TIMESINDONESIA, MALANG – Kota Malang merupakan kota yang menjadi pusat kerinduan. Jika orang berkunjung ke Kota Malang, pasti orang tersebut akan jatuh cinta dan ingin berkunjung lagi. Kota Malang ibarat hujan yang mampu meresonansikan pikiran ke masa lalu.
Kota ini kaya akan perpaduan budaya, tradisional, dan modernitas. Tak heran, banyak wisatawan mengunjungi kota pelajar ini. Menurut survey GoodStats pada tahun 2023 menunjukkan Kota Malang berhasil menempati urutan keempat sebagai kota pilihan masyarakat untuk berwisata 28%.
Advertisement
Sebagai kota yang menjadi magnet wisatawan dan pelajar menjadi tantangan tersendiri bagi pengelolaan tata ruang Kota Malang. Pertumbuhan penduduk yang signifikan, peningkatan volume kendaraan bermotor, masalah sampah, banjir, dan isu lingkungan merupakan tantangan utama dalam pengelolaan tata ruang Kota Malang. Jika tidak diatasi dengan tepat, maka dapat menumbuhkan potensi masalah ke depan. Oleh karena itu, perlu perencanaan kelola tata ruang Kota Malang yang bekelanjutan.
Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau (RTH)
RTH merupakan paru-paru sebuah Kota. RTH dapat berfungsi sebagai penghasil oksigen, memberikan suasana sejuk dan menjadi resapan air ketika hujan. Perlu adanya kajian terkait RTH yang strategis yang ditempatkan di jantung kota. Selain itu, perlu regulasi yang mengatur standar minimal RTH dalam pembangunan, baik perumahan maupun bangunan lain.
Pemetaan lahan dan identifikasi lahan harus dilakukan secara akurat. RTH yang baik seharusnya dapat terhubung dengan area pemukiman dan fasilitas publik yang dapat diakses oleh masyarakat. Untuk jangka panjang, perlu target persentase luas RTH.
Berdasarkan Permen ATR KBPN nomor 14 tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau pada bab II tentang Tipologi Ruang Terbuka Hijau pasal 3 ayat (2) menyebutkan bahwa RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Wilayah Kota atau Kawasan Perkotaan.
Dalam pasal 2 ayat (1) menjelaskan penyediaan dan pemanfaatan RTH mempertimbangkan aspek fungsi ekologis, resapan air, ekonomi, sosial budaya, estetika, penanggulangan bencana. Selain itu, pemilihan tanaman atau pohon juga harus disesuaikan dengan iklim dan lingkungan di Kota Malang. Harus dipilah jenis tanaman peneduh, tanaman penyerap polusi, pohon peneduh, dan tanaman berbunga.
Demi mendukung RTH di Kota Malang perlu adanya edukasi ke masyarakat terkait fungsi dan kegunaan. Keterlibatan masyarakat sangat penting agar masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga RTH. Selain itu, himbauan dalam bentuk tulisan juga perlu dipasang diberbagai sudut RTH sebagai bentuk tindakan preventif untuk meminimalisir penghusakan RTH.
Untuk mewujudkan tata ruang Kota Malang perlu beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, penanganan sampah yang memadai. Penanggulangan sampah harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan kota. Sebagus apapun sebuah kota, jika pengelolaan sampahnya belum optimal, maka kota tersebut masih kurang nyaman untuk ditinggali maupun dikunjungi. Sampah yang dikelola dengan baik juga dapat mengurangi banjir.
Kedua, pembangunan infrastruktur yang merata. Pembangunan infrastruktur merupakan langkah penting dalam mendukung peningkatan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan infrastruktur yang merata merupakan prioritas dalam sebuah pembangunan Kota Malang. Infrastruktur jantung kota dengan daerah pinggiran harus memiliki akses yang sama.
Ketiga, transportasi yang berkelanjutan. Kota Malang yang dikenal sebagai salah satu Kota Pariwisata yang menjadi magnet bagi banyak orang. Maka tak heran, apabila sering terjadi kemacetan.
Salah satu mengurangi kemacetan adalah dengan membangun sistem transportasi massal yang efektif. Pemerintah perlu mendorong dan mendukung masyarakat untuk naik transportasi umum. Selain itu, penambahan armada dan rute transportasi umum dan memperbaiki pelayanan penumpang juga diperlukan.
Pengelolaan tata ruang Kota Malang perlu direncanakan dari jangka pendek hingga jangka panjang. Hal itu demi mewujudkan Kota Malang yang ramah wisatawan, nyaman ditinggali, dan memiliki kualitas lingkungan yang baik. Sehingga Kota Malang dapat menginspirasi kota-kota lain yang ada di Indonesia. (*)
***
*) Oleh : Wildan Pradistya Putra, Pendidik di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Malang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |