TIMESINDONESIA, TANGERANG – Setelah resmi dilantik pada 20 oktober lalu, kabinet merah putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto membuka lembaran harapan baru bagaimana nantinya urusan rumah tangga negara ini diatur dengan lebih baik lagi.
Apalagi, dengan berbagai latar belakang kompetensi mentereng yang dimiliki masing-masing pengisi kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto, terobosan dan langkah konkret yang akan dilakukan pemerintah menjadi hal yang terus dinanti publik.
Advertisement
Hal ini ditambah dengan gemuknya jajaran kabinet merah putih, kekhawatiran sebagian pihak akan beban anggaran yang begitu besar tak bisa terhindarkan. Ini memang bukan tiba-tiba, sebelumnya lewat legislatif, aturan mengenai kementerian dan lembaga negara diubah dengan melihat anggapan kebutuhan Presiden terlantik.
Alasannya mendasar memang, misalnya karena berkaitan dengan efektivitas dan gerak yang lebih leluasa, agar tujuan program kerja unggulan juga bisa dikejar pelaksanaannya, beberapa pos kementerian yang sebelumnya merupakan satu instansi dipisah. Selain itu, kabinet merah putih juga menghadirkan beberapa badan atau lembaga negara baru setingkat kementerian.
Salah satu yang tak tertinggal dari atensi publik ialah persoalan pendidikan. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang merupakan pecahan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini berupaya bergerak cepat mengatasi berbagai realitas masalah pendidikan yang ada di Indonesia.
Realitas Wajah Pendidikan dan Harapan
Berbagai masalah pendidikan selalu menjadi catatan merah kondisi sosial masyarakat kita, sengkarut zonasi, pendidikan mahal, ketidaksesuaian kurikulum pendidikan, pemerataan akses, capaian pendidikan yang belum optimal sampai masalah klasik seperti kesejahteraan dan kualitas guru menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Tak ayal, harapan besar penguraian masalah pendidikan, apalagi dengan sosok Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti yang memang tersohor dengan kapasitasnya sebagai guru besar bidang pendidikan menjadi hal yang terus menguat. Seakan kembali memberikan urusan kepada ahlinya, rekaman urusan program pendidikan dimasa awal kabinet ini menjadi semakin menarik untuk diulas.
Latar belakang lainnya, dimana Abdul Mu'ti merupakan tokoh Muhammadiyah yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan afirmasi publik bahwa berbagai gebrakannya layak dinanti publik.
Kementerian yang dipimpinnya, yang berfokus pada urusan pendidikan tingkat pra pendidikan dasar, tingkat dasar, menengah dan pendidikan non formal memikul mozaik pembenahan kualitas generasi muda bangsa.
Sebab sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa salah satu ruang gerak Muhammadiyah dalam ikut serta membangun masyarakat yang cerdas dan memajukan kesejahteraan umum adalah amal usahanya di bidang pendidikan.
Ratusan bahkan ribuan kelas pendidikan dari tahap paling dasar sampai Pendidikan tinggi Muhammadiyah miliki sebagai ikhtiar menebar kebermanfaatan. Ini tentu membawa jiwa optimisme, realitas wajah pendidikan dan harapan tentu muncul akibat punggawa mendikdasmen ini.
Bulan Guru Nasional
Mengawali kebijakan pendidikan, Kemendikdasmen menjadikan bulan November 2024 sebagai Bulan Guru Nasional. Ajang yang mengangkat tema "Guru Hebat, Indonesia Kuat" memberikan formalisasi berbagai gerakan perbaikan mutu pendidikan yang berkonsentrasi pada perbaikan kualitas pendidiknya sekalian.
Bulan November sebagai Bulan Guru Nasional berisi bergairah kegiatan positif bagi insan pendidikan Indonesia, harapannya, hawa segar urusan pendidikan tentu bisa dirasakan.
Lewat ajang ini, paling tidak kita bisa melihat gerak Kemendikdasmen berfokus pada tiga konsentrasi utama bagaimana menjadikan pendidikan kedepan berjalan dengan semakin baik lagi. Tiga konsentrasi yang bermuara pada bagaimana mengakselerasi perbaikan pendidikan dengan menguraikan masalah mendasar guru yang selama ini masih menghantui wajah pendidikan kita.
Penguatan Mutu Pendidikan Lewat Guru
Pendidikan bermutu bagi semua menjadi visi besar yang dibawa oleh mendikdasmen, dengan berfokus pada peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru, mutu pendidikan coba ditekan betul pemajuannya. Bak sebuah inkubasi perbaikan pendidikan, peran penting guru sang pahlawan tanpa tanda jasa sebagai tenaga pendidik menjadi perhatian utama.
Hal ini tentu menjadi penting untuk dilihat sebagai upaya besar yang konstruktif. Sebab, seperti yang kita ketahui juga bersama, bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan, guru menjadi kunci bagaimana pendidikan itu akan berlangsung. Akan sulit membayangkan jika konsep perbaikan pendidikan itu tak beriringan dengan tranformasi guru kearah yang jauh lebih positif.
Guru merupakan ujung tombak pendidikan yang bertanggung jawab pada kualitas generasi penerus bangsa, dan dapat dikatakan guru menjadi kunci penting dalam keberhasilan pendidikan pada peserta didik.
Namun, peran guru bukan hanya sebagai media mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi guru juga sebagai motivator bagi siswa agar memiliki prestasi belajar yang baik (Irma Sulistiani, dkk, Jurnal Citra Pendidikan : 2023).
Selain itu, dengan berfokus pada guru, apalagi misalnya pemecahan pada masalah kesejahteraan guru, guru-guru kita sekalian akan mampu diberikan kesempatan untuk semakin berkembang dan mengeksplorasi diri dalam menjalankan tugasnya mencerdaskan generasi penerus bangsa di masa yang akan datang.
Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Suriana Latif, bahwa peran Guru sebagai pendidik profesional yang tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Apalagi pada Pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi akademik, kompetensi sertifikat pendidik sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional, yaitu terselenggaranya pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga negara (Suriana Latif, Pendidikan Sosiologi FIS-UNM : 2019).
Melengkapi gebrakan yang ada, tak lupa, Kemendikdasmen juga bergerak cepat dalam upaya percepatan program sertifikasi guru. Dengan sertifikasi guru ini, keselarasan upaya peningkatan kompetensi guru-guru sekalian kita berjalan lurus dengan memunculkan berbagai beasiswa pendidikan minimalnya S1 atau D4 bagi guru yang belum memilikinya. Dari sini, optimisme pemerataan kualitas guru adalah nafas panjang yang coba dihembuskan.
Terahir kita berharap, semoga program yang ada tak hanya menjadi gebrakan awal semata, namun terus berjalan dan berkesinambungan dengan terobosan lainnya yang jauh lebih konkret. Semoga nafas panjang pendidikan kita terus berhembus dan menghidupkan segenap upaya pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia.
***
*) Oleh : Muhamad Ikhwan A. A, Manajer Program Al Wasath Institute.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |