Kopi TIMES

Menelisik Nasionalisme di Natuna: Tantangan di Perbatasan

Jumat, 22 November 2024 - 20:32 | 20.55k
Amirudin, mahasiswa program Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Amirudin, mahasiswa program Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Natuna, Di tengah kekayaan sumber daya alam dan posisi strategis di perbatasan dengan Malaysia, masyarakat Natuna menghadapi tantangan yang kompleks dalam mempertahankan semangat nasionalisme. Amirudin, mahasiswa program Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang mencoba mendalami isu tersebut dalam sebuah peneletian, ia mengungkapkan bahwa meskipun Natuna kaya akan sumber daya alam, masyarakatnya belum sepenuhnya merasakan dampak positif dari pembangunan ekonomi dan infrastruktur.

Penelitian yang dilakukan ini berangkat dari pentingnya nasionalisme sebagai landasan utama bagi keberlangsungan negara, terutama di negara seperti Indonesia yang memiliki keragaman etnis dan geografis yang tinggi. Natuna, sebagai wilayah perbatasan strategis, memiliki sejarah panjang dalam interaksinya dengan Malaysia, tetapi kedekatan ini juga membawa tantangan tersendiri.

Advertisement

Amirudin menjelaskan bahwa media dan informasi yang mengalir dari Malaysia kerap mempengaruhi masyarakat Natuna, membuat upaya mempertahankan nasionalisme menjadi lebih rumit. "Kita perlu memahami bagaimana masyarakat di perbatasan ini memaknai identitas nasional mereka dalam situasi yang penuh tantangan," ujar Amirudin.

Dalam penelitiannya, Amirudin menggunakan pendekatan fenomenologi untuk menggali pengalaman subjektif warga Natuna. "Fenomenologi memungkinkan kita memahami bagaimana individu memaknai nasionalisme mereka, yang sangat dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya, dan politik mereka," jelasnya.

Penelitian ini melibatkan wawancara mendalam dengan berbagai informan kunci, termasuk tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, dan warga lokal. Observasi partisipatif juga dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang bagaimana kehidupan sosial dan budaya di Natuna mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap nasionalisme.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Natuna memiliki pemahaman nasionalisme yang kompleks. Identitas nasional mereka berkembang dari sejarah, budaya, dan mitos bersama, yang dianggap lebih kuat daripada identitas etnis atau asal usul. Konsep "komunitas terbayang" dari Benedict Anderson sangat relevan di sini. Meskipun ada kedekatan budaya dengan Malaysia, masyarakat Natuna tetap merasa sebagai bagian dari Indonesia.

Pendidikan dan media lokal memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman nasionalisme ini. Menurut Amirudin, keragaman budaya dan etnis di Natuna lebih dilihat sebagai kekuatan pemersatu daripada pemisah. "Masyarakat Natuna melihat keragaman ini sebagai aset, bukan penghalang," tambahnya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa nasionalisme di Natuna tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti klaim wilayah dari Cina atau pengaruh budaya Malaysia, tetapi juga oleh tindakan sosial masyarakat yang rasional untuk mempertahankan identitas nasional. Warga Natuna aktif mengekspresikan nasionalisme mereka melalui partisipasi dalam upacara nasional dan kegiatan budaya yang memperkuat identitas mereka sebagai bagian dari Indonesia.

Amirudin berharap penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pengembangan kebijakan yang mendukung identitas nasional di wilayah perbatasan. "Dengan pemahaman yang lebih mendalam, pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang lebih relevan dan efektif untuk menjaga kedaulatan wilayah serta memperkuat rasa kebangsaan di masyarakat perbatasan," pungkasnya.

Melalui penelitian ini, diharapkan kesadaran nasional di Natuna dapat terus diperkuat, menjadikannya benteng yang kokoh di perbatasan Indonesia.

***

*) Oleh: Amirudin, mahasiswa program Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

*) Tulisan ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES