
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tahun 2024 lalu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menerima kunjungan Prabowo Subianto masih sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Pertemuan spesial tersebut menjadi pertanda penguatan kemitraan strategis di bidang pertahanan dan keamanan.
Ditilik secara sejarah, hubungan diplomatik kedua negara telah terjalin mulai tahun 1950. Namun jika fokus berkaitan dengan Pertahanan dan Keamanan sejumlah kerjasama terjadi semakin baik dimulai pada tahun 2010.
Advertisement
Indonesia dan Turki telah terikat dengan perjanjian Agreement on Defence Industry Cooperation between the Goverment of the Republic of Indonesia and the Goverment of the Republic of Turkey.
Tahun selanjutnya, yaitu 2011, Presiden SBY dan Presiden Turki yaitu Abdullah Gul, menyepakati Joint Declaration Indonesia-Turkey : Towards an Enhanced Partnership in a New World Setting.
Pada tahun 2019, Kementerian Pertahanan bersama dengan Kementerian Pertahanan Turki serius membahas DCA ( Defence Cooperation Agreement) yang bertujuan menjadi payung hukum atas kerjasama secara komprehensif.
Ketika itu, Menhan Ryamizard Ryacudu bersama Presiden of Defence Industries Turki, Prof Dr. Ismail menjalin komunikasi untuk lahirnya kolaborasi Industri pertahanan Indonesia dan pertahanan Turki.
Berlanjut tahun 2020, Indonesia dengan Turki komitmen menggelar “The 1stIndonesia Turkey Defence Dialogue Meeting 2020” lalu 2 tahun setelah itu, kedua negara meningkatkan level hubungan dengan deklarasi High Level Strategic Council (HLSC).
Sebagai informasi, HLSC merupakan sarana dialog para Kepala Negara untuk mencari solusi dan menyelesaikan hambatan hubungan kedua negara.
Selain itu di tahun yang sama, yaitu tahun 2022, Menhan Prabowo dan Menlu Turki HE Mevlut menandatangani 7 MoU, dan salah satunya berkaitan dengan industri pertahanan.
Indonesia dan Turki tahun 2023 juga sepakat mewujudkan Rencana Aksi / Plan of Action (PoA) terkait kerjasama Kementerian Pertahanan kedua negara periode 2023-2025.
Hubungan Indonesia dan Turki kaitan dengan Pertahanan semakin meningkat, terlihat pada tahun 2024, perusahaan pertahanan Turki ramai-ramai datang ke Indonesia. Turkish Aerospace Industries (TAI) telah membuka kantor di Indonesia.
Kunjungan Erdogan Demi Matangkan Kerja Sama
Kedekatan Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan terlihat jelas, perhatikan, setelah menang pemilu, Turki adalah salah satu negara yang disambangi Prabowo, Selasa (11/2/2025), pesawat Kepresidenan Turki mendarat di Jakarta dan Presiden langsung menyambut kedatangan di bawah tangga pesawat. Tentu ini hal ini menarik, karena begitu besar bentuk penghormatan Prabowo kepada Erdogan.
Selain itu, Prabowo dan Erdogan menggelar sidang Perdana Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggin RI-Turki untuk mengevaluasi kerja sama kedua negara.
Terkhusus bidang pertahanan kedua negara terus mematangkan kerja sama diantaranya pembuatan frigat. Proyek ini dikenal dengan figrat merah putih.
Pengembangan wahana nirawak untuk laut dan udara menjadi fokus kerjasama Indonesia dan Turki. Pengembangan kapal selam serta pengembangan jet tempur tidak luput dari perhatian.
Tidak hanya itu, terbentuk juga gabungan perusahaan dari Indonesia dan Turki untuk membangun industri pertahanan khususnya drone. Kesepakatan join venture
Antara Republikorp yaitu perusahaan Indonesia dan Baykar disepakati Rabu (12/ 2/2025).
Salah perusahaan Indonesia yaitu PT Dirgantara Indonesia bahkan meyakini kunjungan Erdogan menjadi pintu masuk Indonesia mendapat lisensi produk KAAN. Tentu ini akan berdampak bagi kemajuan industri dirgantara di Indonesia sehingga mendorong tumbuhnya perekonomian.
Jika ditilik secara spesifik, Visi besar Prabowo untuk memperkuat pertahanan dan keamanan menjadi salah satu fokus utama dalam program-program kepemimpinannya.
Berkaitan dengan hankam tentu tidak hanya berkaitan dengan militer saja, tapi keamanan siber, adaptasi perkembangan teknologi bahkan diplomasi internasional.
Harapan besarnya, Indonesia mampu dan harus menjadi negara yang lebih kuat dan mandiri dengan pertahanan didukung oleh berbagai aspek tidak hanya militer, tapi teknologi, ekonomi bahkan hubungan internasional.
***
*) Oleh : Iqbal Suliansyah, Koordinator Maarif Network dan Alumnus Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Angkatan I Lemhannas Tahun 2022.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rizal Dani |