Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Pendidikan Islam Pada Masa Pembaharuan

Selasa, 18 Februari 2025 - 17:17 | 39.45k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Dinamika dan dialektika antara konservatisme yang selalu menengok ke masa lalu, dan progresivisme yang selalu ingin merekontruksi Islam untuk masa depan, merupakan agenda laten umat Islam sepanjang sejarah. Karenanya tidak mengherankan ketika istilah "pembaruan" dikemukakan, sikap umat Islam pada umumnya ragu-ragu dan mendua, antara "setuju" dengan menganggap hal itu sebagai kebutuhan dan keniscayaan historis, dan "enggan" karena dianggap akan mengancam otentitas dan wibawa doktrin agama.

Umat Islam atas upaya pembaharuan dalam diskursus pemikiran Islam atau tepatnya pemahaman tentang Islam, sesungguhnya sebagai gerakan kultural. Menurut Sir Muhammad Iqbal, Islam menolak pandangan-pandangan kuno yang statis dan bahkan mendorong pandangan-pandangan yang sangat dinamis.

Advertisement

Gagasan program pembaharuan atau modernisasi pendidikan Islami mempunyai akar terang tentang "modernisasi" pemikiran dan institusi Islam secara keseluruhan. Dengan kata lain, "modernisasi" tidak bisa dipisahkan dengan gagasan dan program modernisasi Islam. Kerangka dasar yang berada di balik "modernisasi" pemikiran dan kelembagaan Islam merupakan prasyarat bagi kebangkitan Islam termasuk pendidikan harus dimodernisasi, sederhananya harus disesuaikan dengan kerangka "modernitas", mempertahankan kelembagaan Islam "tradisional" hanya memperpanjang nestapa ketidakberdayaan kaum muslim dalam berhadapan dengan kemajuan dunia modern.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Hubungan modernisasi dengan pendidikan sebenarnya terletak pada "bahwa pendidikan merupakan kunci yang membuka pintu ke arah modernisasi", walaupun pada segi lain pendidikan sering dianggap objek modernisasi. Dalam hal ini, pendidikan di negara-negara yang tengah menjalankan modernisasi pada umumnya dipandang masih terbelakang dalam berbagai hal, dan karena itu sulit diharapkan bisa memenuhi dan mendukung program modernisasi. Karena itulah pendidikan harus diperbaharui dan dimodernisasi, sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang dipikulkan kepadanya.

Pendidikan dalam masyarakat modern atau masyarakat yang tengah bergerak ke arah modern (modernizing), pada dasarnya berfungsi untuk memberi kaitan antara anak didik dengan sosio-kulturalnya yang berubah. Dalam banyak hal, pendidikan secara sadar digunakan sebagai instrumen untuk perubahan dalam sistem politik dan ekonomi.

Sebagimana dikutip oleh Abudin Nata, bahwa Shipman menyimpulkan tentang fungsi pokok pendidikan dalam masyarakat modern terdiri dari tiga bagian: sosialisasi, penyekolahan (schooling), dan pendidikan (education). Sebagai lembaga sosialisasi, pendidikan merupakan wahana bagi intergrasi anak didik ke dalam nilai-nilai kelompok atau nasional yang dominan.

Adapun penyekolahan mempersiapkan mereka untuk menduduki posisi sosial-ekonomi tertentu. Oleh karena itu, sekolah harus mempelajari anak didik dengan kualifikasi-kualifikasi mampu perkerjaan dan profesi yang akan membuat mereka mar memainkan peran dalam masyarakat. Sedangkan fungsi ketiga, pendidikan merupakan education untuk menciptakan kelompok elit yang pada gilirannya akan memberikan sumbangan besar bagi kelanjutan moderinsasi.

Menurut Ibnu Taimiyah, secara umum pembaharuan. ditimbulkan oleh beberapa hal berikut ini:

1. membudayanya khurafat di kalangan kaum muslimm;

2. kejumudan taklid dianggap telah membodohkan umat Islam;

3. terpecahnya persatuan umat Islam sehingga sulit membangun dan maju;

4. kontak antara Barat dan Islam telah menyadarkan kaum muslimin akan kemunduran.

Tercatat beberapa nama ulama besar yang berperan sebagai pembaharu bidang pendidikan Islam yang muncul di Timur Tengah, seperti Muhammad Ali Pasya,Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dari Mesir. Kemudian tercatatnama Muhammad Iqbal dari India dan sebagainya.

Pada masa kemunduran Islam abad 13-18, segala warisan filsafat dan ilmu pengetahuan diperoleh Eropa dari Islam, ketika umatIslam larut dalam kegemilangan sehingga tidak memperhatikan lagi pendidikan, makaEropa tampil mencuri ilmu pengetahuan dan belajar dari Islam. Eropa kemudian bangkitdan Islam mulai dijajah dan mengalami kemunduran. Hampir seluruh wilayah dunia Islamdijajah oleh Bangsa Eropa termasuk Indonesia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Penemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi muncul diEropa. Misalnya dalam bidang mesin, listrik, radio, yang semuanya itu menunjang semakinkuatnya Eropa terhadap dunia Timur bahkan sampai ke Indonesia. Dunia jadi berbalik,dunia Timur terpukau dan terbius kemujuan yang dialami Eropa.

Sebenarnya kesadaran akan kelemahan dan ketertinggalan kaum muslimin dariBangsa Eropa telah timbul mulai abad ke 11 sampai ke 17 Masehi. Dengan kekalahan-kekalahan yang diderita oleh Turki Utsmani dalam peperangan dengan Negara-NegaraEropa. Mereka mulai memperhatikan kemajuan yang dialami Eropa dengan mengirimkanutusan-utusan untuk mempelajari kemajuan Eropa terutama dari Prancis dan didirikansekolah-sekolah Militer di Turki pada tahun 1734.

Dalam membuka mata kaum muslimin akan kelemahan dan keterbelakangannya,sehingga akhirnya timbul berbagai macam usaha pembaharuan dalam segala bidangkehidupan, untuk mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan, termasuk usaha-usahadibidang pendidikan.

Menurut Harun Nasution (1989). Pembaharuan adalah pemikiran aliran, gerakan dan usaha- usaha untuk mengubah paham-paham dan adat istiadat, institusi lama, dan lain-lain untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman dan paham-paham baru yang terjaadisebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES