Kopi TIMES

‘’Marhaban Ya Ramadhan” Lentera Hati dan Jiwa Menuju Tuhan

Selasa, 04 Maret 2025 - 17:17 | 41.18k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Rahmat besar bagi setiap muslim dan muslimah adalah kembali berjumpa dengan bulan suci Ramadhan 1446 H/2025 M. Saat dipenghujung bulan Sya'ban, bulan Ramadan pun akan tiba menyambut. Sebagai tanda umat Islam di seluruh dunia akan memulai kewajibannya untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadan.

Sebagai wujud komitmen penghambaan setiap diri kita semua. Yang patut kita syukuri adalah nikmat umur dimana sampai saat ini masih diberi kesempatan hidup. Allah SWT masih memberi kesempatan berjumpa dengan bulan ramadhan tahun ini. Menjalankan ibadah puasa wajib melaksanakan salah satu rukun Islam.

Advertisement

Bahkan dibulan ini Allah melipatgandakan pahala kebajikan bagi orang yang mengerjakannya. Salah satu bentuk pengabdian di antara sekian banyak pengabdian manusia kepada Allah SWT. Kita masih sempat menunaikan pengabdian tersebut dengan datangnya bulan suci Ramadan 1446 H/2025 M.

Keutamaan Bulan Ramadan adalah hal yang harus dikejar oleh umat muslim. Keutamaan pada bulan Ramadhan sangat dinantikan-nantikan oleh kaum muslimin. Oleh karena itu, hendaklah berbondong-bondong menyiapkan diri untuk menyambut kedatangannya. Bulan Ramadan merupakan bulan ke delapan dalam penanggalan kalender hijriyah.

Di bulan Ramadan umat muslimin akan berpuasa selama satu bulan penuh. Bulan ini dikatakan penuh berkah karena setiap amal perbuatan yang dilakukan akan dilipat gandakan. Allah SWT memberikan keutamaan-keutamaan yang sangat banyak pada bulan Ramadhan. Keutamaan ini hendaknya membuat kita mempersiapkan diri untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya di bulan Ramadhan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, kembali memperkuat jati diri sebagai hamba Allah sesuai tujuan penciptaan-Nya, berusaha mendapatkan berkah Ramadan melalui ibadah puasa. Esensi puasa bukanlah hanya menahan lapar dan dahaga. Itu hanya bungkusnya sedangkan isinya  iman dan amal shaleh. Ketika kita tidak makan dan minum seharian namun lisan kita tidak terjaga, tangan kita tidak terkontrol dan ibadah-ibadah lainnya tidak meningkat jangan-jangan kita hanya mendapatkan bungkusnya namun menghilangkan isinya. Perlu perenungan penguatan spiritual mendapat isi ibadah Ramadan.

Bersyukur kenapa kita masih hidup hingga hari ini dan berjumpa dengan bulan suci Ramadan, Yakinlah bahwa ini adalah kasih sayang Allah SWT kepada kita. Jika kita merasa banyak dosa, maka kita bisa menggugurkan dosa dan kesalahan kita lewat madrasah ramadhan ini. Atau jika kita adalah hamba yang rajin beribadah berarti Allah masih memberikan kita kesempatan untuk mendapatkan bekal lebih banyak lagi untuk negeri akhirat.

Bulan suci Ramadan adalah anugerah Allah SWT bagi setiap hamba-Nya. Bergembiralah dengan datangnya bulan suci ini, bulan yang penuh berkah dan kebaikan. Semua penduduk langit dan penduduk bumi yang beriman semuanya bergembira dengan kedatangannya. Mereka yang tidak bergembira dengan datangnya bulan suci Ramadan adalah makhluk Allah yang merugi.  Sebagai muslim sudah seharusnya kalau kedatangan Ramadan kembali kita sambut dengan penuh kegembiraan karena izin Allah, kesempatan menikmati Ramadan kembali kita peroleh, kembali beribadah dibulan suci Ramadan.

Menjalankan ibadah puasa bulan suci ramadhan dengan mengefisienkan rutinitas harian & memaksimalkan aktifitas ibadah. Harus dijaga  ibadah wajib, yang harus meningkat  ibadah sunnah, yang harus menjauh itu hal-hal yang mengurangi pahala puasa apa lagi membatalkan puasanya. Jika kita merasa banyak dosa maka bulan ramadan adalah bulan untuk mengubah dan memperbaiki itu semua. Dosa-dosa dihapuskan dan pahala-pahala dilipatgandakan. Jika sudah meresa banyak kebaikan dan pahala dalam hidupnya, maka bulan suci Ramadan adalah kesempatan lebih banyak lagi kebaikan dan pahala akhiratnya.

Mari kita menghidupkan Ramadan dengan berbagai aktivitas yang dapat mendekatkan diri kepada Allah seperti puasa, shalat tarawih dan witir, berdo’a dan tadabbur Al Qur’an, i’kikaf, memperkokoh hubungan dengan sesama seperti zakat, infaq, sadaqah, ifthar (buka puasa bersama) bazar Ramadhan dan sebagainya. Insya Allah semua itu akan mengantarkan kita menjadi derajat  muttaqien, derajat mulia dihadapan Allah SWT.

Dalam bukunya itu, Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata marhaban berasal dari kata rahb yang berarti 'luas' atau 'lapang'. Dari rahb, terbentuklah lagi kata baru, yakni rahbah yang memiliki arti 'ruangan luas bagi mobil untuk mendapatkan perbaikan'. Dari situ, ucapan Marhaban ya Ramadan bukan hanya berarti 'selamat datang' semata, tetapi juga bermakna menyambut Ramadan dengan hati yang lapang dan mengambil hikmah kehadirannya untuk perbaikan jiwa. "Kami menyambutmu dengan penuh kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja, yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami," tulis Quraish Shihab dalam Lentera Hati. Lentera Hati oleh Quraish Shihab, kalimat Marhaban ya Ramadan dapat dimaknai sebagai penyambutan bulan suci Ramadan dengan hati yang lapang nan luas sembari memperbaiki jiwa dan diri selama kehadirannya untuk bekal dalam perjalanan menuju Tuhan. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES