Kopi TIMES

Hari Guru Nasional 2024: Peran Guru sebagai Pilar Utama dan Pengendali Etika Teknologi

Sabtu, 23 November 2024 - 05:35 | 38.85k
Ilustrasi. Hari Guru Nasional 2024. (FOTO: ideogram)
Ilustrasi. Hari Guru Nasional 2024. (FOTO: ideogram)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hari Guru Nasional 2024, dengan tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, menjadi momen refleksi mendalam tentang peran guru di era digital. Di tengah transformasi teknologi yang mengguncang dunia pendidikan, guru tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran tetapi juga penjaga etika, moralitas, dan nilai-nilai kemanusiaan. Ketika kecerdasan buatan (AI), coding, dan Deeper Learning mulai menjadi bagian dari kurikulum nasional, ada kebutuhan mendesak untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak menggantikan peran manusia, tetapi memperkuatnya.

Sebagaimana diungkapkan dalam artikel TIMES Indonesia (Baca Selengkapnya), kendali atas teknologi harus tetap berada di tangan manusia. Dalam konteks pendidikan, guru adalah garda terdepan yang memastikan teknologi digunakan secara bertanggung jawab. Namun, peran ini datang dengan tantangan besar: mulai dari kriminalisasi guru, kesenjangan digital, hingga minimnya literasi teknologi di banyak daerah. Di tengah semua ini, Hari Guru Nasional menjadi momentum penting untuk menghargai, memberdayakan, dan melindungi guru sebagai pilar utama bangsa.

Advertisement

Transformasi Pendidikan di Era Digital

Transformasi pendidikan di Indonesia semakin nyata dengan kebijakan Kementerian Pendidikan yang mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum. Kecerdasan buatan (AI) mempermudah personalisasi pembelajaran, coding melatih keterampilan pemecahan masalah, dan pendekatan Deeper Learning membantu siswa memahami konsep secara mendalam. Program-program ini tidak hanya dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi persaingan global.

Teknologi membuka akses pembelajaran yang sebelumnya tidak mungkin. Melalui platform digital, siswa di daerah terpencil dapat mengikuti kelas dari pengajar terbaik. Konten interaktif seperti simulasi virtual dan permainan edukasi membuat proses belajar lebih menarik. Di masa depan, teknologi ini akan menjadi jembatan penting untuk pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia.

Tantangan yang Menghadang

Meski menjanjikan, transformasi teknologi juga menghadirkan hambatan serius. Kesenjangan infrastruktur digital masih menjadi masalah besar, terutama di wilayah terpencil. Banyak sekolah belum memiliki akses internet yang memadai, apalagi perangkat keras seperti komputer atau tablet.

Selain itu, literasi digital guru masih rendah di beberapa daerah. Banyak guru yang belum familiar dengan alat dan platform digital, sehingga mereka kesulitan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Masalah lain adalah risiko ketergantungan pada teknologi, di mana siswa lebih mengandalkan perangkat dibandingkan interaksi langsung dengan guru atau teman sekelasnya.

Guru sebagai Pilar Utama di Era Teknologi

Teknologi dalam pendidikan tidak akan efektif tanpa keterlibatan aktif dari guru. Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab untuk membimbing siswa tidak hanya dalam memahami teknologi tetapi juga dalam menggunakannya secara bijak. Guru berperan sebagai pemandu yang memastikan bahwa teknologi digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, bukan sebagai pengganti nilai-nilai kemanusiaan.

Guru yang melek teknologi dapat menciptakan pengalaman belajar yang kreatif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Mereka dapat memanfaatkan aplikasi pembelajaran berbasis AI untuk mempersonalisasi pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Dengan keterampilan seperti analisis data dan coding, guru juga dapat mengintegrasikan konten lokal ke dalam pembelajaran global.

Akademi AI Indonesia (AAI) telah melatih ribuan guru untuk memahami dan memanfaatkan teknologi. Pelatihan AAI mencakup literasi digital dasar, etika teknologi, serta strategi pengajaran berbasis proyek. Salah satu pendekatan AAI yang patut dicontoh adalah pelatihan berbasis hands-on, di mana guru langsung mempraktikkan teknologi dalam konteks pembelajaran.

AAI juga membantu guru memahami pentingnya privasi data dan keamanan teknologi, sebuah aspek penting yang sering diabaikan. Dengan wawasan ini, guru dapat memastikan bahwa teknologi yang digunakan aman dan sesuai dengan prinsip moralitas.

Kriminalisasi Guru dan Etika dalam Pendidikan berbasis Teknologi

Kriminalisasi guru telah menjadi ancaman serius yang melemahkan fondasi pendidikan di Indonesia. Ketika tindakan pendisiplinan dianggap melanggar hukum, guru sering dihadapkan pada dilema antara bertindak tegas atau melindungi diri dari risiko hukum. Ketakutan ini melemahkan otoritas guru, membatasi kreativitas mereka, dan menyebabkan pendidikan kehilangan dimensi pembentukan karakter yang penting.

Di tengah kompleksitas ini, etika menjadi penyeimbang utama, terutama dengan meningkatnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Guru harus menjadi penjaga moral dalam proses pendidikan, memastikan bahwa teknologi tidak hanya menjadi alat untuk mencapai hasil tetapi juga diterapkan secara bertanggung jawab. Etika membantu siswa memahami dampak moral dari keputusan mereka di dunia digital, mendorong mereka untuk menggunakan teknologi secara bijaksana dan terarah.

Prinsip Deeper Learning sebagai Solusi Etis

Deeper Learning menawarkan pendekatan pembelajaran berbasis nilai yang relevan untuk menghadapi tantangan ini. Pendekatan ini mendorong siswa untuk memahami materi secara mendalam, berpikir kritis, dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah nyata. Guru dapat menggunakan metode ini untuk menciptakan ruang diskusi dan refleksi, di mana siswa dan guru bersama-sama mengeksplorasi dilema etika yang muncul dalam penggunaan teknologi.

Dengan Deeper Learning, pembelajaran berbasis proyek atau situasi nyata menjadi peluang untuk melibatkan siswa dalam isu-isu moral, seperti privasi data dan tanggung jawab sosial. Sebagai contoh, siswa yang belajar coding diarahkan untuk menciptakan solusi teknologi yang mempertimbangkan keamanan pengguna dan dampak positif bagi masyarakat. Guru berperan sebagai mentor yang memastikan bahwa setiap pembelajaran didasarkan pada tanggung jawab dan nilai-nilai kemanusiaan.

Kombinasi antara etika dan prinsip Deeper Learning menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada penguasaan teknologi tetapi juga pada pembentukan individu yang bermoral. Guru menjadi penghubung antara siswa dan teknologi, memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya menghasilkan kemampuan teknis tetapi juga kesadaran akan implikasi etisnya.
Dengan memadukan pendekatan ini, pendidikan tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia digital tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang bijaksana, bertanggung jawab, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan bersama. Hal ini tidak hanya mengatasi tantangan kriminalisasi guru tetapi juga menjadikan pendidikan sebagai pilar utama dalam pengembangan karakter bangsa.

Kolaborasi Multi-Pihak untuk Pendidikan Berkualitas

Transformasi pendidikan tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mendukung guru dan siswa. Perusahaan teknologi dapat berkontribusi melalui program CSR, seperti menyediakan perangkat keras gratis untuk sekolah atau melatih guru dalam literasi digital.

Untuk memperkuat peran guru di era digital, AAI dapat memperluas dampaknya melalui program-program berikut:

1.    Pelatihan Etika Teknologi untuk Guru
Guru dilatih untuk memahami prinsip-prinsip etika digital, seperti privasi data, keamanan siber, dan tanggung jawab sosial teknologi.

2.    Inkubator Pembelajaran Digital
Guru diberi kesempatan untuk menciptakan modul pembelajaran berbasis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lokal, seperti konten berbasis kearifan lokal.

3.    Penyediaan Akses Teknologi di Daerah Terpencil
Melalui kolaborasi dengan pemerintah dan swasta, AAI dapat menyediakan perangkat keras dan internet untuk sekolah-sekolah di daerah tertinggal.

4.    Komunitas Guru Digital
Forum online yang memungkinkan guru berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penggunaan teknologi.

Hari Guru Nasional adalah momen refleksi tentang pentingnya peran guru dalam membentuk masa depan bangsa. Di tengah semua tantangan, banyak kisah inspiratif dari guru-guru yang tetap berdedikasi meski menghadapi keterbatasan. Kisah mereka adalah pengingat bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang tidak tergantikan, bahkan oleh teknologi tercanggih sekalipun.

Hari Guru Nasional 2024 adalah juga momentum pengingat tentang betapa pentingnya peran guru dalam menjaga pendidikan tetap relevan, manusiawi, dan berlandaskan etika. Dengan dukungan yang tepat, guru dapat menjadi pemimpin di era digital, membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih cerah.

Selamat Hari Guru Nasional 2024! Mari kita bersama-sama mendukung guru sebagai pilar utama bangsa, pembimbing moral, dan pengendali etika teknologi.

***

*) Oleh: Fajar Trang Bawono, Pemerhati pendidikan dan peneliti senior AAI.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES