Pilkada Malang Raya 2024, Langkah Strategis Pemuda untuk Kepemimpinan

TIMESINDONESIA, MALANG – Pilkada Malang Raya 2024 yang meliputi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang, memiliki dinamisasi perjalanan politik yang cukup menarik. Berbagai strategi masing-masing calon telah di kreasikan untuk menarik simpati masyarakat, konteks inilah yang menjadi sorotan penting menjelang tanggal 27 November 2024, siapakah terbaik itu?
Perlu kita ketahui bersama, ketiga wilayah ini memiliki kandidat yang cukup menarik, dengan berbagai visi dan misi yang dijanjikan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Bertumpu pada kekuatan kolektif, mereka rumuskan untuk dapat mengejawantah persoalan-persoalan krusial yang menghambat laju kemajuan di daerahnya masing-masing.
Advertisement
Di Kota Batu, pasangan Krisdayanti-Dewa, di Kota Malang pasangan Wahyu-Ali, dan di Kabupaten Malang pasangan Gunawan-Umar, masing-masing menawarkan berbagai solusi terhadap permasalahan lokal.
Pemilu ini tentu bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang mengukur sejauh mana kandidat mampu menyelesaikan berbagai persoalan sosial yang selama ini menghantui masyarakat Malang Raya.
Kota Batu, yang dikenal dengan pariwisatanya, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan destinasi wisata dan kesejahteraan ekonomi masyarakatnya. Krisdayanti-Dewa mengusung program yang berfokus pada pemberdayaan sektor pariwisata, infrastruktur yang lebih baik, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal.
Tantangan utama yang di hadapi adalah bagaimana mereka mampu mengelola pariwisata yang berkelanjutan tanpa merusak alam, serta menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi generasi muda. Sektor pariwisata menjadi salah satu pilar utama, tetapi Krisdayanti-Dewa juga harus menunjukkan solusi konkret dalam memecahkan masalah sosial lainnya, seperti kemiskinan dan pendidikan.
Di Kota Malang, pasangan Wahyu-Ali memprioritaskan penguatan sektor pendidikan dan pelayanan publik. Dengan populasi yang besar, Kota Malang membutuhkan pemimpin yang mampu mengelola anggaran dan kebijakan dengan bijak. Permasalahan klasik seperti kemacetan, infrastruktur yang belum memadai, serta ketimpangan sosial menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditangani.
Wahyu-Ali dengan visi yang jelas dan terukur dalam menangani permasalahan perkotaan, tidak hanya mempercantik wajah kota, tetapi juga menciptakan kebijakan yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat, terutama dalam hal pemerataan ekonomi.
Sementara itu, di Kabupaten Malang, Gunawan-Umar menawarkan kebijakan berbasis pada penguatan sektor pertanian dan keberlanjutan ekonomi lokal. Kabupaten Malang yang memiliki potensi besar dalam sektor agraris membutuhkan pemimpin yang dapat memastikan kesejahteraan petani dan mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Gunawan-Umar harus mampu mengoptimalkan potensi pertanian dan pariwisata, serta memecahkan masalah infrastruktur yang masih terbatas. Selain itu, mereka juga harus memberi perhatian lebih pada pendidikan dan kesehatan di daerah pedesaan, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian maksimal dari pemerintah.
Meskipun masing-masing pasangan memiliki visi dan program yang cukup menarik, Pilkada Malang Raya 2024 kali ini memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda.
Partisipasi pemuda dalam pemilu sangat penting, karena merekalah yang akan mewarisi hasil dari kebijakan yang diambil oleh pemimpin-pemimpin terpilih. Pemuda harus menjadi bagian dari perubahan yang diinginkan, dan bukan hanya menjadi penonton dalam proses demokrasi.
Dalam masa tenang menuju coblosan pada 27 November 2024 ini, pemuda harus menyadari betapa pentingnya suara mereka. Pilkada bukan sekadar memilih siapa yang akan memimpin, tetapi juga tentang memilih pemimpin yang mampu menjawab tantangan zaman dan membawa kemajuan bagi daerah.
Sebagai pemilih muda, kita perlu lebih kritis dalam menilai calon pemimpin. Jangan hanya terpaku pada janji-janji manis yang sering kali terdengar, tetapi perhatikan juga track record, program yang realistis, dan visi jangka panjang yang dapat diterjemahkan dalam kebijakan nyata.
Pilkada kali ini menjadi momentum penting untuk memilih pemimpin yang tidak hanya pandai beretorika, tetapi juga memiliki kapasitas dan komitmen untuk mengatasi masalah kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Melalui Pilkada Malang Raya, kita berharap dapat melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik yang memiliki kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan persoalan-persoalan dasar masyarakat. Mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga infrastruktur.
Setiap pemimpin yang terpilih harus mampu menyatukan berbagai kepentingan dan mengedepankan kepentingan masyarakat umum di atas segalanya. Tak hanya itu, pengelolaan pemerintahan yang transparan dan akuntabel akan menjadi indikator penting dalam menilai kualitas kepemimpinan yang terpilih.
Hal lain yang tak kalah penting untuk di perhatikan adalah bagaimana pemimpin tersebut mampu mengelola sumber daya manusia dan alam dengan bijaksana, serta memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk memajukan daerah.
Malang Raya sebagai wilayah yang memiliki kekayaan alam, potensi pariwisata, serta keragaman budaya membutuhkan pemimpin yang visioner dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Pada akhirnya, Pilkada ini adalah sebuah proses panjang yang bukan hanya sekadar memilih calon pemimpin, tetapi juga memilih masa depan daerah. Pemuda sebagai agen perubahan harus menyadari pentingnya partisipasi mereka dalam menentukan arah pembangunan daerah.
Mari gunakan hak pilih dengan bijak dan jangan sia-siakan kesempatan untuk memilih pemimpin yang akan membawa kemajuan bagi Malang Raya. Pilihlah dengan hati, pikirkan dampak jangka panjangnya, dan pastikan pilihan kita membawa perubahan yang nyata untuk kemajuan bersama. (*)
***
*) Oleh : Ferry Hamid, Pengamat Politik dan Peraih ATI Award 2024 Kategori Tokoh Pemuda Inspiratif Malang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |