Kesenjangan Digital dan Pentingnya Literasi Teknologi untuk Semua

TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah derasnya arus transformasi digital, melek digital telah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap individu dan organisasi. Teknologi digital bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan inti dari berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga pelayanan kesehatan. Artikel ini akan membahas mengapa melek digital menjadi keharusan di berbagai sektor dan bagaimana hal ini dapat menentukan keberhasilan di era modern.
Salah satu sektor yang paling terdampak oleh revolusi digital adalah pendidikan. Melek digital membuka akses ke berbagai platform pembelajaran daring yang memungkinkan siswa dan guru untuk berinteraksi tanpa batas geografis. Platform seperti Google Classroom, Zoom, dan Khan Academy memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan cara yang lebih fleksibel dan personal.
Advertisement
Namun, kurangnya literasi digital dapat menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk memanfaatkan teknologi ini. Sebagai contoh, siswa yang tidak memiliki pemahaman dasar tentang teknologi akan kesulitan untuk mengakses sumber belajar daring, yang pada akhirnya dapat menghambat prestasi akademik mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum agar setiap siswa memiliki keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan dunia modern.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Dalam sektor ekonomi, melek digital menjadi salah satu kunci keberhasilan individu dan perusahaan. Digitalisasi telah mengubah cara bisnis beroperasi, dari pemasaran hingga manajemen rantai pasok. Perusahaan yang tidak mampu mengadopsi teknologi digital berisiko tertinggal dalam persaingan global.
Contohnya, e-commerce telah menjadi sektor yang sangat kompetitif. Pelaku bisnis kecil dan menengah yang memiliki pemahaman tentang pemasaran digital, analitik data, dan platform e-commerce memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan berkembang. Sebaliknya, mereka yang mengabaikan teknologi digital akan kesulitan menjangkau pasar yang lebih luas dan mempertahankan pelanggan.
Di sisi lain, individu yang melek digital memiliki peluang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan atau menciptakan lapangan kerja baru. Banyak perusahaan saat ini mencari kandidat yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis tetapi juga mampu bekerja dengan alat digital untuk meningkatkan produktivitas.
Teknologi digital juga telah membawa revolusi besar dalam sektor kesehatan. Dari telemedicine hingga pengelolaan data pasien, kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan. Misalnya, aplikasi kesehatan memungkinkan pasien untuk memantau kondisi kesehatan mereka, menjadwalkan konsultasi, atau bahkan mendapatkan resep obat secara daring.
Namun, kurangnya literasi digital dapat membatasi akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih baik. Contohnya, masyarakat yang tidak familiar dengan teknologi digital mungkin enggan menggunakan layanan telemedicine, yang pada akhirnya membuat mereka tidak mendapatkan perawatan yang tepat waktu. Oleh karena itu, pelatihan dan edukasi tentang teknologi digital di sektor kesehatan harus ditingkatkan untuk memastikan inklusivitas.
Meskipun melek digital menawarkan banyak manfaat, tantangan yang ada tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan terbesar adalah kesenjangan digital. Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi, baik karena faktor ekonomi maupun geografis. Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam peluang pendidikan, pekerjaan, dan layanan lainnya.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan perlu bekerja sama. Pemerintah dapat berinvestasi dalam infrastruktur digital, seperti menyediakan akses internet yang lebih luas dan terjangkau. Sementara itu, perusahaan dapat menyelenggarakan pelatihan digital bagi karyawannya, dan sekolah dapat memperkenalkan program literasi digital sejak dini.
Selain itu, penting untuk menanamkan pemahaman tentang etika digital. Dengan semakin banyaknya aktivitas yang dilakukan secara daring, risiko kejahatan siber dan penyalahgunaan data pribadi juga meningkat. Melek digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga memahami bagaimana menggunakannya dengan aman dan bertanggung jawab.
Dalam dunia yang semakin tergantung pada teknologi, melek digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi digital akan menentukan siapa yang dapat bersaing dan bertahan dalam berbagai sektor.
Melek digital tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga membuka peluang baru bagi individu dan organisasi.
Dari pendidikan yang lebih inklusif hingga layanan kesehatan yang lebih baik, teknologi digital memberikan solusi untuk banyak masalah yang dihadapi masyarakat modern. Namun, tanpa literasi digital yang memadai, manfaat ini tidak akan bisa dirasakan secara merata.
Oleh karena itu, setiap individu dan institusi harus berkomitmen untuk meningkatkan literasi digital. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa teknologi tidak hanya menjadi alat untuk segelintir orang, tetapi juga sarana untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan maju. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Muhammad Nafis S.H., M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |