Meneladani Perjuangan Pahlawan: Mengukir Prestasi dan Etika
TIMESINDONESIA, MALANG – Setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia merayakan hari pahlawan. Siapakah pahlawan? Mengapa mereka disebut pahlawan? Jika kita melihat sejarah perjuangan bangsa, pahlawan adalah orang yang berjuang dan berjasa untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari cengkraman penjajah.
Seperti dalam pasal 1 ayat 4 UU No. 20 tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia (Zakso, 2012).
Advertisement
Bagaimanakah di zaman sekarang yang masa berjuangnya tidak lagi dengan pertumpahan darah dan cucuran air mata? Apakah tidak ada lagi pahlawan. Tentu tidak demikian, dengan segala kemudahan yang kita dapatkan di era global ini tentu ada orang-orang hebat memerankan dirinya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga sekali klik semua informasi dari berbagai belahan dunia dapat kita ketahui.
Pahlawan tidak semata dinisbatkan kepada mereka yang berjuang pada bertempur melawan penjajah. Siapapun itu, selama yang dilakukan memberikan manfaat bagi disekitar dan tiada henti untuk terus berjuang demi mewujudkan perubahan untuk terus maju, maka mereka bisa menjadi pahlawan.
Mereka yang dengan gigih berupaya memberikan prestasi terbaik dalam setiap usaha dan pantang menyerah berproses dengan budi pekerti yang baik untuk hasil yang lebih baik seperti yang diteladankan oleh para pahlawan di masa perjuangan dalam melepaskan belenggu penjajah dalam mewujudkan kemerdekaan. Nilai-nilai luhur kepahlawanan dapat diteladani dari mereka ialah pantang menyerah, rela berkorban, patriotisme, nasionalisme, berani membela kebenaran.
Bagaimanakah cara menumbuhkan nilai kepahlawanan di kalangan generasi muda saat ini? Perjuangan diera sekarang tidak lagi dengan mengangkat senjata. Namun berjuang dengan mengukir prestasi dengan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak yang terpuji. Inilah yang perlu dikembangkan dan dibangun oleh generasi muda. Perjuangan yang bertumpu pada kompetensi diri dan berlandaskan etik yang luhur akan menghasilkan prestasi yang unggul.
Prestasi diri yang diraih oleh individu berkaitan erat dengan budaya unggul suatu bangsa. Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, arti penting prestasi diri bagi keunggulan bangsa Indonesia ada tiga, yaitu mewujudkan cita-cita bangsa, mengharumkan nama baik bangsa, serta dapat bersaing dengan bangsa lain.
Tujuan berbangsa dan bernegara dapat terwujud dengan baik jika prestasi tersebut diperjuangkan oleh seorang individu yang memiliki bakat unggul. Karena dengan keunggulan, bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain. Sehingga bangsa lain akan menaruh kepercayaan akan kualitas bangsa Indonesia. Maka dari itu prestasi diri penting untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia (Adisusilo, 20050. Untuk meraih prestasi, maka dibutuhkan kecerdasan berpikir yang baik.
Selain prestasi, etika yang unggul dan luhur tak kalah penting. Jangan hanya sebuah kata tanpa makna karena etik unggul adalah nilai-nilai moral yang harus di implementasikan generasi muda dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat mengelola tekanan dan tantangan dengn baik.
Pada masa perjuangan para pahlawan berjuang untuk terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Untuk menjadi pahlawan generasi muda saat ini dengan kemampuannya masing-masing dapat mengabdikan dirinya untuk mengisi kemerdekaan demi terwujudnya keadilan sosial yang merata. Mereka yang senantiasa rela dengan daya dan upaya berjuang dan berkorban untuk negara, layak mendapat julukan pahlawan.
Upaya meraih prestasi dengan menanamkan etik yang luhur akan menghasilkan pahlawan-pahlawan muda kebanggaan bangsa. Generasi muda haruslah memiliki daya juang pahlawan dengan prestasi dan etik yang unggul. Generasi muda yang berprestasi bukan bersensasi.
***
*) Oleh : Ratnawati, S.Pd, Staf Pengajar Sejarah SMAN 1 Malang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |