Kopi TIMES

Mimbar Dakwah Digital

Rabu, 05 Maret 2025 - 14:56 | 27.09k
Muhammad Nafis, S.H, M.H., Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang.
Muhammad Nafis, S.H, M.H., Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan media sosial untuk dakwah online dan kajian virtual mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan teknologi dan akses internet yang semakin luas membuat dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar masjid atau majelis fisik, tetapi dapat menjangkau audiens yang lebih besar melalui platform seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan Facebook.

Fenomena ini menunjukkan bahwa digitalisasi telah membawa perubahan dalam cara penyebaran nilai-nilai Islam, sekaligus menimbulkan tantangan baru yang perlu diperhatikan.

Advertisement

Munculnya tren ini tidak lepas dari peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan meningkatnya jumlah pengguna internet, masyarakat kini lebih mudah mengakses konten-konten keislaman kapan saja dan di mana saja.

Kajian virtual yang disiarkan langsung atau dalam bentuk rekaman memungkinkan umat Islam untuk belajar dari para ulama tanpa harus menghadiri majelis fisik. Terutama sejak pandemi COVID-19, di mana pembatasan sosial diberlakukan, dakwah online menjadi alternatif utama bagi banyak pendakwah untuk tetap menyampaikan ilmunya.

Fenomena terbaru yang menandai kebangkitan dakwah digital adalah munculnya para dai dan influencer Muslim yang memiliki jutaan pengikut di media sosial. Mereka menyampaikan pesan-pesan keislaman dengan cara yang lebih santai, interaktif, dan sesuai dengan tren digital saat ini.

Misalnya, banyak dai yang menggunakan fitur live streaming untuk menjawab pertanyaan jamaah secara langsung, atau membuat konten pendek yang menarik di TikTok dan Instagram Reels untuk menyampaikan nasihat-nasihat singkat.

Dengan metode ini, dakwah menjadi lebih mudah dicerna oleh generasi muda yang terbiasa dengan konsumsi informasi yang cepat dan ringkas.

Meskipun dakwah digital membawa banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah maraknya misinformasi atau penyampaian ajaran yang kurang akurat. Tidak semua orang yang berbicara tentang Islam di media sosial memiliki latar belakang keilmuan yang kuat.

Banyak pendakwah baru yang muncul dengan popularitas tinggi, tetapi tidak memiliki pemahaman mendalam mengenai ajaran Islam. Akibatnya, terjadi penyebaran ajaran yang kurang tepat atau bahkan bertentangan dengan prinsip Islam yang sesungguhnya.

Selain itu, ada pula kecenderungan dakwah digital menjadi ajang popularitas. Beberapa pendakwah lebih mengutamakan jumlah pengikut dan likes dibandingkan dengan kualitas materi yang disampaikan.

Mereka kadang lebih fokus pada konten yang viral daripada yang benar-benar bermanfaat. Hal ini dapat menggeser esensi dakwah dari penyampaian ilmu menuju sekadar hiburan semata.

Fenomena lain yang perlu diperhatikan adalah polarisasi umat Islam di media sosial. Dengan kebebasan berbicara yang luas, perbedaan pendapat dalam Islam sering kali berubah menjadi perdebatan panas yang tidak sehat.

Munculnya kelompok-kelompok tertentu yang saling menyerang dengan dalih membela kebenaran justru menciptakan perpecahan di antara umat. Dakwah seharusnya menjadi sarana pemersatu, bukan pemicu konflik.

Dalam menghadapi realitas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode dakwah digital. Pertama, pendakwah harus memiliki dasar ilmu yang kuat sebelum menyebarkan ajaran Islam.

Tidak semua orang yang memiliki banyak pengikut di media sosial otomatis layak menjadi rujukan keislaman. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memilih sumber ilmu yang kredibel dan memiliki sanad keilmuan yang jelas.

Kedua, penyampaian dakwah harus tetap mengutamakan akhlak dan adab. Media sosial sering kali menjadi tempat di mana orang mudah terpancing emosi, sehingga penting bagi pendakwah untuk menjaga etika dalam berdakwah. Menggunakan bahasa yang santun dan tidak memicu perpecahan adalah hal yang wajib diperhatikan.

Ketiga, pemanfaatan teknologi dalam dakwah harus didukung dengan kreativitas tanpa menghilangkan esensi pesan Islam. Dakwah yang dilakukan dengan pendekatan modern harus tetap berlandaskan nilai-nilai Islam yang autentik.

Menggunakan format yang menarik, seperti video pendek, infografis, atau podcast, dapat membantu dakwah lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan tanpa kehilangan substansinya.

Terakhir, penting bagi umat Islam untuk bersikap kritis dalam menerima informasi keislaman dari media sosial. Tidak semua yang viral adalah benar, dan tidak semua yang populer layak dijadikan rujukan.

Verifikasi terhadap sumber ajaran dan dalil yang digunakan harus menjadi kebiasaan agar dakwah digital tetap berjalan sesuai dengan prinsip Islam yang lurus.

Dakwah online dan kajian virtual adalah fenomena yang tidak bisa dihindari dalam era digital ini. Dengan manfaat besar yang ditawarkannya, sudah seharusnya media sosial dimanfaatkan secara optimal untuk menyebarkan nilai-nilai Islam.

Namun, di balik kemudahannya, terdapat tantangan yang harus diatasi agar dakwah tetap berjalan sesuai dengan tuntunan yang benar. Dengan pendekatan yang tepat, dakwah digital dapat menjadi sarana efektif untuk memperluas pemahaman Islam di tengah masyarakat modern.

***

*) Oleh : Muhammad Nafis, S.H, M.H., Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES