Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Malam Lailatul Qadar dan Penetapan Takdir Manusia

Kamis, 10 April 2025 - 08:20 | 24.96k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Setiap manusia menjalani hidup dengan penuh ketidakpastian. Ada hal-hal yang bisa diprediksi, tetapi tak jarang hidup membawa kejutan di luar dugaan. Dalam Islam, takdir bukan sekadar sesuatu yang terjadi begitu saja, melainkan bagian dari ketetapan Allah yang penuh makna dan hikmah.

Salah satu malam paling istimewa yang berkaitan dengan takdir adalah Lailatul Qadar, malam yang keutamaannya lebih baik dari seribu bulan. Pada malam ini, Allah menetapkan ketentuan hidup hamba-Nya selama satu tahun ke depan. Lailatul Qadar menjadi malam penuh keberkahan karena turunnya Al Quran serta hadirnya para malaikat yang membawa ketetapan Allah.

Advertisement

Ibadah dan doa di malam ini memiliki nilai luar biasa, menjadi kesempatan bagi setiap Muslim untuk meraih ampunan dan keberkahan.Malam ini dipenuhi dengan keberkahan, ampunan, serta peluang besar bagi setiap Muslim untuk memperoleh pahala yang berlipat ganda. Pada malam ini pula, para malaikat, termasuk Jibril, turun ke bumi dengan membawa rahmat dan ketetapan Allah bagi hamba-hamba-Nya.

Lailatul Qadar disebut juga sebagai malam penetapan takdir karena pada malam ini Allah menetapkan ketentuan bagi setiap makhluk-Nya selama satu tahun ke depan. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an:

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (QS. Ad-Dukhan: 4)

Salah satu bukti bahwa manusia sebagai makhluk harus berikhtiar adalah adanya lailatul qadar. Malam itu adalah sebuah momentum yang Allah berikan kepada manusia terkait urusan takdirnya Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa pada malam Lailatul Qadar, catatan takdir manusia selama satu tahun ditetapkan dan disampaikan kepada para malaikat. Takdir yang dimaksud mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti rezeki, ajal, dan segala peristiwa yang akan terjadi.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Hal ini juga ditegaskan dalam firman Allah:

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." (QS. Al-Qadar: 4)

Para ulama menjelaskan bahwa pada malam ini, Allah memperlihatkan kepada para malaikat segala ketetapan yang akan terjadi dalam satu tahun ke depan. Para malaikat kemudian diperintahkan untuk melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan ketetapan tersebut. Namun, semua ketetapan ini sudah ada dalam ilmu Allah sejak dahulu dan telah tertulis di Lauh Mahfuzh.

Lailatul qadar juga menjadi peta jalan manusia pada tahun selanjutnya. Pada malam tersebut Allah subhanahu wa ta’ala  menakdirkan apa yang Allah kehendaki kepada hambanya, sesuai dengan apa yang diminta kepada-Nya. Meski pada dasarnya manusia dilahirkan lengkap dengan takdir yang telah ditulis pada zaman azali, lailatul qadar menjadi ruang rahasia Allah dengan segala otoritas dan hak prerogratif-Nya.

Allah bisa menjangkau apa pun tanpa batas, baik perihal yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Dengan kata lain, tidak ada satu pun kejadian yang lepas dari radar-Nya. Dalam konteks ini, urusan takdir dengan segala kemungkinan perubahannya merupakan otentik urusan Allah subhanahu wa ta’ala.  

Oleh sebab itu, sebagai manusia dengan segala keterbatasan pengetahuannya perihal takdir yang akan dihadapi, Allah memberikan kebebasan untuk melakukan ikhtiar yang menurutnya lebih baik untuk kehidupan pribadinya. Manusia tidak boleh berdiam diri tanpa usaha, dengan seloroh “takdir sudah nyata adanya”. Karena, ketidaktahuannya terhadap takdir menjadikan ikhtiar

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Imam Fakhruddin ar-Razi memberikan penafsiran terkait ayat di atas. Yaitu: turunnya malaikat ke dunia atas dasar kepentingan masing-masing. Dan bisa disimpulkan dengan dua kepentingan.

Pertama, para malaikat dengan segala kesibukannya dalam beribadah, menyempatkan diri untuk turun ke bumi dengan tujuan yang sama, yaitu melakukan ibadah, seperti sujud, rukuk, doa, menyampaikan ilmu, menyampaikan wahyu, dan menyampaikan salam penghormatan kepada manusia.

Kedua, dan ini yang paling disepakati oleh ulama ahli tafsir, yaitu untuk menentukan takdir manusia pada tahun tersebut. Sebagaimana penjelasan Imam ar-Razi, beliau menyatakan:

   من أجل كل أمر قدر في تلك السنة من خير أو شر، وفيه إشارة إلى أن نزولهم إنما كان عبادة  

Artinya, “(tujuan turunnya malikat) disebabkan suatu hal yang telah ditakdirkan pada tahun tersebut. Berupa kebaikan dan kejelekan. Dan ini memberikan sebuah pengertian, bahwa turunnya para malaikat hanyalah bentuk ibadah.” (Imam Fakhruddin ar-Razi, Tafsir Mafathul Ghoib, juz 32, h. 232)  

Penjelasan Imam ar-Razi di atas memberikan sebuah pemahaman bahwa pada dasarnya turunnya malaikat ke bumi bukan atas dasar keinginan dan kemauan sendiri, namun dengan tujuan ibadah, yaitu mengurus setiap urusan manusia, berupa takdir-takdir yang akan dihadapi pada tahun tersebut. Seperti ajal, rezeki, jodoh, dan lain sebagainya.  

Pada malam itu juga, para malaikat tak henti-hentinya mendoakan kebaikan untuk semua orang Islam, laki-laki dan perempuan. Doa istimewa itu oleh malaikat lakukan tidak lain kecuali agar tahun setelah turunnya lailatul qadar menjadi tahun yang lebih berkah dan manfaat untuk umat Islam. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES