Kopi TIMES

Bulan Ramadhan Adalah Syahrut Tarbiyah

Kamis, 13 Maret 2025 - 16:55 | 30.58k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Bulan Ramadhan yang disambut dengan penuh suka cita ini sebenarnya adalah bulan pendidikan atau bulan tarbiyah. Sebab kita, orang-orang yang berpuasa ini, diibaratkan sedang didadar di kawah candradimuka agar menjadi orang baik. Mengapa demikian? Sebab pada bulan ini semua orang yang beriman diwajibkan berpuasa, yakni menahan lapar dan dahaga serta bersenang-senang dengan pasangannya mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Hal ini merupakan pelajaran yang bersifat fisik yang cukup berat bagi kebanyakan orang. Mengapa? Karena kebanyakan manusia pada pagi hingga petang hari menikmati makan dan minum sambil menjalan aktivitas bekerja.

Ramadan merupakan satu bulan suci yang juga disebut sebagai bulan tarbiyah atau bulan pendidikan. Pada bulan Ramadan, sarat dengan banyaknya hikmah pendidikan untuk diri sendiri dengan berpuasa yaitu mengendalikan hawa nafsu dan memperbanyak ibadah sunah seperti membaca Alquran dan salat tarawih. Puasa, tandasnya di dalamnya ada nilai tarbiyah atau pendidikan, bulan Ramadan disebut juga sebagai syahrul at tarbiyah (bulan pendidikan), yang lingkup pendidikannya sangat luas, baik menyangkut tarbiyah jasadiyah, tarbiyah fikriyah, maupun tarbiyah qalbiyah. Proses pendidikan itu berlangsung selama sebulan penuh, dan bagi mereka yang lulus, maka disebut sebagai seorang yang bertakwa. Misi Ramadan adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, termasuk ibadah puasa, bila misi tersebut dilaksanakan maka dengan sendirinya visi akan terbentuk.

Advertisement

Nilai pendidikan yang ada di dalam Ramadan, menurut Khiarul Saleh yang pertama adalah pendidikan kesabaran, sabar dalam segalanya. Kedua, puasa mendidik kejujuran, Orang yang sedang berpuasa atas dasar imanan wahtishaban, ia  tidak akan makan dan minum serta melakukan hal-hal yang membatalkan puasa betapapun tidak ada orang yang melihat dan tidak ada orang yang tahu kecuali dirinya dan Allah. Terakhir, puasa mengembangkan kecerdasan emosi, sesuai hakikat puasa adalah menahan diri dan menahan hawa nafsu bukan membunuh hawa nafsu, puasa mendidik manusia agar dapat melakukan pengendalian diri dan pengaturan diri.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Ibadah puasa ini menjadi pendidikan ketahanan fisik yang cukup berat. Bagi sebagian orang ibadah puasa itu sangat berat, terlebih bagi yang punya penyakit pencernaan akut atau kondisi tubuh yang mudah lemah akibat kurang vitamin dan asupan makanan dan minuman. Semua berharap dengan berpuasa Ramadhan, sholat tarawih, dan lain-lain, semua dosa yang dilakukan terlebih dosa-dosa yang telah dilakukan terdahulu akan diampuni oleh Allah SWT. Bulan ramadhan ini, akan membahas makna tarbiyah di bulan ramadhan. Puasa sebagai system ibadah dalam Islam, dalam pelaksaksanaannya memerlukan pemahaman tentang kaifiyat (tata cara) sesuai dengan petunjuk syari’at, baik syarat, rukun, hukum ibadah. Bahkan lebih dari itu, puasa tidak sekedar dilaksanakan, namun harus dirasakan dan dijiwai dengan segenap kemampuan hati dan pikiran. Puasa mengandung makna universal bagi kehidupan, mencakup segala aspek yang dibutuhkan manusia,   mengandung pesan moral untuk merubah perilaku manusia menjadi lebih baik, mengandung filsafat hidup guna mengantarkan manusia memahami makna terdalam dan hakekat hidup. Oleh karena itu puasa harus dipahami secara benar, proporsioanl dan konprehensip, sehingga terhindar dari sekedar puasa syari’at, namun dapat mencapai puasa hakekat.

Makna Tarbiyah Allah sebagai Rabbun, yang mengandung arti Dzat yang Maha Kuasa dalam mencipta, mengatur, memelihara dan mendidik seluruh makhluq-Nya. Sebagai Pendidik, Allah menetapkan system pendidikan melalui berbagai media ibadah yang tidak saja sebagai sarana bertaqarrub kepada Allah, namun juga mengandung system pendidikan seperti ibadah puasa. Adapun beberapa nilai pendidikan yang dikandung dalam ibadah puasa adalah:

Tarbiyah Ilahiyah

Bahwa puasa merupakan system pendidikan Tuhan, untuk membentuk manusia menjadi “Khairul bariyyah” yakni sebaik-baik makhluq, maka orang yang tidak mau mengikuti pendidikan yang di selenggarakan oleh Allah, akan menjadi “Syarrul Bariyyah” yakni sejelek-jelek manusia. Atau dapat dipahami bahwa puasa merupakan latihan untuk mengasah sifat Rububiyah yakni sifat ke-Tuhanan, seperti kasih sayang, pema’af, pemberi, penolong, penyantun, bijaksana, dll.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Tarbiyatul Iradah

Bahwa puasa merupakan pendidikan kehendak, kemauan, keinginan. Manusia memiliki banyak kemauan atau keinginan yang tidak terhingga, sehingga apabila tidak dibimbing dan diarahkan kepada kemauan yang baik, maka keinginan manusia akan cenderung liar dan merugikan kehidupannya, maka melalui ibadah puasa seluruh keinginan tersebut dibina dengan baik melalui puasa ramadhan. Dalam tarbiyatul iradah, tidak saja mengendalikan keinginan yang jelek, namun keinginan naluriyah yang baik sekalipun dalam waktu tertentu harus di kendalikan untuk mentaati segala larangan Allah, seperti makan, minum, berhubungan dengan suami istri.

Tarbiyah Sifatiyah

Bahwa puasa merupakan pendidikan efektif terhadap sifat-sifat manusia, karena dirasakan langsung oleh orang-orang yang berpuasa, sehingga proses pengendalian sifat-sifat yang jelek akan berjalan dengan baik. Menurut Imam Ghazali dalam bukunya bimbingan mencapai tingkatan mukmin mengatakan bahwa manusia memiliki empat macam sifat, yakni:

Sifat Rububiyah, yakni sifat ketuhanan, yang serba baik, seperti kasih sayang, adil dan bijaksana, pema’af, suka menolong dll.

Sifat Syaithaniyah, yakni sifat syetan yang senantiasa menghalang-halangi manusia berbuat baik dan mengajak manusia berbuat maksiyat.

Sifat Bahimiyah, yakni sifat kebinatangan, yang lebih mengedepankan pemenuhan kebutuhan jasmaniyah dan nafsunya.

Sifat Sabu’iyah, yakni sifat sadis, kejam, biadab, cenderung melakukan eksploitasi, pemerasan dan kedzaliman.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES