Kopi TIMES

Pesantren sebagai Institusi Pendidikan

Senin, 13 Januari 2025 - 16:55 | 27.97k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Pada dasarnya fungsi utama pesantren adalah sebagai lembaga yang bertujuan mencetak muslim agar memiliki dan menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam serta menghayati dan mengamalkannya dengan ikhlas semata-mata ditujukan untuk pengabdiannya kepada Allah.

Peranan pendidikan pesantren dalam pelaksanaan pendidikan nasional dapat dilihat dalam kaitannya sebagai sub-sistem pendidikan nasional. Pesantren merupakan lembaga yang berfungsi melaksanakan pendidikan berdasarkan arah dan tujuan yang telah ditentukan. Dengan fungsi khusus yang dibawakan oleh sistem pendidikan ini, pendidikan nasional akan menunjukkan dinamikanya secara mantap untuk kepentingan ini. 231

Advertisement

Seperti dikatakan di atas, pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan Islami di Indonesia yang mewarisi khazanah intelektual Islam tradisional yang amat kaya itu. Pewarisan tercermin dalam kesetiaan lembaga ini untuk terus melakukan kajian filosofis atas produk-produk intelektual abad pertengahan dalam apa yang disebut sebagai kitab kuning, tetapi sesuai dengan pandangan keagamaan yang dianut oleh pesantren, khazanah tradisi ini mengalami proses penyempitan setelah berada di tangan pesantren. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pengajaran untuk para santri dengan berbagai macam materi disampaikan dengan berbagai macam metode pembelajaran. Dalam pesantren tradisional, keseluruhan kegiatan pembelajaran ini tidak ditentukan oleh panjang atau singkatnya masa seorang santri mengaji pada kiainya karena tidak adanya keharusan menempuh ujian untuk memperoleh diploma dan kiainya itu. Di pesantren tidak dilakukan pembatasan-pembatasan dan pengklasifikasian santri berdasarkan waktu. Akan tetapi klasifikasi terjadi secara alamiah berdasarkan kemampuan para santri itu sendiri.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Di samping itu, masa belajar para santri tidak sama karena didasarkan kemampuan individual santri serta kurikulum pelajaran yang demikian lentur. Kegiatan pendidikan lainnya adalah semua materi pembelajaran yang diberikan kepada para santri bersifat aplikatif, artinya materi-materi yang telah dipelajarinya itu harus diterjemahkan dalam perbuatan dan aktivitas keseharian yang sudah tentu hal ini mendapat perhatian pokok dari seorang kiai dan para ustadz.

Dalam sistem pendidikan pesantren ini kiai dan ustadz merupakan penanggung jawab utama sekaligus pelaksana pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada para santri. Kegiatan pembelajaran di pesantren tidak hanya pemindahan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dan pelatihan keterampilan- keterampilan (skill) tertentu, tetapi hal yang paling penting adalah penanaman dan pembentukan nilai-nilai tertentu kepada para santri. Dengan demikian, ketiga aspek pendidikan yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotor diberikan secara simultan dan seimbang kepada peserta didik. Para santri selain hidup dalam situasi sosial dan kekeluargaan selama sehari semalam penuh secara terus-menerus, mereka senantiasa berada dalam suasana pendidikan dan bimbingan kiai dan para ustadz.

Di pesantren dikenal pula sistem pemberian ijazah, tetapi bentuknya berbeda dengan ijazah yang diberikan oleh sistem pendidikan model sekolah. Ijazah dan pesantren berbentuk pencantuman nama dalam suatu daftar mata rantai transmisi pengetahuan yang dikeluarkan oleh gurunya untuk para santrinya yang telah menyelesaikan pelajarannya dengan baik tentang suatu kitab tertentu sehingga santri tadi dianggap telah menguasai dan berhak untuk mengajarkannya kepada orang lain.

Pola pendidikan yang diselenggarakan pesantren beragam. Namun demikian, fungsi yang diembannya sama yakni mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam sebagai upaya mewujudkan manusia yang tafakuh fi al-dien. Hampir seluruh pesantren di tanah air mengajarkan mata aji yang sama yang dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman yakni al-Quran, al-Hadits, akidah, akhlak, ushul fiqih, bahasa Arab serta sejarah Islam. Mata aji ilmu- ilmu ini diajarkan di pesantren melalui kitab-kitab kuning yang disebut kutub alturats. Tidak seluruh kitab keislaman berbahasa Arab yang beredar di kalangan pesantren diajarkan kepada santri bahkan kebanyakannya merupakan bacaan para ustadz dan kiai sebagai pengayaan bahan aji. Adakalanya sebagian kitab itu juga didiskusikan secara terbatas di antara mereka.

Pendidikan Islami adalah pendidikan yang berdasarkan serta bersumberkan ajaran Islam. Pendidikan Islami sangat memperhatikan keseimbangan antara ilmu-ilmu "agama" dan ilmu-ilmu "umum" yang paling penting dalam pendidikan Islami itu isinya ataupun materi yang diajarkan.

Isi pertama pendidikan Islami berkaitan dengan sebuah tujuan besar, yaitu beriman kepada Allah serta menjalin hubungan individu, masyarakat, dan umat manusia dengan Tuhan sehingga kehidupan menjadi bertujuan dan memiliki orientasi yang jelas di jalan yang benar menuju Allah.

Isi kedua pendidikan Islami ialah amal shaleh, saling mengingatkan agar menaati kebenaran. Pendidikan Islami harus berwatak rabbani. Watak tersebut menempatkan hubungan antara hamba dan Tuhannya. Dengan adanya hubungan tersebut, kehidupan individu akan bermakna, perbuatannya akan bertujuan, dorongan untuk belajar dan beramal akan menjadi bersih sehingga pada gilirannya ia akan memiliki kompetisi untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Pendidikan Islami sangat memperhatikan aspek amaliah karena manfaatnya yang sangat besar bagi kehidupan di dunia berupa kebaikan dan kebahagiaan bagi individu dan masyarakat. Perhatian pendidikan Islami yang demikian tetap berada dalam prinsip keseimbangan antara aspek teoretis dan praktis sehingga berpengaruh terhadap terciptanya kehidupan seimbang. Isi pendidikan Islami yang lainnya adalah ilmu pengetahuan, mulai dengan keterampilan membaca dan menulis.

Setelah itu dilanjutkan dengan pengetahuan kemanusiaan yang dimulai dari pengetahuan tentang jiwa manusia sampai kepada lingkungan sosial sepanjang masa di setiap tempat. Pendidikan akhlak merupakan bagian besar dari isi pendidikan Islami. Posisi ini terlihat dari kedudukan al-Quran sebagai referensi paling penting tentang akhlak bagi kaum muslimin. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES