Kopi TIMES

Ramadan dan Literasi Menyemai Ilmu

Kamis, 06 Maret 2025 - 11:13 | 54.93k
Erna Wiyono, Perupa dan Jurnalis.
Erna Wiyono, Perupa dan Jurnalis.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bulan Ramadan, bulan suci penuh berkah, tidak hanya diramaikan oleh kesibukan mempersiapkan hidangan berbuka. Di sela-sela menanti adzan Maghrib, terdapat peluang istimewa untuk menumbuhkan kecintaan terhadap literasi, khususnya melalui kegiatan membaca buku cetak.

Praktik membaca, yang mungkin sedikit tergeser oleh kemudahan akses informasi digital, sebaiknya dihidupkan kembali sebagai aktivitas positif yang menyegarkan intelektualitas dan memperkaya jiwa. Waktu menunggu berbuka, yang kerap terasa mendebarkan, sebenarnya dapat dimanfaatkan secara produktif.

Advertisement

Membaca buku cetak menawarkan pengalaman yang lebih mendalam dan fokus dibandingkan dengan membaca melalui perangkat digital. Suasana tenang saat membaca di tengah kesibukan mempersiapkan hidangan berbuka menciptakan atmosfer kontemplatif yang memungkinkan kita untuk lebih menghayati isi bacaan.

Membaca buku cetak bukanlah sekadar mengisi waktu luang, melainkan investasi berharga bagi pengembangan diri. Buku bagaikan jendela dunia, membuka cakrawala pengetahuan, memperkaya wawasan budaya, dan memperluas perspektif.

Melalui kegiatan membaca, kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan baru, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan memperhalus daya nalar. Membaca tafsir Al-Quran, misalnya, memperkaya pemahaman kita tentang ayat-ayat suci, sementara buku sejarah Islam meningkatkan apresiasi terhadap perjuangan para ulama.

Di tengah derasnya informasi digital yang seringkali diwarnai distorsi dan informasi tidak terverifikasi, membaca buku cetak menjadi benteng pertahanan bagi kejernihan berpikir.

Lebih daripada itu, membaca buku cetak juga merupakan wujud apresiasi terhadap tradisi literasi. Sentuhan fisik halaman buku, aroma kertas, dan sensasi membolak-balik halaman merupakan pengalaman sensorik unik yang memberikan kepuasan intelektual.  

Dengan membaca buku cetak, kita turut melestarikan budaya membaca dan menghargai proses kreatif yang tertuang di dalamnya.  

Selama Ramadan, membaca kisah-kisah inspiratif dari para sahabat Rasulullah SAW, misalnya, dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

Untuk menambah kekayaan spiritual selama Ramadan, beberapa pilihan buku yang relevan antara lain:

Pertama, Tafsir Al-Quran: Sebagai contoh, Tafsir Ibnu Katsir yang komprehensif, atau Tafsir Jalalain yang ringkas dan mudah dipahami. Pilihan lain adalah tafsir yang lebih kontekstual dan sesuai dengan pemahaman kita.

Kedua, Kisah Para Nabi:  Kisah-Kisah Para Nabi karya M. Quraish Shihab menawarkan kisah-kisah inspiratif dengan pendekatan yang modern dan mudah dicerna. Alternatif lain adalah buku-buku cerita nabi untuk anak-anak, yang dapat dibaca oleh seluruh anggota keluarga.

Ketiga, Sejarah Islam: Sejarah Peradaban Islam karya Philip K. Hitti memberikan gambaran luas tentang peradaban Islam, sementara buku-buku biografi tokoh Islam seperti Muhammad: The Prophet of Islam karya Martin Lings menawarkan perspektif yang lebih mendalam.

Keempat, Akhlak dan Etika: Al-Hikam karya Ibnu ‘Ataillah memberikan panduan spiritual yang mendalam, sementara buku-buku tentang etika Islam kontemporer dapat memberikan panduan praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Selain buku-buku non-fiksi yang bernuansa Islami, bulan Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk menikmati bacaan fiksi yang inspiratif dan menghibur. Berikut beberapa rekomendasi:

“Negeri 5 Menara” oleh Ahmad Fuadi:  Kisah petualangan dan persahabatan di pondok pesantren, sarat nilai-nilai agama dan motivasi.

“Tuhan Ada di Hatimu” oleh Husein Ja’far Al-Hadar:  Kumpulan kisah inspiratif untuk menjadi muslim yang lebih baik.

“Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” oleh Alfialghazali:  Perjalanan spiritual seseorang yang menghadapi masa sulit, memberikan penguatan spiritual.

Memanfaatkan waktu menunggu berbuka puasa untuk membaca, baik fiksi maupun non-fiksi, merupakan langkah kecil namun bermakna dalam membangun budaya literasi.  

Lebih dari sekadar mengisi waktu, membaca adalah investasi untuk diri sendiri, sebuah perjalanan intelektual yang memperkaya jiwa dan memperluas cakrawala.  

Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, mari kita manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya,  menjadikan setiap halaman buku sebagai ladang amal dan penyejuk hati.  

Semoga dengan membaca, kita dapat meraih ketaqwaan yang lebih dalam dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Selamat membaca, dan semoga Ramadan kita dipenuh berkah.

***

*) Oleh : Erna Wiyono, Perupa dan Jurnalis.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES