Refleksi Perjalanan Menuju Pendidik dan Penulis Inspiratif

TIMESINDONESIA, MALANG – Seiring berjalannya waktu, perjalanan saya sebagai mahasiswa Universitas Islam Malang semakin terasa penuh warna, saya menyadari bahwa tanggung jawab saya bukan hanya menyelesaikan studi. Lebih dari itu, saya ingin mengambil peran sebagai agen perubahan untuk membantu mencerdaskan masyarakat. Berbekal semangat belajar dan keinginan untuk memberikan kontribusi, saya aktif mengikuti berbagai kegiatan di kampus, terutama yang berkaitan dengan dunia menulis.
Menulis bagi saya adalah cara terbaik untuk menyampaikan gagasan dan berbagi pengetahuan. Lewat tulisan, saya merasa mampu menjangkau lebih banyak orang, bahkan yang tidak saya kenal secara langsung. Awalnya, menulis hanyalah hobi yang saya tekuni di waktu senggang. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai melihat bahwa hobi ini bisa menjadi medium yang bermanfaat, baik untuk saya maupun orang lain.
Advertisement
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Mengasah Kemampuan Menulis Melalui Dunia Jurnalistik
Kesempatan saya untuk terjun ke dunia jurnalistik menjadi salah satu pengalaman paling berharga. Saat ini, saya diberi kepercayaan sebagai Pimred LPM Fenomena FKIP Unisma dan Jurnalis Koran Metro7 Online. Dalam posisi ini, saya belajar banyak tentang dinamika media, mulai dari bagaimana menyusun berita, mencari narasumber, hingga menghadapi tantangan dalam dunia jurnalistik yang serba cepat.
Tak hanya itu, saya juga memiliki kesempatan untuk menulis dan menerbitkan karya di berbagai media seperti Koran Jawa Pos Radar Bogor, Times Indonesia, serta media lainnya. Setiap tulisan yang diterbitkan menjadi langkah kecil yang berarti dalam perjalanan saya sebagai seorang penulis. Saya belajar untuk terus meningkatkan kualitas tulisan, baik dari segi isi maupun penyampaiannya, sehingga pesan yang saya sampaikan dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
Melalui pengalaman-pengalaman ini, saya semakin memahami bahwa menulis bukan sekadar aktivitas, tetapi juga proses belajar. Saya sering kali merasa bahwa tulisan saya masih jauh dari sempurna. Namun, saya percaya bahwa kritik dan masukan yang diberikan oleh editor atau pembaca adalah bagian penting dari proses pengembangan diri.
Mencapai Kreativitas Lebih Tinggi Meski Dihantui Rasa Frustrasi
Salah satu momen yang saya syukuri adalah ketika artikel saya berjudul "Menemani Frustrasi Menulis Menuju Kreativitas Lebih Tinggi" terbit di Koran Jawa Pos Radar Banyuwangi. Dalam artikel tersebut, saya membagikan pengalaman pribadi tentang bagaimana proses menulis sering kali terasa sulit, bahkan membuat frustrasi. Namun, saya juga menyadari bahwa rasa frustrasi ini adalah bagian dari perjalanan menuju kreativitas yang lebih tinggi dan alhamdulillah saya telah menerbitkan Tabloid program Kopi Times dari Media Times Indonesia.
Sebagai penulis, saya belajar untuk menerima bahwa tidak semua tulisan akan langsung sempurna. Saya menetapkan target realistis untuk diri sendiri, dan menghargai setiap kemajuan kecil yang saya capai. Ketika tulisan saya mendapatkan kritik, saya mencoba untuk melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan memperbaiki diri. Dari situ, saya semakin percaya diri untuk mengirimkan karya ke berbagai media tanpa takut gagal.
Salah satu pelajaran terbesar yang saya pelajari selama ini adalah pentingnya kedisiplinan dan konsistensi. Dalam sub-artikel yang saya tulis, "Disiplin Latihan dan Rutin Menulis," saya menjelaskan bagaimana kebiasaan menulis secara rutin membantu saya berkembang. Meskipun terkadang saya merasa lelah atau kehilangan ide, saya tetap berusaha untuk menulis, walaupun hanya beberapa paragraf.
Saya percaya bahwa dengan melatih diri secara konsisten, kualitas tulisan saya akan terus meningkat. Bahkan ketika menghadapi hasil karya yang belum sempurna atau kritik dari pembaca, saya mencoba untuk tidak menyerah. Saya melihat setiap kesalahan sebagai bagian dari proses belajar yang tidak bisa dihindari.
Menggabungkan Peran Guru dan Jurnalis
Sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, saya juga sering berpikir tentang bagaimana saya bisa mencoba menggabungkan dua bidang yang saya tekuni, yaitu pendidikan dan jurnalistik. Dalam salah satu tulisan saya yang terbit di Times Indonesia, saya membahas tentang pentingnya peran guru dan jurnalis dalam membangun masyarakat yang terpelajar dan terinformasi.
Guru dan jurnalis memiliki kesamaan, yaitu sama-sama bertugas menyampaikan informasi yang berguna. Sebagai calon pendidik, saya ingin menjadi penghubung antara dunia pendidikan dan media. Saya percaya bahwa keduanya bisa saling melengkapi untuk memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat.
Tantangan yang Dihadapi dan Dukungan yang Menguatkan
Perjalanan saya tentu tidak selalu mulus. Sebagai mahasiswa, saya harus pandai mengatur waktu antara kuliah, kegiatan organisasi, dan pekerjaan di media. Terkadang, jadwal yang padat membuat saya merasa kewalahan. Namun, dukungan dari berbagai pihak, termasuk beasiswa dari Baznas RI, memberikan motivasi besar bagi saya untuk terus melangkah.
Saya merasa sangat bersyukur karena memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi. Oleh karena itu, saya bertekad untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin. Salah satu impian besar saya adalah lulus tepat waktu dan menerbitkan buku Panduan Praktis Jurnalisme Digital di Era Media Modern yang rencana akan terbit pada tahun 2025.
Saya percaya bahwa setiap langkah kecil yang saya ambil adalah bagian dari proses menuju tujuan besar saya. Dengan kerja keras, doa, dan dukungan dari orang-orang di sekitar saya, saya yakin bahwa impian saya untuk menjadi pendidik yang inspiratif dan jurnalis yang berdedikasi bisa tercapai.
“Setiap kata yang ditulis adalah doa, setiap cerita yang dibagikan adalah jalan untuk membangun perubahan” ~ Muhammad Dzunnurain
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Malang, penerima Beasiswa Cendekia Baznas 2024.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |