Kopi TIMES

Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Budaya Keselamatan Kerja

Rabu, 22 Januari 2025 - 23:01 | 40.58k
Rusydi Umar, Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan.
Rusydi Umar, Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Peringatan Bulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Nasional tahun 2025 mengusung tema "Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas". Tema ini sangat relevan dengan tantangan modern di era digital, di mana pemanfaatan teknologi informasi menjadi elemen kunci untuk memperkuat penerapan K3. 

Dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam setiap aspek keselamatan dan kesehatan kerja, Indonesia dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, efisien, dan produktif. Hal ini juga sesuai dengan upaya membangun budaya K3 yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan industri masa kini.

Advertisement

Pemanfaatan teknologi informasi dalam K3 mencakup berbagai aspek, seperti pengembangan aplikasi mobile untuk pelaporan insiden secara real-time, penggunaan perangkat wearable yang memantau kondisi kesehatan pekerja, hingga implementasi sistem manajemen K3 berbasis digital yang memudahkan monitoring dan evaluasi. 

Contohnya, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) telah mengintegrasikan teknologi digital dalam pengelolaan risiko kerja dan meningkatkan kesadaran K3 di seluruh karyawan dan mitra kerja. Inisiatif ini membuktikan bahwa transformasi digital dapat menjadi kunci dalam mendukung penerapan K3 yang lebih efektif.

PT PLN (Persero) juga menunjukkan komitmen terhadap K3 dengan menyusun "PLN Life Saving Rules" sebagai panduan penerapan K3 di perusahaan. Langkah ini merupakan strategi untuk membangun dan memperkuat budaya K3 melalui pemanfaatan teknologi informasi. 

Dengan menerapkan sistem berbasis data, PLN dapat memantau risiko kerja dan memastikan bahwa prosedur keselamatan diterapkan secara konsisten di seluruh unit kerja.

Peran perguruan tinggi dalam mendukung penerapan teknologi informasi untuk K3 yang lebih baik sangat krusial. Sebagai lembaga pendidikan dan penelitian, perguruan tinggi dapat mengembangkan inovasi teknologi yang relevan dengan kebutuhan industri. 

Contohnya, penelitian mengenai penggunaan sensor IoT (Internet of Things) untuk memantau kondisi lingkungan kerja secara real-time dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat menyelenggarakan pelatihan atau workshop yang mengintegrasikan teknologi terkini ke dalam sistem manajemen K3.

Kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dalam penelitian dan pengembangan teknologi K3 akan menghasilkan solusi yang aplikatif dan efektif. Misalnya, pengembangan platform berbasis AI untuk menganalisis data keselamatan kerja dapat membantu perusahaan mengidentifikasi pola risiko dan mengambil tindakan pencegahan lebih awal. Inovasi semacam ini tidak hanya meningkatkan keselamatan kerja, tetapi juga mendukung efisiensi operasional.

Perguruan tinggi juga berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang K3. Melalui kurikulum yang terintegrasi dengan perkembangan teknologi terkini, lulusan perguruan tinggi diharapkan memiliki pemahaman dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung penerapan K3 di tempat kerja. Pembekalan ini meliputi kemampuan analisis data, pemahaman sistem digital, dan penguasaan perangkat teknologi yang relevan.

Implementasi teknologi informasi dalam K3 tidak hanya meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Efisiensi operasional yang meningkat, pengurangan biaya akibat kecelakaan kerja, dan peningkatan produktivitas adalah beberapa manfaat yang dapat dirasakan. Dalam konteks persaingan global, perusahaan yang mengutamakan K3 berbasis teknologi akan memiliki daya saing yang lebih tinggi.

Namun, tantangan dalam penerapan teknologi informasi untuk K3 juga perlu diperhatikan. Aspek keamanan data menjadi salah satu isu utama yang harus dikelola, mengingat penggunaan teknologi digital rentan terhadap ancaman siber. 

Selain itu, kesiapan infrastruktur dan adaptasi budaya kerja juga menjadi faktor penting yang harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang tepat untuk mendukung transformasi ini.

Peringatan Bulan K3 Nasional 2025 menjadi momentum yang tepat untuk mendorong pemanfaatan teknologi informasi dalam penerapan K3. Dengan sinergi antara berbagai pihak, diharapkan budaya K3 yang kuat dan adaptif terhadap perkembangan teknologi dapat terwujud. 

Ke depan, penerapan teknologi informasi yang lebih masif dan strategis akan menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya aman dan sehat, tetapi juga produktif dan berdaya saing tinggi di tingkat global. Dalam semangat ini, mari kita bersama-sama menjadikan K3 sebagai pilar utama dalam membangun masa depan dunia kerja yang lebih baik.

***

*) Oleh : Rusydi Umar, Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES