Kopi TIMES

Pentingnya Mental Health di Sekolah

Selasa, 26 November 2024 - 11:46 | 22.52k
Mu’thi Farhan, S.Pd, Guru SMPIT Harapan Bunda Purwokerto.
Mu’thi Farhan, S.Pd, Guru SMPIT Harapan Bunda Purwokerto.

TIMESINDONESIA, PURWOKERTO – Menjaga kesehatan mental sangat penting dalam kehidupan guna memperoleh hal-hal yang lebih bermakna dan produktif. Mental health atau kesehatan mental adalah kondisi di mana seseorang mampu mengelola emosi, pikiran, dan perilaku mereka dengan baik, sehingga dapat menghadapi tantangan hidup, menjalin hubungan yang sehat, dan berkontribusi secara positif di lingkungan sosialnya.

Beberapa kasus kekerasan dan perundungan yang terjadi di sekolah, menyebabkan murid mengalami trauma yang mendalam dan berkelanjutan. Hal tersebut akan mengganggu kesehatan mental, sehingga murid akan takut dan menutup diri terhadap lingkungan, teman-teman bahkan orang tuanya sendiri.

Advertisement

Kesehatan mental tidak hanya soal perundungan atau Bullying, beberapa perilaku yang mengindikasikan adanya gangguan mental dan kesalahan dalam mengelola emosi juga termasuk dalam gangguan kesehatan mental. Perilaku tersebut seperti kesulitan fokus, stres akademik karena beban tugas, ujian, dan harapan tinggi dari orang tua serta ketakutan terhadap kegagalan, sulit berbicara di depan umum, atau tekanan sosial karena circle pertemanan.

Banyak tantangan yang dihadapi oleh remaja seperti tuntutan sekolah, akses internet yang bebas serta masalah sosial. Remaja dituntut untuk mampu bersaing dan beradaptasi dengan lingkungannya. Pada masa remaja terjadi perubahan pada kesadaran dirinya (self image). Remaja menjadi lebih peduli terhadap pandangan orang lain terhadap dirinya. Hal ini dapat membuat masa remaja penuh dengan gejolak (Satgas Remaja IDAI, 2013).

Gangguan mental emosional dan depresi pada remaja merupakan kondisi yang perlu mendapat perhatian serius karena yang  dapat mempengaruhi perilaku, emosi, dan cara berpikir remaja. Semua pihak harus peduli dengan kondisi kesehatan jiwa diri sendiri dan orang terdekat sehingga dapat menjadi upaya mencegahterjadinya dampak yang dapat merugikan bagi setiap orang dan masyarakat secara keseluruhan. 

Solusi untuk menyelesaikan masalah ini, perlunya konselor dan mentor untuk mengatasi mental health yang di fasilitasi oleh pihak sekolah. Layanan konseling yang dijalankan oleh kesiswaan khususnya Guru BK nampaknya kurang efisien karena rasio yang tidak sebanding. Oleh karena itu Mendikdasmen Abdul Mu’ti meminta seluruh guru agar dapat menjadi konselor dan mentor untuk murid.

"Jadi tugas menjadi konselor dan mentor bagi siswa tidak hanya untuk guru bimbingan konseling (BK), kami tegaskan sekali lagi ,guru-guru, supaya bisa menjadi konselor dan mentor bagi para murid" Ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti ,dalam acara Sambung Rasa Guru di SMAN 2 Wates Kulon Progo,DIY,Rabu (13/11/2024). 

Selain meminta setiap guru untuk menjadi konselor dan mentor untuk murid, pentingnya edukasi tentang menjaga kesehatan mental perlu disampaikan serta dijadikan pedoman bagi setiap warga sekolah. Menjaga kesehatan mental adalah aspek penting untuk mencapai keseimbangan hidup yang sehat. 

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mental: Pertama, kenali diri sendiri. Pahami emosi dan pikiran sehingga tidak ada prasangka yang buruk antar sesama siswa, guru ataupun tenaga pendidik yang ada di sekolah. Jangan ragu untuk mengekspresikan perasaan, baik melalui tulisan, berbicara dengan teman, atau kegiatan kreatif lainnya.

Kedua, lakukan aktivitas fisik. Olahraga membantu melepaskan endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati, Cobalah aktivitas ringan seperti berjalan kaki, yoga, atau meditasi untuk relaksasi.

Ketiga, pola makan seimbang. Makan makanan bergizi seperti buah, sayur, protein, dan lemak sehat, Hindari konsumsi berlebihan makanan cepat saji dan minuman berkafein yang terlalu banyak.

Keempat, istirahat yang cukup. Pastikan mendapatkan tidur yang cukup, sekitar 7-8 jam per malam, buat rutinitas tidur yang konsisten untuk mendukung kualitas istirahat.

Kelima, kelola stres dengan bijak. Coba teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau journaling, Kurangi multitasking dan fokus pada satu tugas dalam satu waktu.

***

*) Oleh : Mu’thi Farhan, S.Pd, Guru SMPIT Harapan Bunda Purwokerto.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES