Ra Hamid dan Amin Said Husni Versi Upgrade untuk Bondowoso Maju

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Ketika terpilih sebagai Bupati Bondowoso 2008 silam, isu putra daerah atau bukan telah ada di masa itu. Tetapi, Amin Said Husni (ASH) membuktikan bahwa isu tersebut tak dapat menjadi barometer kepemimpinan untuk memajukan Bondowoso.
ASH justru menjadi salah satu Bupati Bondowoso yang cemerlang dalam menjalankan pemerintahan. Seiring berjalannya waktu, justru ASH menyulap Bondowoso yang sering dijuluki sebagai kota pensiun menjadi kota kampiun.
Advertisement
Berbekal kematangan ASH, saat meniti karier di dunia politik, dimulai sejak menjadi anggota DPR RI dari fraksi PKB, lalu mengimplementasikan pengalaman dan jejaringnya tersebut untuk memajukan Kabupaten Bondowoso.
Awal kepemimpinan ASH, ia menyebut saat periode pertamanya memimpin, APBD Bondowoso waktu itu hanya 600 Miliar. Namun beliau tak patah arang untuk memajukan Bondowoso dengan segala keterbatasannya sampai akhirnya di masa akhir pemerintahannya APBD Bondowoso naik signifikan di angka 2,1 Triliun.
Tak hanya itu, ASH juga mampu mengangkat derajat Kabupaten Bondowoso yang sebelumnya dicap sebagai daerah tertinggal dan di masa kepemimpinannya, Bondowoso keluar dari status daerah tertinggal.
Berikut data pencapaian ASH membawa Bondowoso keluar dari status Daerah Tertinggal: Angka kemiskinan di tahun 2009 mencapai 22,23% dan di tahun 2017 turun diangka 14,54%. Angka Harapan Hidup di tahun 2009 yang hanya 62,92% ditingkatkan menjadi 66,11%.
Angka Harapan Lama Sekolah di Tahun 2013 yang hanya 12,76 tahun kemudian meningkat menjadi 12,97 di pada 2017. Begitupun dengan Angka Rata-rata Lama Sekolah kian meningkat dari 5,48 menjadi 5,57 dalam kurun waktu 2013-2017.
Indeks Pembangunan Manusia meningkat menjadi 65,24 yang semula hanya 62,1. Pengeluaran Perkapita semakin baik pula dari Rp 8.064.310 ke Rp 10.443.700. PDRB Kabupaten Bondowoso pun naik drastis yang mulanya hanya 11,79 di tahun 2013 dan bangkit menjadi 17,36 di tahun 2017.
Bekal yang matang saat ditempa berbagai macam proses kepemimpinan di PMII dan PKB, ASH mampu keluar dari lubang jarum. Ia tahu kebutuhan Bondowoso dan mampu memberikan jawaban atas kebutuhan Bondowoso saat itu.
Apa saja kebutuhan Bondowoso saat itu?
Infrastruktur jalan pada saat itu dalam kondisi kurang begitu baik menjadi salah satu permasalahannya. Jalan penghubung antar kota masih minim pembangunan dan jalan-jalan desa juga tidak begitu baik pula ditambah jalan menuju tempat yang berpotensi menjadi daya tarik wisatawan juga masih dalam keadaan belum terbangun.
Pada masa Bupati ASH Jalan penghubung Bondowoso-Situbondo (wilayah timur), Jalan Penghubung Bondowoso-Besuki (wilayah barat) menjadi salah satu legasinya. Ia mampu membawa angin segar kebangkitan ekonomi di daerah perbatasan kota saat itu.
Kecakapan ASH dalam membaca peluang pertumbuhan ekonomi di Bondowoso tak terbatas pada batas-batas daerah antar kota saja. Ia tahu bahwa Bondowoso tak punya laut sebagai penambah pendapatan daerah.
Ia kemudian memikirkan Bondowoso secara mendalam dan mencari cara agar Bondowoso semakin berkembang dan maju. Potensi Bondowoso setelah ia cermati terletak pada kemampuan para petaninya yang menghasilkan produk pertanian dan perkebunan yang begitu berkualitas.
Sebut saja, dua macam produk unggulan Bondowoso yaitu tembakau dan kopi.
Kemudian ia mengangkat citra tembakau Bondowoso menjadi salah satu produk pertanian yang berkualitas tinggi dengan produk Tembakau Maesan I dan II.
Pun dengan Kopi Bondowoso yang dibranding dengan baik pula oleh Bupati Amin saat itu dengan nama BRK (Bondowoso Republik Kopi).
Ingat wisata Gunung Ijen dan wisata di sekitarnya?
Kalau anda hari ini sering berlalu lalang atau sesekali ke daerah Ijen. Jalanan semulus itu sampai ke atas Ijen tak terlepas dari peran Amin Said Husni untuk memajukan Bondowoso lewat sektor pariwisatanya.
Bagaimana dengan Ra Hamid?
Dalam sebuah pernyataan ASH tentang Ra Hamid "Saya dukung Ra Hamid, bukan hanya karena nasab beliau, tapi karena beliau punya integritas, kapasitas dan kapabilitas serta jaringan nasional dan internasional. Saya yakin beliau bisa membawa kemajuan Bondowoso."
Jika kita tarik pada program-program yang ditawarkan oleh Ra Hamid dalam Pilkada Bondowoso ia akan melanjutkan program yang sudah berjalan dengan baik pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
Tentu dengan sentuhan dan cara yang lebih segar dari Ra Hamid berbekal kemampuan intelektualitas, kapasitas, pengalaman dan jejaring nasional dan internasional yang ia miliki tentu akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi di Bondowoso.
Tak hanya ekonomi saja, bidang pendidikan dan kesehatan juga tak luput dari perhatian yang sangat besar dari Ra Hamid. Itu dapat dilihat dari program-program kerja yang ia tawarkan.
Sektor pendidikan misalnya: Ra Hamid - Ra As'ad sangat memperhatikan betul kebutuhan guru dan murid. Guru butuh apa dan murid butuh apa, ia tawarkan dengan program kerjanya.
Artinya guru dan murid mendapatkan perhatian sesuai dengan kebutuhannya.
Di bidang kesehatan pun, diperhatikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Bondowoso. Misalnya saja, program Jaminan Kesehatan Gratis dan Rumah Sakit Perbatasan.
Ditambah lagi pemahaman Ra Hamid tentang Bondowoso yang memiliki sumber daya di sektor pertanian yang cukup besar. Ia memperhatikan dengan sangat cermat.
Misalnya, program pupuk gratis untuk tanaman tembakau dan asuransi untuk petani rawan gagal panen adalah keberpihakan terhadap petani yang sangat jelas dan mampu menjawab persoalan lama yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Bondowoso.
Hemat penulis, Ra Hamid sama dengan Amin Said Husni namun versi upgrade dengan perkembangan tekhnologi yang pesat kemajuannya. Hal inilah yang meyakinkan kami (Masyarakat Bondowoso) bahwa "Ra Hamid adalah Harapan Baru untuk Bondowoso Maju".
***
*) Oleh: M. Firman Zah, Mantan Ketua Cabang PMII Bondowoso.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rizal Dani |