
TIMESINDONESIA, MALANG – Hari Raya Idul Fitri dirayakan pada tanggal 1 Syawal dalam penanggalan Hijriyah, menandai akhir dari bulan suci Ramadan. Tradisi ini dimulai dengan shalat Idul Fitri, diikuti dengan pertemuan bersama keluarga, kerabat, dan teman-teman. Ini adalah waktu untuk bermaaf-maafan, bersyukur atas berkah yang diberikan Allah SWT selama bulan Ramadan, dan menikmati hidangan lezat khas lebaran bersama orang-orang terkasih.
Syawalan tidak hanya merupakan momen kebahagiaan, tetapi juga kesempatan untuk mempererat ikatan keluarga dan komunitas. Setelah perayaan Idul Fitri, tradisi Halal Bihalal menjadi langkah selanjutnya dalam menyambut kedamaian dan keharmonisan.
Advertisement
Halal Bihalal adalah saat di mana umat Muslim untuk saling bermaaf-maafan dan menyebarkan kebaikan. Tradisi ini mengajarkan pentingnya memaafkan kesalahan masa lalu, memperkuat tali persaudaraan, dan membangun masyarakat yang saling toleran dan menghargai satu sama lain.
Pada bulan Syawal biasanya diadakan banyak tradisi untuk merayakan Idul Fitri seperti Syawalan dan halalbihalal. Namun terdapat perbedaan Syawalan dan halal bihalal yang perlu diketahui umat muslim. Bulan Syawal adalah bulan yang penuh berkah dan kegembiraan karena merupakan bulan kemenangan setelah melewati bulan Ramadan dengan berpuasa.
Banyak umat muslim yang merayakannya dengan berbagai cara dan tradisi. Dikutip dari buku Wonomerto, Kisah, Tradisi dan Budaya, Muslih Abdala (2024:76) Syawalan merupakan wujud dari akulturasi budaya Jawa dan ajaran agama Islam. Tradisi Syawalan muncul sebagai upaya kreatif untuk mengakomodasi ajaran Islam dengan budaya lokal.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Hari Raya Idul Fitri merupakan hari suci bagi umat muslim. Hari yang dimaknai sebagai hari kemenangan dan sukacita umat muslim. Setelah sebulan menunaikan rukun islam yang ke-4 yaitu puasa pada bulan Ramadan. Terdapat banyak tradisi atau kebiasaan di Indonesia yang dilakukan saat lebaran. Salah satunya acara halal bihalal di bulan syawal atau bisa disebut juga Trah Syawalan Halal Bihalal dilakukan.
Syawalan adalah acara yang diadakan setiap tahun pada bulan Syawal setelah ramadhan dan saat Idul Fitri dirayakan. Syawalan bukan hanya tentang merayakan akhir dari ibadah puasa, tetapi juga tentang bersyukur atas kesabaran dan ketekunan yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan. Tujuan diadakannya acara Syawalan Halal Bihalal yaitu untuk menjalankan ikrar permohonan maaf terhadap saudara se-trah dan mempererat tali silaturahmi.
Tradisi silaturahmi memiliki nilai-nilai moral yang tinggi. Dalam Islam menjaga hubungan silaturahmi dianggap sebagai salah satu tindakan yang mendatangkan pahala. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi."
Dengan demikian, silaturahmi bukan hanya sekadar tindakan sosial biasa, tetapi juga sebuah ibadah yang dianjurkan dalam agama. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia "Silaturahim iku di diambil seko kata sila yang artinya memberi dan rahim yang artinya kasih sayang jadi silaturahim adalah hubungan memberi kasih sayang kalau bahasa indonesianya silaturahmi maknanya rahim ibu niku tempat nya kasih sayang".
Istilah "halal bihalal" sendiri berasal dari bahasa Arab, dengan "halal" yang berarti yang diperbolehkan atau yang benar, dan "bihalal" yang berasal dari kata "bahla" yang artinya memaafkan. Dalam tradisi ini, anggota keluarga dan kerabat berkumpul untuk saling bermaaf-maafan, menyatukan kembali hubungan yang mungkin terputus.
Melalui Syawalan para ulama berhasil menggabungkan nilai-nilai Islam tentang bermaaf-maafan dalam tradisi Jawa yaitu sungkeman dan bersilaturahmi. Perbedaan Syawalan dan Halal Bihalal adalah Syawalan merupakan tradisi yang biasanya dilakukan seminggu setelah Idulfitri. Sedangkan halalbihalal adalah acara silaturahmi yang merupakan bagian dari Syawalan.
Syawalan biasa disebut ’bakda kupat’ atau Lebaran Ketupat karena pada tradisi ini umat muslim biasanya menyantap ketupat sebagai hidangan utama. Dalam acara Syawalan sering kali diramaikan dengan berbagai kesenian tradisional seperti wayang, tari-raeian atau musik daerah.
Kegiatan tersebut bukan sekadar hiburan tetapi juga untuk menjaga budaya dan identitas lokal. Biasanya Syawalan diadakan dengan melibatkan generasi muda, agar tradisi ini dapat menjadi pendidikan mendalam bagi mereka bahwa warisan budaya bukan sakadar masa lalu, tapi bagian penting dari masa depan. Kesenian tradisional yang ditampilkan dalam Syawalan adalah upaya untuk menunjukkan keunikan dan keindahan budaya lokal yang harus dilestarikan. Dengan adanya Syawalan, masyarakat memiliki ruang untuk menunjukkan kekayaan budaya dan membangun rasa bangga. Sedangkan halalbihalal merupakan salah satu bagian penting dari acara Syawalan.
Halalbihalal adalah tradisi silaturahmi yang dilakukan setelah bulan Ramadan. Dalam halalbihalal maka umat muslim dapat menjalin tali silaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara serta saling memaafkan, yang mana juga merupakan tradisi umat Islam dalam merayakan Idulfitri. Halalbihalal dapat menjaga keharmonisan dan memupuk rasa persaudaraan di antara umat Islam, serta mencerminkan Islam sebagai agama yang penuh dengan toleransi. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |