Kopi TIMES

Kurikulum PAI menjadi Tonggak Penting MTS dan MA 

Jumat, 08 November 2024 - 10:44 | 20.39k
Intan Dauratus Sa'adah, Mahasiswa Pascasarjana IAI Al-Qodiri Jember
Intan Dauratus Sa'adah, Mahasiswa Pascasarjana IAI Al-Qodiri Jember

TIMESINDONESIA, JEMBER – Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah pedoman untuk menyelenggarakan pendidikan agama Islam di sekolah. Kurikulum PAI mencakup beberapa mata pelajaran, seperti Al-Quran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah, dan Sejarah Kebudayaan Islam. 

Pendidikan kita penting memperhatikan sebuah kurikulum. Karena baik buruknya pendidikan dapat dilihat dari sebuah sistem yang jadi acuan yaitu “kurikulum”. Pada akhirnya menjadi pemangku sentral dari sistem adalah seorang guru. 

Advertisement

Semangat nasional tentang pentingnya pendidikan telah digelorakan oleh para pendiri bangsa terdahulu. Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara pernah berkata, yang telah tersebar, dikutip oleh banyak orang, menurutnya “pendidikan adalah upaya untuk menuntun kodrat anak-anak agar mereka dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Pendidikan yang baik menurutnya harus holistik, memerdekakan, dan memperhatikan kodrat alam dan zaman.” 

Isu sosial tugas seorang guru, pengajar, dan tenaga pendidik yang kerap ramai akhir-akhir ini dibicarakan. Bahwa peran seorang guru dapat hukuman, hujatan, dan respon kurang enak lainnya. Dikarenakan menghukum murid. Bukannya pendidikan kita butuh tiga aspek dasar dalam proses mengajar: Mendidik, Mengajar, dan Menghukum. 

Adapun peran di atas tersebut dapat disadari oleh wali murid, atau masyarakat di luar pendidikan agar dapat memaklumi dengan sadar kekerasan tidak baik dilakukan siapapun, kecuali dalam kadar memberi pelajaran dan memberi hukuman dengan tujuan mendidik. 

Peran meningkatkan dunia pendidikan sebagai berikut; dari internal peserta didik itu Anda; dari dunia belajarnya. Dua aspek tersebut perlu namanya sebuah indikator yang rigid dalam penerapan di masyarakat. Karena lingkungan belajar yang nyaman serta aman akan membantu siswa belajar dengan baik. 

Di keluarga tentu juga perlu kesadaran penuh di rumah tangga mereka. Bahwa tidak mungkin pendidikan bagus, tapi keluarga tidak ikut andil dalam hal kemajuan pendidikan. Mustahil. Karena seorang anak atau peserta didik dapat motivasi belajar tidak sekadar di sekolah melainkan dari internal mereka. Dengan kata lain dasar penting belajar lahir dari keluarga, sehingga motivasi dan tujuan belajar terarah. 

Menurut Kirani (2023) lembaga pendidikan pertama, keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai dan memberikan stimulus yang membangkitkan minat belajar anak. Orang tua sebagai figur utama dalam keluarga diharapkan mampu memberikan perhatian dan fasilitas yang memadai bagi anak untuk belajar. 

Selain keluarga, peran lembaga pendidikan, baik pemerintah secara nasional, maupun di luar pemerintah. Pembuatan kurikulum yang dapat jadi acuan belajar di setiap ruang belajar di sekolah maupun di perguruan tinggi. 

Benang merah masalah pendidikan kita (Indonesia) beragam; kesenjangan fasilitas, akses, dan kesadaran tidak memiliki kesadaran sejalan. Sehingga kesabaran akan pentingnya pendidikan butuh metode efektif membangunnya. 

Metode inilah dalam belajar semestinya dimatangkan bagi setiap tenaga pendidik. Karena tenaga pendidik yang baik akan punya pengaruh terhadap perkembangan siswa atau peserta didik. Jika pengajarnya baik tidak sekadar mengajar akan punya pengaruh kepada peserta didik. 

Sedangkan benang merah dari segi keluarga yaitu kesadaran akan pentingnya pendidikan tidak bersifat doktrin, tapi bersifat reflektif akan dirinya sendiri--yang terdapat pemahaman terkait kemampuan diri sendiri. Sehingga kesadaran belajar di sekolah bersifat "kebutuhan" atas dirinya sendiri.

Adapun persoalan pendidikan di Indonesia ini sangatlah kompleks, dan perlu menyadari sambil lalu mencari solusi atas masalah menimpanya. Sebab, bila ada pembiaran, akan tiba masa pendidikan kita; "akan begini saja."

Peran banyak sektor sangatlah penting, pendidikan di seluruh dunia, tentu boleh mengaca kepada negara maju, bahwa kemajuan pendidikan di negara maju-yang penting dari upaya dari banyak sektor; baik di pemerintah dan di masyarakat.

Pemerintah ikut andil dalam kaitan pendidikan kita, sehingga itu dapat dirasakan dengan baik oleh masyarakat. Hal itu salah satu hal penting "kurikulum" secara general dan khusus. Walaupun masih ada aspek lainnya. 

Produk kurikulum sekurang-kurangnya bentuk upaya menjawab persoalan pendidikan kita, yaitu dengan menyediakan pedoman berupa kurikulum yang kontekstual. Akhir-akhir ini ada sistem KurMer (Kurikulum Merdeka). Baik ataupun buruk lembaga akan merasakannya.

Adapun kurikulum dalam hal ini berkaitan dengan kurikulum di Pendidikan Agama Islam (PAI). Kurikulum tersebut terdapat orientasi logis terkait hubungan pendidikan dan agama. Sebagaimana telah termaktub, pendidikan Islam-yang akan erat dengan doktrin agama terkait: akhlak, bersikap, dan bertindak.

Agama Islam di pendidikan perlu dapat sorotan penting karena ada label agama. Lalu memulai dari mana, paling memungkin masuk dari sebuah lembaga, dari lembaga pendidikan berbasis Islami. Karena dengan seperti itu ada keseragaman dalam konteks pendidikan islami. 

Kesimpulannya, kurikulum perlu digaungkan lalu melakukan sharing untuk kesadaran setiap lembaga berbasis muslim. Sehingga pendidikan Islam menjadi bagian terpenting dalam konteks pendidikan kita. Terkhusus dalam tingkat  MTS dan MA. Dalam hal ini peran guru, keluarga, dan lembaga sinergi menerapkannya. (*)

***

*) Oleh: Intan Dauratus Sa'adah, Mahasiswa Pascasarjana IAI Al-Qodiri Jember.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi TIMES Indonesia.

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES