
TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Sering kali, kita berpikir bahwa kebahagiaan hanya datang setelah mencapai sesuatu yang besar, seperti mendapat nilai tinggi atau memenangkan perlombaan. Sebenarnya kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal kecil yang sering kita lewatkan. Jika kita mau lebih memperhatikan, kita akan menyadari bahwa momen-momen sederhana di sekolah juga bisa membawa kebahagiaan.
Di sekolah, banyak hal kecil yang sering tidak dianggap penting, tetapi sebenarnya memiliki makna. Misalnya, ketika seorang siswa berani mengajukan pertanyaan di kelas. Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya hal biasa.
Advertisement
Jika kita melihat lebih dalam, ini adalah tanda keberanian dan rasa ingin tahu. Bagi seorang guru, ini bisa menjadi momen berharga karena menunjukkan bahwa siswa benar-benar tertarik dengan pelajaran.
Begitu juga dengan kebiasaan sederhana lainnya, seperti berbagi penghapus atau membantu teman yang kesulitan memahami pelajaran. Kadang-kadang, kita hanya fokus pada hasil akademik dan melupakan bahwa interaksi sosial juga penting.
Tindakan kecil seperti ini menunjukkan kepedulian dan kerja sama yang bisa membuat suasana sekolah menjadi lebih menyenangkan. Jika kita mulai lebih sadar dan menikmati momen-momen ini, kita akan menemukan kebahagiaan yang lebih dekat dari yang kita kira.
Mindfulness mengajarkan kita untuk benar-benar hadir dalam setiap momen, bukan hanya secara fisik, tetapi juga dengan perhatian penuh. Artinya, saat seorang guru mengajar, ia tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga memperhatikan bagaimana siswanya merespons dan menyesuaikan cara mengajarnya. Begitu juga dengan siswa, belajar bukan hanya soal memahami teori, tetapi juga menikmati proses berpikir dan menemukan solusi.
Savoring, di sisi lain, mengajarkan kita untuk menikmati dan mensyukuri momen-momen kecil. Contohnya, seorang siswa yang merasa puas saat akhirnya bisa memahami soal matematika yang sulit atau menikmati suasana kelas saat hujan turun. Dengan menghargai momen-momen ini, kita bisa merasakan kebahagiaan yang lebih alami dan bertahan lama.
Kita sering berpikir bahwa kebahagiaan hanya berasal dari pencapaian besar, padahal kebahagiaan juga bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana di sekitar kita. Jika selama ini kita hanya melihat kebahagiaan dari nilai ujian atau penghargaan akademik.
Mungkin kita perlu melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Kebahagiaan bisa muncul dari kebersamaan dengan teman, dari perasaan lega setelah menyelesaikan tugas, atau bahkan dari menikmati udara segar di pagi hari sebelum kelas dimulai.
Selain itu, ada manfaat lain dari mindfulness dan savoring dalam kehidupan di sekolah. Mindfulness dapat membantu mengurangi rasa cemas dalam menghadapi ujian atau tugas sekolah. Dengan fokus pada saat ini, kita bisa lebih tenang dan tidak terbebani oleh kekhawatiran tentang masa depan.
Misalnya, seorang siswa yang merasa gugup sebelum presentasi bisa menggunakan mindfulness dengan mengambil napas dalam dan fokus pada langkah demi langkah dalam presentasinya, bukan pada kemungkinan gagal yang ada di pikirannya.
Savoring juga memiliki dampak positif bagi hubungan sosial. Saat kita bisa menikmati interaksi dengan teman dan guru, kita akan merasa lebih terhubung dengan lingkungan sekitar.
Siswa yang terbiasa mensyukuri momen-momen kecil, seperti obrolan ringan di kantin atau pujian dari guru atas usahanya, akan memiliki rasa percaya diri yang lebih baik. Mereka juga lebih mungkin untuk merasa nyaman di sekolah dan memiliki hubungan yang lebih positif dengan teman-temannya.
Selain itu, menurut psikolog Viktor Frankl, kebahagiaan sejati tidak datang dari terus mengejar kesenangan, tetapi dari bagaimana kita menemukan makna dalam hidup.
Di sekolah, makna ini bisa ditemukan dalam banyak hal, seperti berbagi ilmu dengan teman, menghargai usaha guru, atau merasakan kepuasan setelah bekerja keras mengerjakan tugas. Ketika kita bisa melihat makna dalam aktivitas sehari-hari, kita akan lebih mudah merasa puas dan bahagia.
Kemampuan untuk menikmati momen-momen kecil juga membantu kita menghadapi tantangan dengan lebih baik. Siswa yang terbiasa menikmati proses belajar cenderung lebih mudah menghadapi kesulitan tanpa merasa terlalu terbebani. Mereka bisa menemukan keseimbangan antara belajar dan menikmati kehidupan sehari-hari.
Ini sangat penting karena sering kali tekanan akademik bisa membuat siswa merasa jenuh atau terbebani. Namun, dengan mengembangkan kebiasaan mindfulness dan savoring, mereka bisa tetap merasa bersemangat dalam belajar.
Jadi, jika saat ini kamu merasa bosan dengan rutinitas sekolah, cobalah berhenti sejenak dan lihat sekelilingmu. Mungkin ada hal kecil yang bisa membuatmu tersenyum-seperti candaan teman di sela pelajaran, keberhasilan memahami konsep baru, atau bahkan sekadar menikmati secangkir teh di kantin sekolah.
Mindfulness dan savoring mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari sesuatu yang besar, tetapi juga dari bagaimana kita melihat dan menghargai setiap momen dalam hidup. Sekarang, apakah kamu sudah menemukan kebahagiaan kecil di sekolah hari ini?
***
*) Oleh : Mohammad Hairul, Kepala SMPN 1 Curahdami, Bondowoso. Dewan Pakar Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bondowoso.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rizal Dani |