Kopi TIMES

Investasi Pendidikan Moral

Kamis, 05 Desember 2024 - 19:55 | 30.23k
Fakhri, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Fakhri, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kasus pidana yang melibatkan guru karena menegur siswa baru-baru ini meningkat. Mengambil keputusan tentang pendisiplinan siswa menjadi semakin sulit bagi guru di Indonesia.

Laporan wali murid terhadap guru atas tuduhan kekerasan telah menjadi masalah yang serius. Dilema ini berdampak pada guru secara keseluruhan dan pada kualitas pendidikan di Indonesia.

Advertisement

Misalnya, kasus Supriyani, seorang guru honorer di SD Negeri 4 Baito, Konawe 
Selatan, dilaporkan pada 29 April 2024 atas tuduhan memukul siswanya dengan sapu ijuk. Lebih dari 200 kasus hukum melibatkan guru di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Menurut Lembaga Bantuan Hukum Pendidikan (LBH). 

Beberapa hanyalah kesalahpahaman, 
tetapi yang lain sangat memengaruhi kepercayaan guru dalam mendisiplinkan siswa. Dilema besar muncul dari fenomena ini. Di satu sisi, mengajar melibatkan menegur murid yang 
bermasalah; di sisi lain, guru menghadapi bahaya hukum yang dapat mengancam karier, reputasi, dan bahkan kualitas hidup mereka. 

Dari contoh di atas, jelas bahwa penanaman nilai-nilai moral di sekolah belum berkembang dengan baik. Bukti empiris menunjukkan bahwa seorang guru tidak tertarik untuk menegur anak didiknya yang tidak sopan di sekolah. Bahkan sekolah-sekolah tertentu tidak berani mengeluarkan siswa yang jelas menggunakan narkoba. 

Oleh karena itu, sebagai penanam pendidikan moral, guru harus tegas dalam mendidik anak didiknya. Tegas bukan 
berarti keras, tetapi tegas dalam artian mempertahankan prinsip-prinsip moral yang diajarkan kepada mereka. 

Sejak usia dini, sangat penting untuk mengajarkan moral kepada anak-anak karena anak-anak yang akan mengalami masa pubertas biasanya belum dapat mengendalikan emosinya. Karena norma masyarakat kita semakin berubah, moral sangat penting dalam kehidupan modern. 

Ini terutama berlaku untuk etika yang dicontohkan oleh anak-anak saat 
ini di platform media sosial seperti YouTube, Instagram, Facebook, dan lainnya. Akibatnya, etika yang sudah ada hilang dan beralih ke etika yang sering dicontohkan oleh platform media sosial lainnya. 

Keluarga adalah salah satu wahana yang sangat penting dalam pendidikan, dan orang tua, sebagai pendidik dan sekaligus sebagai penanggung jawab. Harus sewajarnya menyediakan dan mengatur sarana dan kondisi untuk anak-anak mereka untuk belajar sebagai subjek didik yang berpotensi. Selain itu, keluarga adalah tempat di mana kepribadian dasar manusia dididik, dan orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya. 

Agama juga tidak bisa dipisahkan dari pendidikan moral. Penanaman jiwa agama 
harus dimulai sejak bayi. Bayi dalam Islam segera "diadzankan", sedangkan bayi dalam 
agama Katholik segera "dibaptis". 

Dengan kata lain, pengalaman pertama yang dia alami adalah kalimat suci dari ajaran agamanya. Sumber moral utama adalah agama. Jika tidak ada moral ini, kedudukan manusia bisa menjadi lebih rendah daripada hewan. 

Sangat menguntungkan jika prinsip-prinsip moral itu ditanamkan pada anak-anak 
sejak usia dini. Pendidikan moral adalah tindakan yang harus dilatih dan mungkin dipaksakan pada anak-anak sejak kecil untuk membuat mereka menjadi orang yang baik dan memiliki kesadaran moral yang tinggi dalam mewujudkan tujuan sosial. 

Jika anak-anak tidak dibiasakan dengan sikap yang dianggap baik untuk pertumbuhan moral mereka, mereka akan 
tumbuh tanpa pengetahuan moral yang baik dan kemudian dapat menyimpang dari moralitas. (*)

***

*) Oleh : Fakhri, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES