekanan pada lingkungan​. Contohnya, tanaman tahan iklim ekstrem sedang dikembangkan untuk beradaptasi dengan suhu tinggi atau kondisi kering, yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. 

Dengan menggabungkan gen-gen yang tahan terhadap kondisi tersebut, tanaman ini dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang sebelumnya kurang mendukung, memberikan ketahanan pangan bagi wilayah yang rentan terhadap bencana iklim.

Selain meningkatkan daya tahan tanaman, bioteknologi juga berfokus pada peningkatan kualitas nutrisi. Sebagai contoh, Golden Rice, beras yang dimodifikasi secara genetik untuk mengandung vitamin A, telah dikembangkan untuk membantu mengatasi defisiensi vitamin A, yang menjadi salah satu penyebab utama kebutaan pada anak-anak di negara berkembang. 

WHO melaporkan bahwa sekitar 250 juta anak-anak di seluruh dunia menderita kekurangan vitamin A, dan Golden Rice menjadi solusi potensial untuk masalah ini. Modifikasi ini menjadi bukti bahwa bioteknologi pertanian dapat menawarkan manfaat kesehatan langsung kepada konsumen, terutama di wilayah yang mengalami kekurangan nutrisi​.

Penggunaan pestisida yang berlebihan selama beberapa dekade telah menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan, termasuk pencemaran tanah dan air serta risiko kesehatan bagi manusia. Bioteknologi pertanian menawarkan alternatif dengan menciptakan tanaman yang tahan terhadap hama, sehingga mengurangi kebutuhan akan pestisida kimia.

Misalnya, tanaman Bt corn yang telah dimodifikasi dengan gen Bacillus thuringiensis (Bt) mampu menghasilkan protein yang mematikan bagi serangga tertentu, namun aman bagi manusia. Tanaman ini telah terbukti mengurangi penggunaan pestisida hingga 90%, yang berarti berkurangnya dampak negatif pada lingkungan dan biaya yang lebih rendah bagi petani​.

Teknologi pengeditan gen CRISPR adalah salah satu inovasi terbesar dalam bioteknologi pertanian. Metode ini memungkinkan ilmuwan untuk memodifikasi gen tanaman dengan sangat presisi, menghilangkan atau menambahkan gen spesifik tanpa menimbulkan perubahan besar pada DNA tanaman lainnya. Ini berbeda dari modifikasi genetik tradisional yang cenderung kurang presisi.

Salah satu aplikasi CRISPR adalah pada tanaman gandum yang tahan penyakit jamur. Penyakit jamur dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani, terutama di negara berkembang. Dengan CRISPR, tanaman gandum dapat dibuat lebih tahan terhadap infeksi, sehingga meningkatkan hasil panen dan mengurangi kerugian akibat penyakit tanaman​.

Walaupun menawarkan banyak keuntungan, bioteknologi pertanian masih menuai kontroversi. Isu-isu seperti keamanan pangan, dampak terhadap lingkungan, dan keanekaragaman hayati sering kali diperdebatkan. Meski demikian, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tanaman hasil bioteknologi aman untuk dikonsumsi dan lebih ramah lingkungan daripada metode konvensional yang bergantung pada bahan kimia. 

Dalam upaya membangun pertanian yang lebih berkelanjutan, kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan sektor swasta menjadi penting untuk mengoptimalkan potensi bioteknologi.

Pada akhirnya, bioteknologi pertanian tidak hanya tentang meningkatkan produktivitas, tetapi juga tentang menjaga kelestarian sumber daya alam kita. Di masa depan, dengan adanya dukungan kebijakan yang baik dan pendekatan yang bertanggung jawab, bioteknologi pertanian berpotensi besar dalam memastikan pasokan pangan yang cukup, sehat, dan ramah lingkungan bagi generasi mendatang.

***

*) Oleh : Roza Yunita, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES