Kopi TIMES

Eco-Friendly Solutions dalam Bisnis Hijau

Sabtu, 19 April 2025 - 16:01 | 13.52k
Rosyid Nurrohman, S.M., M.AB., Dosen Administrasi Bisnis, Universitas Mulawarman
Rosyid Nurrohman, S.M., M.AB., Dosen Administrasi Bisnis, Universitas Mulawarman
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KALIMANTAN TIMUR – Dalam era modern yang semakin berfokus pada keberlanjutan dan ramah lingkungan, konsep bisnis hijau telah menjadi salah satu pilar utama dalam pengembangan ekonomi. Bisnis hijau atau green business mengedepankan prinsip keberlanjutan, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan. 

Salah satu bentuk inovasi dalam bisnis hijau yang mulai mendapatkan perhatian adalah penggunaan bahan alami sebagai solusi eco-friendly. Salah satunya adalah daun nipah, yang memiliki potensi besar untuk mendukung terciptanya ekonomi hijau di Indonesia.

Advertisement

Sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, dalam pidatonya di Konferensi Nasional Ekonomi Hijau 2024, “Bisnis hijau adalah kunci untuk memajukan perekonomian Indonesia tanpa mengorbankan lingkungan. Kita perlu menciptakan model bisnis yang ramah lingkungan, yang tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.”

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ekonomi hijau di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data BPS mencatat bahwa pada tahun 2023, kontribusi sektor ramah lingkungan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 5,7%, meningkat 1,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa eco-friendly solutions bukan hanya menjadi tren, tetapi juga bagian dari strategi ekonomi yang lebih luas.

Salah satu bahan alami yang mulai digunakan dalam berbagai produk eco-friendly adalah daun nipah. Daun nipah, yang banyak ditemukan di kawasan pesisir Indonesia, memiliki berbagai manfaat, baik dalam industri kreatif, kerajinan tangan, hingga bahan baku produk ramah lingkungan. 

Selain itu, daun nipah juga dikenal memiliki sifat yang dapat terurai secara alami, menjadikannya pilihan tepat dalam upaya mengurangi penggunaan bahan plastik dan bahan sintetis lainnya yang mencemari lingkungan.

Menurut Dr. Arif Wibowo, ahli lingkungan dari Universitas Indonesia, penggunaan daun nipah dalam bisnis hijau bisa menjadi langkah penting dalam mengurangi jejak karbon dan dampak negatif terhadap lingkungan. 

"Daun nipah memiliki potensi luar biasa untuk digunakan dalam berbagai produk ramah lingkungan, seperti tas, kemasan, atau bahkan bahan bangunan. Dengan mengandalkan sumber daya alam yang berkelanjutan, kita dapat menciptakan produk yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi," jelasnya.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan eco-friendly solutions dan bisnis hijau. Pada tahun 2022, Kementerian Perindustrian meluncurkan program Green Industry yang bertujuan untuk mendorong industri dalam negeri bertransformasi menjadi lebih ramah lingkungan.

Program ini memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam proses produksinya, termasuk penggunaan bahan alami seperti daun nipah.

Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga aktif dalam mendukung upaya-upaya keberlanjutan. Mereka menyediakan berbagai pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dalam mengadopsi teknologi hijau dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana, termasuk daun nipah sebagai bahan baku produk ramah lingkungan.

Pemanfaatan daun nipah dalam industri hijau memberikan berbagai manfaat, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi ekonomi lokal. Daun nipah dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat pesisir yang mengandalkan hasil alam sebagai mata pencaharian utama. 

Dengan mengembangkan produk berbasis daun nipah, pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah pesisir dapat meningkatkan daya saing mereka, membuka peluang pasar baru, dan berkontribusi pada ekonomi hijau.

Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa sektor UKM berbasis produk ramah lingkungan, termasuk yang menggunakan bahan alami seperti daun nipah, mengalami pertumbuhan yang stabil. Pada tahun 2023, sektor ini mencatatkan nilai ekspor yang meningkat sebesar 8,3% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun potensi besar dari daun nipah dalam mendukung bisnis hijau sudah terlihat, masih terdapat tantangan dalam pengembangan industri berbasis bahan alami ini. Salah satunya adalah terbatasnya penelitian dan inovasi dalam pengolahan daun nipah menjadi produk bernilai tambah. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta untuk mengembangkan teknologi pengolahan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Ke depan, diharapkan bahwa penggunaan daun nipah dan bahan alami lainnya dapat semakin meluas dalam berbagai sektor industri, seperti kerajinan tangan, kemasan, tekstil, dan lainnya. Dengan dukungan yang tepat, inovasi eco-friendly ini akan mempercepat terciptanya bisnis hijau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Bisnis hijau dengan memanfaatkan bahan alami seperti daun nipah bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan pasar akan produk ramah lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan perubahan yang lebih besar bagi keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. 

Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, kita dapat mewujudkan ekonomi hijau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.

Melalui langkah-langkah kecil, seperti memanfaatkan daun nipah dalam produk bisnis, kita tidak hanya menjaga alam, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inilah esensi dari eco-friendly solutions dalam bisnis hijau—sebuah jalan menuju masa depan yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan. (*)

***

*) Oleh : Rosyid Nurrohman, S.M., M.AB., Dosen Administrasi Bisnis, Universitas Mulawarman.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

 

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES