Kopi TIMES

Pendidikan di Persimpangan Zaman: Menentukan Kendali antara Manusia dan Teknologi

Sabtu, 16 November 2024 - 07:40 | 21.77k

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pada awal 2023, Times Indonesia Network (TIN) meluncurkan inisiatif Akademi AI Indonesia (AAI) sebagai respon terhadap meningkatnya kebutuhan akan pemahaman teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Akademi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem edukasi yang mendukung pemahaman mendalam tentang AI, terutama di kalangan pelajar dan masyarakat umum. AAI dirancang sebagai platform pendidikan inklusif yang menawarkan berbagai program pelatihan, baik untuk individu maupun institusi, guna mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan era digital.

Pada Juni 2023, Akademi AI Indonesia (AAI) mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk segera merumuskan panduan penggunaan AI dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. AAI menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya mengajarkan aspek teknis AI, tetapi juga dampak sosial dan etis yang dapat ditimbulkan oleh teknologi tersebut. Fajar Trang Bawono, peneliti senior AAI, berpendapat bahwa generasi masa depan Indonesia perlu dipersiapkan untuk memanfaatkan AI secara bertanggung jawab dan positif, guna menghindari dampak negatif yang mungkin muncul. Berita lengkap mengenai desakan AAI tersebut dapat diakses melalui link berikut.

Advertisement

Salah satu langkah strategis AAI adalah kolaborasi dengan pemerintah daerah, khususnya di Malang. Pada November 2023, TIN bertemu dengan Penjabat (Pj) Wali Kota Malang untuk membahas potensi menjadikan Malang sebagai pusat pembelajaran AI pertama di Indonesia. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk menjadikan AAI sebagai pusat edukasi AI di wilayah tersebut, serta menciptakan berbagai program yang dirancang untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan AI di kalangan pelajar (sumber: Times Indonesia).

Rencana Pemerintah Memasukkan AI dan Coding ke Kurikulum Nasional

Seiring dengan inisiatif AAI, pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan pembaruan kurikulum pendidikan nasional yang lebih maju. Pada akhir 2023, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bersama Menteri Pendidikan yang baru mengumumkan rencana untuk memasukkan mata pelajaran AI dan coding di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Langkah ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi transformasi digital dan menjadikan mereka lebih kompetitif di kancah global (sumber: Kompas, Jurnas).

Implementasi Konsep Deeper Learning dalam Kurikulum Baru

Sejak awal, Akademi AI Indonesia (AAI) telah mengusulkan bahwa pendidikan AI bagi pelajar harus melibatkan lebih dari sekadar keterampilan teknis, dengan penekanan pada pemikiran etis dan sosial. Hal ini sejalan dengan tujuan Deeper Learning yang kini sedang digagas oleh Kementerian Pendidikan, yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah nyata, dan mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Penerapan Deeper Learning dalam kurikulum baru diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang tidak hanya cakap dalam teknologi, tetapi juga memiliki keterampilan analitis dan etis yang dibutuhkan di dunia kerja yang semakin digital. Pemerintah Indonesia, dalam perubahan kurikulum 2024, berencana untuk mengintegrasikan AI dan coding guna mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan (sumber: Detik Edu).

Usulan Program Konkret dari Akademi AI Indonesia

Sejalan dengan rencana pemerintah dan penerapan konsep Deeper Learning, Akademi AI Indonesia dapat mengambil langkah-langkah konkret berikut:

1.    Pelatihan Guru dan Pengembangan Kurikulum dengan Pendekatan Deeper Learning: Menyelenggarakan workshop bagi guru SD dan SMP tentang cara mengajarkan dasar-dasar AI dan coding, dengan fokus pada pemecahan masalah dan penerapan keterampilan dalam konteks dunia nyata. Pelatihan ini penting untuk memastikan kesiapan guru dalam mengajarkan materi baru ini 

2.    Kelas Virtual dan Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek: Menyediakan kelas online untuk memperkenalkan dasar-dasar pemrograman dan AI kepada siswa dari berbagai daerah, di mana siswa akan terlibat dalam proyek berbasis teknologi untuk memecahkan masalah nyata. Ini akan melibatkan konsep Deeper Learning melalui pendekatan berbasis proyek, yang mengajak siswa untuk belajar sambil mengerjakan tugas-tugas yang memiliki aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari

3.    Inkubator Proyek Siswa dengan Fokus pada Solusi AI untuk Tantangan Nyata: Mendirikan program inkubator untuk siswa yang tertarik dalam proyek berbasis teknologi, terutama yang berfokus pada penggunaan AI untuk menyelesaikan masalah dunia nyata. Program ini akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan solusi yang berguna dalam konteks sosial, ekonomi, atau lingkungan, sehingga mereka bisa merasakan langsung dampak dari pembelajaran yang mereka lakukan

4.    Kolaborasi dengan Industri Teknologi untuk Pembelajaran Berbasis Masalah: Bekerja sama dengan perusahaan teknologi terkemuka untuk memberikan alat dan materi pembelajaran berbasis masalah. Ini juga bisa mencakup proyek kolaboratif di mana siswa dan profesional bekerja bersama untuk menyelesaikan tantangan dunia nyata, sesuai dengan prinsip Deeper Learning yang menekankan pemecahan masalah yang bermakna 

5.    Pendirian Laboratorium Pembelajaran AI Berbasis Proyek di Sekolah: Akademi AI Indonesia dapat mendirikan laboratorium pembelajaran di beberapa sekolah percontohan, terutama di Malang, untuk memberikan pengalaman praktis bagi siswa dalam mengembangkan program dan aplikasi AI sejak dini. Laboratorium ini akan menjadi tempat bagi siswa untuk bekerja pada proyek-proyek yang mendalam, menggali berbagai topik yang berhubungan dengan teknologi dan aplikasi AI yang lebih kompleks.

Pendidikan kita kini berada di titik kritis, apakah kita akan mengendalikan teknologi, atau justru teknologi yang akan mengendalikan kita? Dalam dunia yang semakin didominasi oleh kecerdasan buatan, internet of things, dan teknologi disruptif lainnya, kita dihadapkan pada pilihan apakah teknologi akan menjadi alat yang memberdayakan atau justru menjadi kekuatan yang mengarahkan hidup kita. Tanpa kesadaran yang mendalam, kita berisiko menjadikan diri kita bergantung pada sistem yang kita bangun, mengorbankan pemikiran kritis, etika, dan nilai-nilai manusiawi dalam prosesnya.

Namun, jika kita mampu mengelola dan mengarahkan perkembangan teknologi dengan bijaksana, kita akan membuka peluang untuk menciptakan generasi yang tidak hanya paham teknologi, tetapi juga paham dampaknya terhadap manusia dan masyarakat. Pendidikan yang berfokus pada pemahaman mendalam, seperti yang diterapkan dalam Deeper Learning, memberikan dasar untuk pengendalian tersebut menumbuhkan individu yang tidak hanya menguasai alat, tetapi juga mampu berpikir kritis, bertindak etis, dan mengatasi masalah nyata dengan teknologi. Inilah pilihan yang akan menentukan arah masa depan kita: mengendalikan teknologi atau menjadi pengikutnya.

***

*) Oleh: FajarTrang Bawono

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES